"As long as you healthy, you will be always rich."
(Goofy/AWD/1443)
Judul yang saya angkat di atas, bukanlah untaian kata yang menemakan pentingnya kesehatan.
Judul yang saya angkat di atas, sejatinya merupakan rangkaian kata yang tujuan tersampainya secara implisit.
Bahwa, bahkan hanya dengan bermodal kesehatan pun, kita bisa kaya.
Lagipula, memangnya kaya itu apa?
Apakah ia adalah sebuah kata yang menggambarkan alasan kita untuk menghabiskan separuh masa hidup kita untuk bekerja? Tidak.
Setiap hari, kita dihadapkan pada pilihan untuk mengutamakan kemampuan yang terhormat atau kekayaan yang cacat.
Cacat kenapa? Karena kita melupakan satu komponen yang merubah "kaya" itu menjadi "kekayaan". Tujuan hidup kita yang paling mendasar adalah bahagia. Dan banyak orang yang menyimpang dari tujuan dasar dalam proses pendakiannya.
Kita ini bekerja bukan untuk cari uang, lho. Kita ini bekerja, atau belajar, untuk memperbaiki kualitas hidup. Cari uang toh, bisa dimana saja. Dengan catatan, caranya pantas.
"Kekayaan" yang sesungguhnya itu adalah sinonim dari kata "kebahagiaan".
Perhatikan ya, berapa banyak orang yang gajinya perbulan bisa membeli mobil merasa kesal hanya karena harus naik kendaraan umum?
Dan berapa banyak anak miskin yang penghasilan perbulan ayahnya hanya sanggup untuk membeli buku merasa bangga karena ayahnya mampu melengkapi kebahagiaanya dengan mainan hasil barang bekas yang ditemukannya?
Proses. Itu yang membuat ulat menjadi kupu-kupu.
Cek, seberapa besar pengaruh faktor harta selama ini yang mampu memanipulasi kebahagiaan anda. Cek, seberapa banyak hal-hal kecil yang mampu menjadikan anda sebahagia anak kecil yang mendapatkan mainan baru.
Kekayaan itu tidak terletak pada harta, namun terletak pada senyum orang-orang yang sanggup kita bahagiakan. Dengan sepenuh hati, dengan segenap tenaga yang tidak akan kita miliki, seandaianya kita tidak memiliki dasar dari terjadinya segala tindakan, yaitu kesehatan.
"As long as you healthy, you will be always rich."
(ADB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar