Minggu, 25 Juli 2010

Titled Words for Today - BECOMING A FUTURE AUTHOR

"Becoming A Future Author"

Sahabatku yang sabar dalam menghadapi peluh kehidupannya,

Saya harap tulisan saya yang muncul ditengah rabu malam ini menghadapi kita semua sebagai pribadi yang tidak menyangsikan potensinya sendiri, dan selalu berupaya. Perlu kita sadari bahwa banyak dari kita yang menjalani hari-harinya dengan penuh kekhawatiran akan kejelasan masa depannya, namun tidak terlihat berusaha keras karena sebagian besar waktunya telah ia gunakan untuk khawatir.

Tulisan saya kali ini mengambil ide pemikiran bahwa tidak sepenuhnya masa depan itu buram, atau tidak terlihat. Sebaliknya, ia dapat begitu jelas tergambar di depan kita layaknya hasil tulisan seorang penulis. Just become a future author.

So kindly enjoy, think, and absorb.

--------------------------

Temanku yang pengertianmu adalah upah dari kerja kerasku,

Masa depan tidak dirancang serumit masa lalu.

Sebab bagi masa depan, sekalipun kelihatannya jauh, ia dekat. Masa depan masih dapat kita perkirakan, kita tentukan sebisa-nya kita, kita bayangkan, kita pelajari, tempat kelahiran kata 'harapan' juga 'asa', dan bahkan dapat kita tolak, serta kita persiapkan ancang-ancangnya layaknya menunggu peluit untuk berlari.

Sedangkan masa lalu, sekalipun kelihatannya dekat, ia jauh. Tidak dapat lagi kita ubah, tidak dapat lagi ditentukan, ajang suburnya kata 'penyesalan', tempat yang tidak dapat kita capai, sangat jelas walau juga abstrak.

Masa depan jauh lebih fleksibel dibandingkan dengan masa lalu.

Kita semua dilahirkan bak secarik kertas kosong.

Bagi seorang penulis, kertas itu bagaikan ladang bagi petani, pabrik bagi pengusaha, dan kanvas bagi pelukis.

Yang nilai dari kertas itu dilihat dari seberkualitas apa kertas tersebut.

Dan keberkualitasan itu dinilai dari isinya;

Yakni perilaku, pola pikir, keputusan, sikap, yang dilakukan maupun tidak - oleh kita.

Sekarang saya ajukan penawaran, ya?

Kau bisa hidup dengan semena-menanya terhadap dirimu. Berfikir hanya untuk kesenangan hari ini, untuk kemudian menjadikan hari ini salah satu dari pundi-pundi hari penyesalan di masa tua nanti. Tetap merasa cemas akan kejelasan masa depan, meyakini bahwa tidak mungkin kita punya kuasa terhadap masa depan, sehingga merancukan pengertian akan pasrah dan tidak mencoba. Menjadikan didalam kertas kosong itu dengan sendirinya tertulis bagaimana kamu menghabiskan masa muda dengan perbuatan-perbuatan yang tidak mengindahkan serta menambah penghormatan terhadapmu.

Atau kau bisa hidup dengan penuh kehati-hatian. Ketika kau akan melakukan yang kau tahu itu adalah penyebab penurunan kualitas hidup, kau segera sadar akan keharusanmu memelihara tulisan baik pada kertas milikmu. Kau rancang sendiri masa depanmu dan berupaya sekuat tenaga didalamnya sebab kau tahu Tuhan akan senantiasa mendukung tujuan baik. Masa depan bagimu senyata jembatan yang menyambungkanmu dengan cita-citamu, pun seketara sinar matahari yang menyinari langkahmu daripadanya.

Kau yang menulis masa depanmu sendiri.

*****

Hei...

Aku dengar ada suara kecil di hati yang penasaran itu berkata,

"Bagaimana bisa kita menuliskan masa depan, sedangkan segalanya telah ditentukan?"

Kawanku yang baik hatinya,

Setiap pribadi memiliki lebih dari satu masa depan.

Satu orang yang sama, dapat merasakan masa depan yang buruk, menyulitkan, serta meletihkan sebagai gelandangan jika di masa sekarangnya dia memutuskan untuk pergi dari rumah dan menggunakan semua uang yang ia miliki untuk obat-obatan terlarang.

Namun orang tersebut juga dapat merasakan masa depan yang indah, elegan, juga berkelas jika ia menggunakan waktu yang ia miliki untuk berupaya, berbakti, belajar, serta memberikan pelayanan yang terbaik pada kliennya.

Semua tergantung keputusannya untuk menuliskan masa depan yang mana.

Sejarah tidak pernah bosannya mencatat kehidupan buruk yang dialami anak saudagar kaya yang pemalas sebagaimana ia juga tak pernah jenuh membukukan kehidupan baik yang dijalani seorang anak jalanan yang bertekad kuat.

Sahabatku yang kuelukan keberhasilannya,

Jangan sia-siakan kewenangan yang Dia berikan padamu untuk menulis masa depanmu sendiri.

Maka jadikanlah hati yang ranum terhadap kerasnya dunia ini belajar,

Untuk nantinya ia dapat mengajarkan bahwa kesetiaan terhadap yang membaikkan itulah yang terbaik.

Yang mengisi 'kertas kehidupan' kita tidak lain adalah diri kita sendiri, sadar maupun tidak.

Bila engkau khawatir akan noda di masa lalu yang telah engkau tumpahkan pada kertas itu,

Yakinlah bahwa Ia niscaya akan dengan senang hati dan mudahnya menghapus noda itu - dengan kesadaranmu.

If you are not sure about your future,

Just simply ensure yourself that,

Everyone are future author for themselves.


(ADB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar