Janganlah engkau mengikuti kuda yang upaya kerasnya hanya dikerahkan selama rasa sakit dari cemeti yang dipukulkan kepadanya belum hilang. Sebab bagi kita, makhluk paling sempurna, cemeti yang pantas hanyalah yang dipukulkan oleh Yang Maha Sempurna.
Maka perhatikanlah itu, karena semakin sering, ia akan menjadi semakin keras. (ADB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar