"The Decision Maker"
Sahabatku yang sedang mengusahakan kegemilangan hidupnya,
Semoga salam dan sapa saya di malam yang menguatkan ini menjumpai kita semua sedang berada dalam kedamaian hati, juga kehangatan ditengah keluarga dan sahabat terkasih.
Gelar 'khalifah' yang disematkan-Nya pada kita diawal denyut kehidupan kita, bukanlah semata-mata hadir tanpa aral. Dalam keseharian, pribadi-pribadi yang disiapkan menjadi pemimpin itu akan ditemani oleh berbagai keharusan. Salah satunya, keharusan untuk memutuskan.
Bahasan TWFT kali ini diangkat dari kesadaran saya bahwa memutuskan itu penting juga harus. Cerminan kehidupan kita dilihat dari tiap keputusan yang kita ambil. All of us were born to become the decision maker. Sang Pembuat Keputusan.
So please kindly enjoy, think, and absorb.
-------------------------
Anak burung yang baru saja menetas,
Akan selamanya menjadi anak burung yang lemah, manja, juga ketergantungan,
Jika saja ia memutuskan untuk tidak memercayai induknya yang memaksanya terbang.
Dan seorang anak manusia yang polos, lucu, pun penurut,
Akan dengan mudahnya berubah menjadi orang dewasa yang pembangkang, seram, dan miskin,
Jika saja ia memutuskan untuk melakukan segala hal buruk yang dilarang - oleh siapapun itu.
Sahabatku yang baik hatinya,
Dari banyak hal dalam dunia ini, ada beberapa yang menuntut kita sebagai penyelesai.
Salah satunya adalah keputusan.
Seorang pemimpin, akan selalu ditemani jalannya dengan berbagai keharusan untuk memilih antara dua atau lebih pilihan.
Bersamaan dengan itu, muncullah pribadi yang pemalas, yang rajin, yang penunda, dan yang bijak.
Percayalah jika kita menolak untuk memutuskan sesuatu, maka kita akan diwajibkan untuk memutuskan yang lain.
Keputusan itu sifatnya optional.
Namun,
Memutuskan adalah keharusan.
*****
Temanku, yang hatinya masih ranum dalam mengambil tindakan penting bagi hidupnya,
Sekarang saya tanya pertanyaan yang sedikit berani ya?
Benarkah segalanya mungkin bagi Tuhan? Apa yang tidak mungkin bagi Tuhan?
Tidak ada?
Fufu.... jawabannya, ada.
"Loh, kok bisa? Kan Tuhan Maha Bisa atas segalanya?"
Ya... Tapi bukankah telah Ia katakan padamu, bahwa
"Tidak akan Aku ubah nasib suatu kaum, kecuali ia yang merubah dirinya sendiri"?
Yang Maha Tidak Terbatas itu telah membatasi diri-Nya sendiri untuk tidak mengubah mereka-mereka yang bahkan terlalu malas untuk berpikir bagi dirinya.
Menjadikan diri sendiri pribadi yang penunda, cerdas, pemalas, berstatus baik, atau layak menjadi pemimpin sebuah perusahaan besar kesemuanya itu adalah berawal dari keputusan. Sebuah keputusan yang dipikir matang dan baik.
Kemudian, dengan segalanya itu sadarlah bila ternyata
Aku berhak memutuskan bagi kehidupan yang sejahtera, yang berbahagia, dan yang cemerlang.
Aku berhak memutuskan menjadi pribadi yang berbahagia.
Aku berhak untuk berbahagia.
*****
Sekarang coba perhatikan kasus ini.
Ada seorang prajurit, yang pada suatu saat oleh atasannya akan diangkat ke tingkatan jabatan yang telah lama diidam-idamkannya ditambah menikahi putrinya yang amat cantik dengan syarat dia harus menemui atasan tersebut pada hari itu juga.
Sedangkan, ibunya yang telah lama berada dirumah sakit divonis dapat meninggal pada hari yang sama.
Bila dia itu Anda, yang mana yang Anda pilih?
Beberapa kawan saya menjawab, "Ya, datangi atasannya saja. Toh, ibunya akan meninggal juga kan? Anggota keluarga yang lain bisa menemani dia, dan kesempatan macam ini mungkin tidak akan hadir dua kali.
Esoknya karena keajaiban, bisa saja ibu itu masih hidup. Dan sekalinyapun tidak, kita masih bisa melayat serta mensalatkan sebagai anak yang baik".
Begitu pulakah Anda?
Lalu bagaimana dengan kemungkinan ini,
Atasan Anda mengetahui perkara itu dan berkata,
'Aku orang yang teramat menghargai orang tua. Bagaimana bisa engkau lebih memilih karir dan wanita dibandingkan ibu yang telah susah payah melahirkan serta menyapihmu? Dan jika engkau bisa tidak peduli terhadap ibumu, bagaimana bisa aku percaya kau akan peduli terhadap anakku?'.
Bila esoknya ibu Anda ternyata masih hidup, apakah ia akan menerima fakta bahwa Anda lebih memilih tahta dan wanita dibanding ibu Anda?
You're what you decide.
Temanku, yang pengertiannya adalah tujuan dari upayaku,
Jika engkau bimbang dalam memilih keputusan yang keduanya kelihatan baik,
Pilihlah yang mengundang senyumnya Tuhan.
Dengannya, sejelek apapun hasil nyatanya, percayalah bahwa itu yang dikehendaki-Nya.
Lalu jika kau bersedih,
Ingatlah,
Kehendak-Nya tidak pernah salah.
Dia-lah Yang Maha Tahu dan Maha Penyayang atasmu.
So, from now on just believe that you have full authority to decide on your own.
Because everebody are leader for themselves. And,
Because everybody will have to and get the same rights to become...
The Decision Maker.
(ADB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar