Bukan hal yang asing ketika kita menghadapi kondisi yang tidak nyaman,
Kemudian orang menyarankan, "bersabarlah".
Sesungguhnya,
Sabar itu bukanlah sekadar menahan amarah - atau emosi apapun yang tidak diinginkan itu.
Melainkan sebuah situasi,
Dimana kita memutuskan untuk mengijinkan Tuhan menjadikan yang menyulut sumbu kita itu,
sesuatu yang lebih baik.
Sebab kita tahu,
Yang akan kita lakukan tidak akan menjadi lebih baik dari yang 'penyulut' itu telah lakukan.
Karenanya, Tuhan akan melihat kita sebagai pribadi yang pantas untuk dihadiahi lebih.
Ingatlah,
Sabar itu buahnya manis. (ADB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar