"I'm Alive"
Semoga salam dan sapa saya di pagi hari yang menyemangati ini menemui kita semua sebagai jiwa-jiwa yang menyadari kualitas baik dalam kehidupan, serta sebagai mereka yang mengakui bahwa selalu ada lebih baik di atas yang baik.
Setelah lama tidak menuliskan WFT berjudul (selanjutnya lebih nyaman disebut TWFT), kali ini saya menyusunkan sebuah TWFT yang sekali lagi menyadur judul dari lagu Celine Dion,
"I'm Alive".
So kindly enjoy, think, and absorb.
-------------------------------------------------------
Sahabatku, yang pandangan matanya sedang tertuju pada sebuah layar di depannya...
Pernahkah engkau berpikir akan belum lengkapnya hidupmu?
Menyadari bahwa sesungguhnya apa yang telah kau lakukan sekarang,
Belum layak disandingkan dengan umur yang telah kau habiskan?
Menyesali tiap detik akan kesalahan masa lalu,
Untuk akhirnya di masa depan menyesali hari ini karena hanya dipakai untuk menyesal?
Cobalah kau perhatikan.
Banyak diantara kita yang baru mau merasa senang setelah memiliki pacar.
Banyak diantara kita yang baru mau menjalani hidup sepenuhnya setelah mendapatkan pekerjaan bergaji besar.
Banyak pula yang baru mau melakoni hari-harinya dengan senyum setelah menduduki jabatan tertinggi dalam suatu organisasi.
Lalu jika semua itu tidak ada yang tercapai, kapan kita akan merasa hidup secara utuh?
Atau, karena kebahagiaan adalah salah satu komponen pelengkap kehidupan, kapan kita merasa bahagia?
Jangan mensyaratkan kehidupan.
Sebab terbukti, mereka yang mensyaratkan kehidupan hanya akan bahagia bila syaratnya terpenuhi.
Dan bila syarat tersebut hilang, mereka tidak akan bahagia lagi.
Sobatku, yang hatinya masih ranum terhadap pengertian...
Perhatikanlah, mereka yang menyia-nyiakan kehidupan dengan tidak mensyukuri apa yang ada sebagai alasan untuk berbahagia, akan di sia-siakan pula di kehidupan yang sesungguhnya.
Kebahagiaan adalah masalah keputusan.
Tetapi, seperti semua keputusan - kebahagiaan sering dikerdilkan oleh tidak cukupnya ketegasan.
Maka tegaslah untuk memutuskan bahwa:
Waktu terbaik untuk berbahagia adalah sekarang.
Tempat terbaik untuk berbahagia adalah di sini.
Dan cara terbaik untuk berbahagia adalah membahagiakan orang lain.
Setiap orang memiliki hak untuk berbahagia.
Dengannya, kita akan merasa bahwa kita benar-benar hidup.
Selalulah berlaku sepenuhnya untuk hari ini, agar Ia senantiasa memberikan sepenuh-Nya untukmu.
Bukankah hidup yang indah itu adalah hidup bahagia dengan penuh kesyukuran dalam beribadah kepada-Nya?
Fufufu...
Kudengar dalam hatimu kau berkata,
"Benar, sekalipun...
Kedengarannya memang muluk ketika dikatakan kita harus beribadah pada-Nya dengan tulus hati dan penuh pengharapan sebagaimana kita saat menanti slip gaji bulanan."
But, that's the way it is.
Toh ibadah bukan cuma berdiri diatas sajadah sebanyak lima kali sehari, kan?
Itu sebabnya, yang membahagiakan orang lain akan lebih pantas untuk dibahagiakan.
Sebagaimana telah santer kita dengar,
Yang memegang kontrol bagi kehidupan kita ialah diri kita sendiri.
Jika bukan kita, maka orang lain akan dengan senang hati mengambil alih.
Dan itu adalah langkah awal bagi 'tidak merdeka'-nya kehidupan.
Orang yang secara tegas memutuskan ingin berbahagia, melihat kehidupan sekecil apapun sebagai suatu bentuk yang besar.
Serta menjadikan orang itu lebih layak untuk dihadiahi lebih,
Dibanding mereka yang bekerja setengah hati di kantor seumur hidupnya.
Maka anjurannya bagi kita adalah,
Yang benar-benar hidup, adalah yang senantiasa bahagia.
Yang benar-benar bahagia, adalah yang kerap bersyukur.
Yang benar-benar bersyukur, adalah yang selalu melihat baiknya.
Yang benar-benar melihat baiknya, adalah yang tidak mengeluh ketika dibebankan cobaan yang berat.
Karena tidak ada satu hal beratpun, yang reward-nya kecil.
Tuhan tidak pernah berkata tidak. Ia hanya berkata belum.
Perluaskanlah pandanganmu,
Perbanyaklah orang yang mengenalmu sebagai pribadi yang baik,
Lalu perhatikan apa yang terjadi.
"I'm Alive".
(ADB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar