Ini adalah tulisan pertama saya yang diterbitkan di koran, tepatnya koran kompas MuDA pada tanggal 13 Agustus 2010. Merupakan suatu kehormatan dapat menulis untuk kompas, sekalipun hanya sekali. Enjoy!
-----------------------------------------
Pubertas versus Ramadhan? Kok kayak bersaing gitu judulnya? Kira-kira ada apa sih, kok pubertas harus dijadiin lawannya Ramadhan? Kalo gitu berarti ada satu yang menang, dong? Biar tau, baca artikel tim Kompas MuDA kali ini, yaaa!
Hai, MuDAers! Setelah sekian lama, akhirnya ketemu sama suasana ini lagi, ya? Suasana saat inbox hp kita full dengan sms ‘mohon maaf lahir batin’, acara salam-salaman, pedagang dadakan dimana-mana, kerabat pulang kampung, dan nuansa religi yang kental di tiap sudut kota bahkan di semua channel tv.
Yap! Kita sekarang udah memasuki bulan Ramadhan. Beberapa waktu lalu kita ngerasain hari pertama di bulan yang suci ini. Kita juga ngerasain lagi padetnya tarawih di malam pertama, dan ramainya penjual minuman ketika dekat saat berbuka. Bener-bener bulan yang pengaruhnya besar – khususnya buat negara kita tercinta yang penduduknya mayoritas beragama Islam.
Tapi kita gak mau bicarain itu dulu sekarang. Sobat MuDAers pasti sering banget dan gak perlu dikasih tau lebih mendalam lagi kalo di bulan yang penuh berkah ini kita harus nahan haus dan lapar, nafsu, amarah, sambil tetep menambah pahala dengan ngelakuin berbagai amal soleh.
“Ya, terus hubungannya sama pubertas, apa?”
Sabar dulu, kita semua juga pasti udah tau kalo sebagai remaja, kita bakal ngelewatin sebuah fase pendewasaan yang disebut pubertas. Di fase itu, sebagian dari kita ada yang baru ngerasa suka ama cewek atau cowok, baru ngerasain enaknya nongkrong bareng temen-temen, baru kenal rokok, dan lain-lain. Gampangnya, saat sang remaja nyari jati diri, deh.
Nah, korelasinya dengan judul diatas, tim Kompas MuDA pengen tau, gimana sih caranya para MuDAers menyiasati atau menyikapi dua hal yang bertentangan itu? Disatu sisi, hormon ngebuat gejolak nafsu jadi lagi pol-polnya, sedangkan disisi lain nafsu itu harus ditahan dan dialirin kearah yang positif. Dari data yang tim kumpulin dari wawancara ke beberapa murid SMA Negeri (bahkan ada yang mahasiswa UGM), ternyata gak semua jawabannya monoton dan mudah ditebak, loh.
Yang Batal
Untuk yang satu ini banyak, nih. Alasannya pun beragam dan mungkin sebagian dari kita udah pernah ngerasain sendiri. “Kalo sahur, susah banget bangunnya” kata mereka. “Duh... parah deh, gua kalo gak ngerokok, seharian mulut bisa asem”. Ada juga, “Kan gue cewek, kalo lagi males, bilang aja lagi dapet” ujarnya sambil terkekeh. Gak sedikit juga yang tergoda imannya untuk tetep nonton film dewasa, walaupun gak semuanya nonton pas siang. Duhduhduuuh…
Alasan solidaritas jadi penghalang utama bagi beberapa orang. Dan mungkin kedengerannya remeh, tapi ternyata ngegosipin orang udah jadi kayak makanan sehari-hari buat beberapa dari kita. Juga cabut pas tarawih dan marah-marah. Gak yang cowok, gak yang cewek. Ini harus kita perhatiin, nih. Kan sayang banget kalo puasa kita harus ilang pahalanya gara-gara itu doang.
Yang Bertahan
Nah untuk yang ini, mayoritas temen kita jawab kalo mereka itu berpegang sama prinsip mereka. ”Gue ya gue, mereka ya mereka” kata salah satunya. “Gue malu sama diri gue sendiri, sama keluarga.”
Dan bukan cuma itu, salah satu faktor terkuat dari ‘kubu’ pubertas, yaitu pacar, kenyataannya malah jadi energi tersendiri. “Gebetan gue selalu dukung gue kalo masalah puasa. Dia bangunin gue pas sahur, ngingetin gue tarawih, banyak deh.” Jelasnya dengan bangga. Wah, berarti gak selamanya pacaran itu konotasinya jelek, kan? Oya, kata mereka, telfonan atau smsan sama pacar bisa jadi alternatif ngabuburit, loh.
Disamping itu, ada juga komunitas remaja mesjid yang isinya anak-anak gaul yang masih tetep megang nilai-nilai keislaman. Mereka ngadain banyak acara keren, kayak sahur atau buka on the road. Lumayan kan, gaul sambil nambah pengalaman beragama?
MuDAers, sebenernya yang pengen kita cari dari judul diatas, bukan pemenang dari salah satunya. Yang kita cari, adalah yang ‘draw’. Yang seri. Dalam artian, gak bisa pubertas yang menang karena yang mentingin hawa nafsu dan gejolak masa muda yang berlebihan pasti bakal keseret ke hal-hal buruk serta gagal dalam ibadah Ramadhannya. Gak bisa juga Ramadhan yang menang, karena pubertas itu alamiah dan merupakan proses wajib yang harus dilewati seorang remaja menuju kedewasaan.
Itu emang gak mudah. Cuma, gak mudah bukan berarti gak bisa, ya? Temen-temen kita itu buktinya. Mereka bisa ngelewatin ini. Dari mereka kita tau ada banyak cara yang bisa kita pake untuk memotivasi diri. Apakah itu kesadaran pribadi, omelan dari pacar, atau sekedar uang THR yang dipotong, semuanya bisa kita contoh.
Ramadhan itu cuma 30 hari setahun, loh. Selama gak ada yang mampu ngejamin kita bisa melek lagi besok, gak ada juga yang mampu jamin kita bisa ketemu bulan yang penuh ampunan dan berkah ini lagi, kan? So, keep your spirit on fire! Ini baru minggu pertama kita puasa. Masih ada berhari-hari yang bisa kita gunain untuk menghimpun pundi-pundi amal ibadah sambil tetep eksis dan gaul hingga tiba hari kemenangan nanti. Be the winner of draw match, pal!
Sabtu, 14 Agustus 2010
Senin, 09 Agustus 2010
PUISI - Peluh Tak Terbalas
Selama waktu berjanji untuk terus berputar...
Setiap pertemuan selalu ditemani bayangan akan perpisahan...
Selama waktu berjanji untuk terus berputar...
Detik yang ada tak akan cukup untuk memuaskan dahaga kebersamaan...
Demi waktu, yang dengannya setiap momen terasa berharga....
Dan demi waktu, yang tanpanya setiap perjumpaan tak akan ada artinya...
Tak pernah terkira bahwa kami akan kehilangan seorang pribadi...
Pribadi yang sudi merenta dalam merajut jalan keemasan kami...
Pribadi yang sudi menua dengan kesusahan yang mulia...
Pribadi yang kukuh dalam menganggunkan akhlak secara utuh...
Serta pribadi yang menorehkan kesahajaan dalam hati yang lapar akan pengertian...
Tak sedikit suka duka yang telah kita lalui...
Yang menjadikannya hiasan apik bagi indahnya hari ini...
Hanya panjatan doa yang dapat kami beri...
Agar engkau selalu sehat dan diridhoi...
Engkau dengan segala usahamu…
Bak peluh yang tak terbalas bagi kami…
Sungguh besar segala dedikasimu…
Sehingga tak mungkin kami membalas kembali…
Guruku, yang tuturnya senantiasa membangun asa dalam jiwaku...
Mungkin...
Benderangnya sinar lampu yang menerpa pipiku siang ini...
Tak cukup terang untuk menyinari hatiku yang mendung karena kau harus pergi...
Mungkin...
Saat kusuarakan tulisan ini dengan lisanku...
Adalah saat-saat terakhir kita bertemu...
Saat-saat terakhir kulihat wajahmu...
Dan saat-saat terakhir ragaku menjadi hangat lantaran senyummu...
Sungguh...
Tangan ini tak rela untuk melepasmu...
Namun...
Tangan ini pun tak kuasa untuk menahanmu...
Maka...
Guruku, yang dengan kelembutannya menghaluskan kekerasan dalam pikiranku...
Ada yang ingin kami sampaikan ditengah keharuan yang tak tertahan...
"Terima kasih guruku...
Sekalipun kau telah pergi...
Namamu akan selalu terpatri di sanubari kami...
Terima kasih guruku...
Tak akan ada yang sepertimu."
Jakarta, 14 Juli 2010
Amadeo D. Basfiansa
Setiap pertemuan selalu ditemani bayangan akan perpisahan...
Selama waktu berjanji untuk terus berputar...
Detik yang ada tak akan cukup untuk memuaskan dahaga kebersamaan...
Demi waktu, yang dengannya setiap momen terasa berharga....
Dan demi waktu, yang tanpanya setiap perjumpaan tak akan ada artinya...
Tak pernah terkira bahwa kami akan kehilangan seorang pribadi...
Pribadi yang sudi merenta dalam merajut jalan keemasan kami...
Pribadi yang sudi menua dengan kesusahan yang mulia...
Pribadi yang kukuh dalam menganggunkan akhlak secara utuh...
Serta pribadi yang menorehkan kesahajaan dalam hati yang lapar akan pengertian...
Tak sedikit suka duka yang telah kita lalui...
Yang menjadikannya hiasan apik bagi indahnya hari ini...
Hanya panjatan doa yang dapat kami beri...
Agar engkau selalu sehat dan diridhoi...
Engkau dengan segala usahamu…
Bak peluh yang tak terbalas bagi kami…
Sungguh besar segala dedikasimu…
Sehingga tak mungkin kami membalas kembali…
Guruku, yang tuturnya senantiasa membangun asa dalam jiwaku...
Mungkin...
Benderangnya sinar lampu yang menerpa pipiku siang ini...
Tak cukup terang untuk menyinari hatiku yang mendung karena kau harus pergi...
Mungkin...
Saat kusuarakan tulisan ini dengan lisanku...
Adalah saat-saat terakhir kita bertemu...
Saat-saat terakhir kulihat wajahmu...
Dan saat-saat terakhir ragaku menjadi hangat lantaran senyummu...
Sungguh...
Tangan ini tak rela untuk melepasmu...
Namun...
Tangan ini pun tak kuasa untuk menahanmu...
Maka...
Guruku, yang dengan kelembutannya menghaluskan kekerasan dalam pikiranku...
Ada yang ingin kami sampaikan ditengah keharuan yang tak tertahan...
"Terima kasih guruku...
Sekalipun kau telah pergi...
Namamu akan selalu terpatri di sanubari kami...
Terima kasih guruku...
Tak akan ada yang sepertimu."
Jakarta, 14 Juli 2010
Amadeo D. Basfiansa
Minggu, 08 Agustus 2010
Album Foto
Minggu dini hari ini aku terbangun dengan kebiasaan yang sama, melek kearah langit-langit dengan kegalauan yang tak berarti didalam hati. Entah ya, rasanya kayak ada semacam perasaan merugi karena aku melakukan atau gak melakukan sesuatu. Perasaanku akhir-akhir ini seakan dihantui oleh kerugian karena gak memanfaatkan waktu secara optimal. Disatu sisi aku nganggep itu baik, karena mendorongku untuk lebih efisien dalam segala hal. Tapi disisi lain, aku mulai frustasi dengan segala atrificial stress ini. Sebab kadang-kadang rasa cemas itu memiliki sebab yang buram, seperti yang kurasakan sejak pertama kali membuka mata hari ini sehingga sulit untuk kuhilangkan.
Seperti ada sebuah penyakit yang menggantung didadaku.
Setelah memaksakan diri untuk bangun, kakiku melangkah gontai menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Dua rakaat yang kujalani sesudahnya, mengantarku kembali untuk duduk didepan sebuah layar kaca yang sengaja gak kunyalain biar memudahkanku untuk berpikir.
Aku mulai bertanya pada bayangan diriku yang terpantul di sebuah layar yang padam.
Kok aku gelisah banget, sih? Kenapa perasaan aneh ini datang padaku? Perbuatan buruk apa yang kulakukan? Atau, kewajiban apa yang harus kutunaikan? Jika itu masalah sekolah, kekhawatiran menghadapi ujian akhir, atau suasana persaingan yang merebak antar teman, biasanya gak se-mengganggu ini. Terus, aku kenapa dong?
Sebuah suara yang familiar memanggilku setelah tiga menit duduk tanpa bahasan yang penting dalam anganku.
“Kiii.. sini bentar deh. Mama mau ngasih unjuk sesuatu!”
“Yaaa… sebentar.”
Aku beranjak malas dari tempat tidurku menuju kebawah. Dari tangga aku bisa liat mama duduk ditemani setumpuk album foto disampingnya. Pasti mau ngasih liat foto dulu. Cuma kali ini ada ekspresi lain yang ditunjukkin mama. Matanya berbinar-binar.
“Liat deh, ini foto waktu kamu masih kecil. Banyak banget. Ada kamu sama sepupumu, adikmu, sama eyang juga ada.”
Aku bisa lihat kalo jumlah fotoku dengan eyang mendominasi album kecil itu. Disusul dengan foto bersama adik, baru sama sepupu. Untuk beberapa saat ketika melihat foto-foto aku kecil itu, aku kebawa suasana sentimentil. Mama gak boong pas bilang kalo aku bisa dikatakan lebih beruntung dimasa kecil dibanding adikku. Yah, gampangnya lebih dapet perhatian dari eyang, deh. Tapi bukan itu topiknya kali ini. Disitu aku terlihat jauh lebih bahagia, lebih lepas, lebih narsis (yang ini gak begitu penting), lebih tanpa beban dibanding aku yang sekarang. Aku yang sekarang cenderung lebih membuat-buat masalah ketika aku seharusnya menikmati hidup. Mungkin dengan nge-push diriku untuk perfect disegala hal, waktu, juga kesempatan, jiwaku telah berteriak memintaku untuk menurunkan standar.
“Ma, dulu aku gemuk ya?” tanyaku ke mama yang dia bales pake senyum doang. Pandanganku balik ke foto-foto tua itu. Disamping fakta bahwa dulu aku terlihat bahagia banget, gak kayak sekarang, juga aku sering maen sama eyang dan adikku, aku nyadarin sesuatu lagi.
They were look so young.
Mama, papa, om, tante, eyang, semuanya keliatan jauh lebih muda dibanding sekarang. Memang sih, itu jelas secara itu foto 15 tahun yang lalu. Tapi, tetep aja… “Wow… muda banget. Penampilannya jauh berbeda pas rambut putih belum menghiasi kepala mereka…” bisikku dalam hati. Kalau melihat eyang kakung yang sekarang harus berjalan menggunakan tongkat kemana-mana, fotonya dulu mengatakan sebaliknya.
Ketika baca komentar-komentar di pinggir foto itu, serasa ada yang matiin saklar yang menghubungkanku ke dunia luar. Aku tenggelam dalam imajinasiku sendiri. Kata-kata sederhana namun menyentuh, telah membujuk air mataku untuk ngalir keluar. Seperti, ‘Duuh… si Kiki ultah yang ke limaa.. Semoga cepet gede ya, sayaang :)’, ‘Wahwah.. adek kok berantem mulu sama kakak, siih? Mainnya yang akur ya, anak-anakkuu...’, ‘Kiii.. mulutnya dibuka, yaaa.. Liat tuh, eyang udah bela-belain nyuapin sambil gendong kamu’.
Gambar-gambar masa lalu itu udah ngebius pikiranku ampe aku gak sadar air yang sama juga membasahi pipi mama semenjak 10 menit yang lalu. Aku menaiki tangga kearah atas dengan perlahan setelah aku memeluk mama dalam keadaan sama-sama menangis. Mungkin bagi orang lain ini berlebihan, tapi dikeluargaku pengabadian momen lewat foto itu jarang. Semakin kesini semakin jarang, berlawanan banget ama gradien kemudahan berfoto ria lewat hape ato media lain.
Aku kemudian duduk disisi tempat tidur, melihat wajah adikku yang tertidur pulas dan gak tau berapa lama sejak terakhir kali aku nyempetin waktu untuk sekedar ngeliat mukanya pas bicara. Aku selalu jutek pas dia minta tolong. Lupa bahwa dulu kami sering main bareng sekalipun dengan jarak umur yang lumayan jauh. Dia masih kecil, tapi kadang-kadang aku tanpa sengaja memaksanya untuk berpikir dewasa dengan menanggapi serius perilakunya dia. Aku sadar tindakanku udah salah.
Kemudian… Sejak aku SMP, aku mulai jauh dari eyang. SMA apalagi. Sekalipun waktuku sering kosong, aku lebih memilih untuk tidur-tiduran atau berselancar didunia maya ketimbang nganterin eyang. Padahal aku dulu mau mau aja diminta nganterin – dengan iming-iming snack dan es loli. Aku lupa kalo dulu dia sering nyuapin aku walaupun aku males makan. Sering ngajak jalan-jalan, bacain cerita sebelum tidur, bahkan gak segan-segan mijitin kalo aku capek abis lari-lari.
Terus… kedua orangtuaku. Sebelum aku menyilahkan diriku untuk berpanjang lebar mengingat untaian dosaku ke mereka, aku langsung nanya ke diri sendiri lagi. ‘Aku udah bales mereka apaan, yah?’ Aku bukan anak yang begitu penurut, ga begitu pinter disekolah, ga punya bakat yang bisa dibanggain, dan bukan anak paling jujur sedunia. Sekalipun aku pinter juga, kayaknya bukan itu yang ngundang senyum mereka. Dan nginget tanggal di salah satu foto tadi, aku udah ‘nyiksa’ mereka selama 21 tahun. Mungkin aku lebih ngebuat mereka tua dibanding karena umur mereka sendiri. Ngerti gak?
Cahaya matahari yang malu-malu ngintip lewat jendela membawaku kedalam suasana hati lain di fajar yang singkat ini. Seiring berjalannya waktu, rumah ini udah jadi tempat tidur doang. Mama papa yang makin sibuk sendiri, jarak kampusku yang jauh dan sering disibukkan oleh berbagai urusan didalamnya membuat hubungan keluarga kami terkadang kerasa lebih kayak rekan kerja dibanding hubungan darah. Aku membawa diriku kedepan sebuah cermin yang dari ukurannya membuatku bisa memperhatikan keseluruhan badanku.
Disitu kutatap dalam-dalam mata dan wajahku.
Apa yang telah kulakukan selama ini? Aku membiarkan diriku hanyut dalam tuntutan jaman demi bisa memperkuat jaringan pertemanan tanpa mengingat jaringan keluarga yang begitu berarti bagiku. Aku terus-terusan mencoba menyukseskan diriku, mementingkan hubungan dengan orang lain, mempermasalahkan hari-hariku, berpikir tentang wanita, ambisius untuk sekedar dapetin nilai yang temporer, tanpa menggubris alam dimana aku berasal.
Kapan terakhir kali aku bener-bener bahagia?
Kapan terakhir kali aku tertawa lepas tanpa beban?
Kapan terakhir kali aku bersenang-senang dengan keluargaku?
Or at least…
Kapan terakhir kali aku menganggap mereka ada?
Aku berdiri kayak patung didepan cermin itu. Fisikku diam, tapi pikiranku melanglang buana. Flashback ke semua memori indah yang bagai mimpi bila kuingat sekarang. Saat-saat bergandengan ketika jalan sama adek, orang tua, dan kemeriahan ketika berkumpul bersama keluarga besar. Aku ingat bahwa hanya kata ‘tidak’ yang mencuat dari bibirku ketika mama ngajak ke arisan keluarga. Aku kangen sama semuanya itu. Apa yang harus kulakukan untuk memulainya lagi?
Mama teriak lagi. Kali ini nadanya cemas. Takut.
“Kiki! Kiki! Eyang uti masuk rumah sakit, nak.. Dia kepeleset di kamar mandi dan pingsan. Mama takut ini bahaya buat dia soalnya dia diabetes, nak! Ikut mama sekarang!”
Aku cuma bengong denger itu. Aku mendongak ke atas sambil senyum. Senyum getir. Senyum yang dibumbuin kekhawatiran karena salah satu orang yang paling sayang aku sedang terancam keselamatannya. Empat detik kemudian aku langsung lari, nyamber pakaian di jemuran, dan ngambil kunci mobil untuk pergi ke rumah sakit sama mama. Aku harap kami ga telat. Semoga eyang gak kenapa-napa. Di perjalanan aku cuma bisa zikir sembari berterima kasih.
Terima kasih Tuhan, aku telah disadarkan pada waktu yang tepat.
Kini aku bisa kembali ke aku yang dulu, yang bahagia.
Kini aku tahu penyebab kegalauan di tiap pagiku.
Kini aku tahu penyakit apa didadaku.
Kini aku bisa kembali berbakti lagi.
Oh.. Keluarga…
(ADB)
Seperti ada sebuah penyakit yang menggantung didadaku.
Setelah memaksakan diri untuk bangun, kakiku melangkah gontai menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Dua rakaat yang kujalani sesudahnya, mengantarku kembali untuk duduk didepan sebuah layar kaca yang sengaja gak kunyalain biar memudahkanku untuk berpikir.
Aku mulai bertanya pada bayangan diriku yang terpantul di sebuah layar yang padam.
Kok aku gelisah banget, sih? Kenapa perasaan aneh ini datang padaku? Perbuatan buruk apa yang kulakukan? Atau, kewajiban apa yang harus kutunaikan? Jika itu masalah sekolah, kekhawatiran menghadapi ujian akhir, atau suasana persaingan yang merebak antar teman, biasanya gak se-mengganggu ini. Terus, aku kenapa dong?
Sebuah suara yang familiar memanggilku setelah tiga menit duduk tanpa bahasan yang penting dalam anganku.
“Kiii.. sini bentar deh. Mama mau ngasih unjuk sesuatu!”
“Yaaa… sebentar.”
Aku beranjak malas dari tempat tidurku menuju kebawah. Dari tangga aku bisa liat mama duduk ditemani setumpuk album foto disampingnya. Pasti mau ngasih liat foto dulu. Cuma kali ini ada ekspresi lain yang ditunjukkin mama. Matanya berbinar-binar.
“Liat deh, ini foto waktu kamu masih kecil. Banyak banget. Ada kamu sama sepupumu, adikmu, sama eyang juga ada.”
Aku bisa lihat kalo jumlah fotoku dengan eyang mendominasi album kecil itu. Disusul dengan foto bersama adik, baru sama sepupu. Untuk beberapa saat ketika melihat foto-foto aku kecil itu, aku kebawa suasana sentimentil. Mama gak boong pas bilang kalo aku bisa dikatakan lebih beruntung dimasa kecil dibanding adikku. Yah, gampangnya lebih dapet perhatian dari eyang, deh. Tapi bukan itu topiknya kali ini. Disitu aku terlihat jauh lebih bahagia, lebih lepas, lebih narsis (yang ini gak begitu penting), lebih tanpa beban dibanding aku yang sekarang. Aku yang sekarang cenderung lebih membuat-buat masalah ketika aku seharusnya menikmati hidup. Mungkin dengan nge-push diriku untuk perfect disegala hal, waktu, juga kesempatan, jiwaku telah berteriak memintaku untuk menurunkan standar.
“Ma, dulu aku gemuk ya?” tanyaku ke mama yang dia bales pake senyum doang. Pandanganku balik ke foto-foto tua itu. Disamping fakta bahwa dulu aku terlihat bahagia banget, gak kayak sekarang, juga aku sering maen sama eyang dan adikku, aku nyadarin sesuatu lagi.
They were look so young.
Mama, papa, om, tante, eyang, semuanya keliatan jauh lebih muda dibanding sekarang. Memang sih, itu jelas secara itu foto 15 tahun yang lalu. Tapi, tetep aja… “Wow… muda banget. Penampilannya jauh berbeda pas rambut putih belum menghiasi kepala mereka…” bisikku dalam hati. Kalau melihat eyang kakung yang sekarang harus berjalan menggunakan tongkat kemana-mana, fotonya dulu mengatakan sebaliknya.
Ketika baca komentar-komentar di pinggir foto itu, serasa ada yang matiin saklar yang menghubungkanku ke dunia luar. Aku tenggelam dalam imajinasiku sendiri. Kata-kata sederhana namun menyentuh, telah membujuk air mataku untuk ngalir keluar. Seperti, ‘Duuh… si Kiki ultah yang ke limaa.. Semoga cepet gede ya, sayaang :)’, ‘Wahwah.. adek kok berantem mulu sama kakak, siih? Mainnya yang akur ya, anak-anakkuu...’, ‘Kiii.. mulutnya dibuka, yaaa.. Liat tuh, eyang udah bela-belain nyuapin sambil gendong kamu’.
Gambar-gambar masa lalu itu udah ngebius pikiranku ampe aku gak sadar air yang sama juga membasahi pipi mama semenjak 10 menit yang lalu. Aku menaiki tangga kearah atas dengan perlahan setelah aku memeluk mama dalam keadaan sama-sama menangis. Mungkin bagi orang lain ini berlebihan, tapi dikeluargaku pengabadian momen lewat foto itu jarang. Semakin kesini semakin jarang, berlawanan banget ama gradien kemudahan berfoto ria lewat hape ato media lain.
Aku kemudian duduk disisi tempat tidur, melihat wajah adikku yang tertidur pulas dan gak tau berapa lama sejak terakhir kali aku nyempetin waktu untuk sekedar ngeliat mukanya pas bicara. Aku selalu jutek pas dia minta tolong. Lupa bahwa dulu kami sering main bareng sekalipun dengan jarak umur yang lumayan jauh. Dia masih kecil, tapi kadang-kadang aku tanpa sengaja memaksanya untuk berpikir dewasa dengan menanggapi serius perilakunya dia. Aku sadar tindakanku udah salah.
Kemudian… Sejak aku SMP, aku mulai jauh dari eyang. SMA apalagi. Sekalipun waktuku sering kosong, aku lebih memilih untuk tidur-tiduran atau berselancar didunia maya ketimbang nganterin eyang. Padahal aku dulu mau mau aja diminta nganterin – dengan iming-iming snack dan es loli. Aku lupa kalo dulu dia sering nyuapin aku walaupun aku males makan. Sering ngajak jalan-jalan, bacain cerita sebelum tidur, bahkan gak segan-segan mijitin kalo aku capek abis lari-lari.
Terus… kedua orangtuaku. Sebelum aku menyilahkan diriku untuk berpanjang lebar mengingat untaian dosaku ke mereka, aku langsung nanya ke diri sendiri lagi. ‘Aku udah bales mereka apaan, yah?’ Aku bukan anak yang begitu penurut, ga begitu pinter disekolah, ga punya bakat yang bisa dibanggain, dan bukan anak paling jujur sedunia. Sekalipun aku pinter juga, kayaknya bukan itu yang ngundang senyum mereka. Dan nginget tanggal di salah satu foto tadi, aku udah ‘nyiksa’ mereka selama 21 tahun. Mungkin aku lebih ngebuat mereka tua dibanding karena umur mereka sendiri. Ngerti gak?
Cahaya matahari yang malu-malu ngintip lewat jendela membawaku kedalam suasana hati lain di fajar yang singkat ini. Seiring berjalannya waktu, rumah ini udah jadi tempat tidur doang. Mama papa yang makin sibuk sendiri, jarak kampusku yang jauh dan sering disibukkan oleh berbagai urusan didalamnya membuat hubungan keluarga kami terkadang kerasa lebih kayak rekan kerja dibanding hubungan darah. Aku membawa diriku kedepan sebuah cermin yang dari ukurannya membuatku bisa memperhatikan keseluruhan badanku.
Disitu kutatap dalam-dalam mata dan wajahku.
Apa yang telah kulakukan selama ini? Aku membiarkan diriku hanyut dalam tuntutan jaman demi bisa memperkuat jaringan pertemanan tanpa mengingat jaringan keluarga yang begitu berarti bagiku. Aku terus-terusan mencoba menyukseskan diriku, mementingkan hubungan dengan orang lain, mempermasalahkan hari-hariku, berpikir tentang wanita, ambisius untuk sekedar dapetin nilai yang temporer, tanpa menggubris alam dimana aku berasal.
Kapan terakhir kali aku bener-bener bahagia?
Kapan terakhir kali aku tertawa lepas tanpa beban?
Kapan terakhir kali aku bersenang-senang dengan keluargaku?
Or at least…
Kapan terakhir kali aku menganggap mereka ada?
Aku berdiri kayak patung didepan cermin itu. Fisikku diam, tapi pikiranku melanglang buana. Flashback ke semua memori indah yang bagai mimpi bila kuingat sekarang. Saat-saat bergandengan ketika jalan sama adek, orang tua, dan kemeriahan ketika berkumpul bersama keluarga besar. Aku ingat bahwa hanya kata ‘tidak’ yang mencuat dari bibirku ketika mama ngajak ke arisan keluarga. Aku kangen sama semuanya itu. Apa yang harus kulakukan untuk memulainya lagi?
Mama teriak lagi. Kali ini nadanya cemas. Takut.
“Kiki! Kiki! Eyang uti masuk rumah sakit, nak.. Dia kepeleset di kamar mandi dan pingsan. Mama takut ini bahaya buat dia soalnya dia diabetes, nak! Ikut mama sekarang!”
Aku cuma bengong denger itu. Aku mendongak ke atas sambil senyum. Senyum getir. Senyum yang dibumbuin kekhawatiran karena salah satu orang yang paling sayang aku sedang terancam keselamatannya. Empat detik kemudian aku langsung lari, nyamber pakaian di jemuran, dan ngambil kunci mobil untuk pergi ke rumah sakit sama mama. Aku harap kami ga telat. Semoga eyang gak kenapa-napa. Di perjalanan aku cuma bisa zikir sembari berterima kasih.
Terima kasih Tuhan, aku telah disadarkan pada waktu yang tepat.
Kini aku bisa kembali ke aku yang dulu, yang bahagia.
Kini aku tahu penyebab kegalauan di tiap pagiku.
Kini aku tahu penyakit apa didadaku.
Kini aku bisa kembali berbakti lagi.
Oh.. Keluarga…
(ADB)
Rabu, 04 Agustus 2010
Words for Today
Kebijaksanaan tanpa ketegasan, sejatinya tidak lain laiknya payung tak beratap. (ADB)
Kamis, 29 Juli 2010
Words for Today
Melakukan itu memang sulit, dan bicara itu memang mudah.
Tapi,
Apakah sebuah persoalan akan usai,
Jika yang mudah saja tidak kita kuasai?
Jika yang mudah saja enggan untuk kita pahami?
Jika yang mudah saja kita anggap perendahan terhadap orang lain?
Melakukan itu memang sulit, dan bicara itu memang mudah.
Namun percayalah,
Yang sulit-sulit itu, menyembunyikan kemudahan yang besarnya sama dibaliknya.
Yang sulit-sulit itu, menghadirkan hadiah yang berharga seusainya.
(ADB)
Tapi,
Apakah sebuah persoalan akan usai,
Jika yang mudah saja tidak kita kuasai?
Jika yang mudah saja enggan untuk kita pahami?
Jika yang mudah saja kita anggap perendahan terhadap orang lain?
Melakukan itu memang sulit, dan bicara itu memang mudah.
Namun percayalah,
Yang sulit-sulit itu, menyembunyikan kemudahan yang besarnya sama dibaliknya.
Yang sulit-sulit itu, menghadirkan hadiah yang berharga seusainya.
(ADB)
Words for Today
Saat kau pikir telah meniatkan yang benar, melakukan yang benar, serta mengupayakan dengan cara yang benar,
Lalu Tuhan menaruhmu pada situasi yang membuatmu berpikir dunia ini tidak adil,
Berbahagialah.
Sesungguhnya, itulah yang disebut peningkatan kualitas.
Dan bersama terselesaikannya peningkatan sebuah kualitas,
Akan hadir kebahagiaan atas pengertian. (ADB)
Lalu Tuhan menaruhmu pada situasi yang membuatmu berpikir dunia ini tidak adil,
Berbahagialah.
Sesungguhnya, itulah yang disebut peningkatan kualitas.
Dan bersama terselesaikannya peningkatan sebuah kualitas,
Akan hadir kebahagiaan atas pengertian. (ADB)
Minggu, 25 Juli 2010
Titled Words for Today - THE DECISION MAKER
"The Decision Maker"
Sahabatku yang sedang mengusahakan kegemilangan hidupnya,
Semoga salam dan sapa saya di malam yang menguatkan ini menjumpai kita semua sedang berada dalam kedamaian hati, juga kehangatan ditengah keluarga dan sahabat terkasih.
Gelar 'khalifah' yang disematkan-Nya pada kita diawal denyut kehidupan kita, bukanlah semata-mata hadir tanpa aral. Dalam keseharian, pribadi-pribadi yang disiapkan menjadi pemimpin itu akan ditemani oleh berbagai keharusan. Salah satunya, keharusan untuk memutuskan.
Bahasan TWFT kali ini diangkat dari kesadaran saya bahwa memutuskan itu penting juga harus. Cerminan kehidupan kita dilihat dari tiap keputusan yang kita ambil. All of us were born to become the decision maker. Sang Pembuat Keputusan.
So please kindly enjoy, think, and absorb.
-------------------------
Anak burung yang baru saja menetas,
Akan selamanya menjadi anak burung yang lemah, manja, juga ketergantungan,
Jika saja ia memutuskan untuk tidak memercayai induknya yang memaksanya terbang.
Dan seorang anak manusia yang polos, lucu, pun penurut,
Akan dengan mudahnya berubah menjadi orang dewasa yang pembangkang, seram, dan miskin,
Jika saja ia memutuskan untuk melakukan segala hal buruk yang dilarang - oleh siapapun itu.
Sahabatku yang baik hatinya,
Dari banyak hal dalam dunia ini, ada beberapa yang menuntut kita sebagai penyelesai.
Salah satunya adalah keputusan.
Seorang pemimpin, akan selalu ditemani jalannya dengan berbagai keharusan untuk memilih antara dua atau lebih pilihan.
Bersamaan dengan itu, muncullah pribadi yang pemalas, yang rajin, yang penunda, dan yang bijak.
Percayalah jika kita menolak untuk memutuskan sesuatu, maka kita akan diwajibkan untuk memutuskan yang lain.
Keputusan itu sifatnya optional.
Namun,
Memutuskan adalah keharusan.
*****
Temanku, yang hatinya masih ranum dalam mengambil tindakan penting bagi hidupnya,
Sekarang saya tanya pertanyaan yang sedikit berani ya?
Benarkah segalanya mungkin bagi Tuhan? Apa yang tidak mungkin bagi Tuhan?
Tidak ada?
Fufu.... jawabannya, ada.
"Loh, kok bisa? Kan Tuhan Maha Bisa atas segalanya?"
Ya... Tapi bukankah telah Ia katakan padamu, bahwa
"Tidak akan Aku ubah nasib suatu kaum, kecuali ia yang merubah dirinya sendiri"?
Yang Maha Tidak Terbatas itu telah membatasi diri-Nya sendiri untuk tidak mengubah mereka-mereka yang bahkan terlalu malas untuk berpikir bagi dirinya.
Menjadikan diri sendiri pribadi yang penunda, cerdas, pemalas, berstatus baik, atau layak menjadi pemimpin sebuah perusahaan besar kesemuanya itu adalah berawal dari keputusan. Sebuah keputusan yang dipikir matang dan baik.
Kemudian, dengan segalanya itu sadarlah bila ternyata
Aku berhak memutuskan bagi kehidupan yang sejahtera, yang berbahagia, dan yang cemerlang.
Aku berhak memutuskan menjadi pribadi yang berbahagia.
Aku berhak untuk berbahagia.
*****
Sekarang coba perhatikan kasus ini.
Ada seorang prajurit, yang pada suatu saat oleh atasannya akan diangkat ke tingkatan jabatan yang telah lama diidam-idamkannya ditambah menikahi putrinya yang amat cantik dengan syarat dia harus menemui atasan tersebut pada hari itu juga.
Sedangkan, ibunya yang telah lama berada dirumah sakit divonis dapat meninggal pada hari yang sama.
Bila dia itu Anda, yang mana yang Anda pilih?
Beberapa kawan saya menjawab, "Ya, datangi atasannya saja. Toh, ibunya akan meninggal juga kan? Anggota keluarga yang lain bisa menemani dia, dan kesempatan macam ini mungkin tidak akan hadir dua kali.
Esoknya karena keajaiban, bisa saja ibu itu masih hidup. Dan sekalinyapun tidak, kita masih bisa melayat serta mensalatkan sebagai anak yang baik".
Begitu pulakah Anda?
Lalu bagaimana dengan kemungkinan ini,
Atasan Anda mengetahui perkara itu dan berkata,
'Aku orang yang teramat menghargai orang tua. Bagaimana bisa engkau lebih memilih karir dan wanita dibandingkan ibu yang telah susah payah melahirkan serta menyapihmu? Dan jika engkau bisa tidak peduli terhadap ibumu, bagaimana bisa aku percaya kau akan peduli terhadap anakku?'.
Bila esoknya ibu Anda ternyata masih hidup, apakah ia akan menerima fakta bahwa Anda lebih memilih tahta dan wanita dibanding ibu Anda?
You're what you decide.
Temanku, yang pengertiannya adalah tujuan dari upayaku,
Jika engkau bimbang dalam memilih keputusan yang keduanya kelihatan baik,
Pilihlah yang mengundang senyumnya Tuhan.
Dengannya, sejelek apapun hasil nyatanya, percayalah bahwa itu yang dikehendaki-Nya.
Lalu jika kau bersedih,
Ingatlah,
Kehendak-Nya tidak pernah salah.
Dia-lah Yang Maha Tahu dan Maha Penyayang atasmu.
So, from now on just believe that you have full authority to decide on your own.
Because everebody are leader for themselves. And,
Because everybody will have to and get the same rights to become...
The Decision Maker.
(ADB)
Sahabatku yang sedang mengusahakan kegemilangan hidupnya,
Semoga salam dan sapa saya di malam yang menguatkan ini menjumpai kita semua sedang berada dalam kedamaian hati, juga kehangatan ditengah keluarga dan sahabat terkasih.
Gelar 'khalifah' yang disematkan-Nya pada kita diawal denyut kehidupan kita, bukanlah semata-mata hadir tanpa aral. Dalam keseharian, pribadi-pribadi yang disiapkan menjadi pemimpin itu akan ditemani oleh berbagai keharusan. Salah satunya, keharusan untuk memutuskan.
Bahasan TWFT kali ini diangkat dari kesadaran saya bahwa memutuskan itu penting juga harus. Cerminan kehidupan kita dilihat dari tiap keputusan yang kita ambil. All of us were born to become the decision maker. Sang Pembuat Keputusan.
So please kindly enjoy, think, and absorb.
-------------------------
Anak burung yang baru saja menetas,
Akan selamanya menjadi anak burung yang lemah, manja, juga ketergantungan,
Jika saja ia memutuskan untuk tidak memercayai induknya yang memaksanya terbang.
Dan seorang anak manusia yang polos, lucu, pun penurut,
Akan dengan mudahnya berubah menjadi orang dewasa yang pembangkang, seram, dan miskin,
Jika saja ia memutuskan untuk melakukan segala hal buruk yang dilarang - oleh siapapun itu.
Sahabatku yang baik hatinya,
Dari banyak hal dalam dunia ini, ada beberapa yang menuntut kita sebagai penyelesai.
Salah satunya adalah keputusan.
Seorang pemimpin, akan selalu ditemani jalannya dengan berbagai keharusan untuk memilih antara dua atau lebih pilihan.
Bersamaan dengan itu, muncullah pribadi yang pemalas, yang rajin, yang penunda, dan yang bijak.
Percayalah jika kita menolak untuk memutuskan sesuatu, maka kita akan diwajibkan untuk memutuskan yang lain.
Keputusan itu sifatnya optional.
Namun,
Memutuskan adalah keharusan.
*****
Temanku, yang hatinya masih ranum dalam mengambil tindakan penting bagi hidupnya,
Sekarang saya tanya pertanyaan yang sedikit berani ya?
Benarkah segalanya mungkin bagi Tuhan? Apa yang tidak mungkin bagi Tuhan?
Tidak ada?
Fufu.... jawabannya, ada.
"Loh, kok bisa? Kan Tuhan Maha Bisa atas segalanya?"
Ya... Tapi bukankah telah Ia katakan padamu, bahwa
"Tidak akan Aku ubah nasib suatu kaum, kecuali ia yang merubah dirinya sendiri"?
Yang Maha Tidak Terbatas itu telah membatasi diri-Nya sendiri untuk tidak mengubah mereka-mereka yang bahkan terlalu malas untuk berpikir bagi dirinya.
Menjadikan diri sendiri pribadi yang penunda, cerdas, pemalas, berstatus baik, atau layak menjadi pemimpin sebuah perusahaan besar kesemuanya itu adalah berawal dari keputusan. Sebuah keputusan yang dipikir matang dan baik.
Kemudian, dengan segalanya itu sadarlah bila ternyata
Aku berhak memutuskan bagi kehidupan yang sejahtera, yang berbahagia, dan yang cemerlang.
Aku berhak memutuskan menjadi pribadi yang berbahagia.
Aku berhak untuk berbahagia.
*****
Sekarang coba perhatikan kasus ini.
Ada seorang prajurit, yang pada suatu saat oleh atasannya akan diangkat ke tingkatan jabatan yang telah lama diidam-idamkannya ditambah menikahi putrinya yang amat cantik dengan syarat dia harus menemui atasan tersebut pada hari itu juga.
Sedangkan, ibunya yang telah lama berada dirumah sakit divonis dapat meninggal pada hari yang sama.
Bila dia itu Anda, yang mana yang Anda pilih?
Beberapa kawan saya menjawab, "Ya, datangi atasannya saja. Toh, ibunya akan meninggal juga kan? Anggota keluarga yang lain bisa menemani dia, dan kesempatan macam ini mungkin tidak akan hadir dua kali.
Esoknya karena keajaiban, bisa saja ibu itu masih hidup. Dan sekalinyapun tidak, kita masih bisa melayat serta mensalatkan sebagai anak yang baik".
Begitu pulakah Anda?
Lalu bagaimana dengan kemungkinan ini,
Atasan Anda mengetahui perkara itu dan berkata,
'Aku orang yang teramat menghargai orang tua. Bagaimana bisa engkau lebih memilih karir dan wanita dibandingkan ibu yang telah susah payah melahirkan serta menyapihmu? Dan jika engkau bisa tidak peduli terhadap ibumu, bagaimana bisa aku percaya kau akan peduli terhadap anakku?'.
Bila esoknya ibu Anda ternyata masih hidup, apakah ia akan menerima fakta bahwa Anda lebih memilih tahta dan wanita dibanding ibu Anda?
You're what you decide.
Temanku, yang pengertiannya adalah tujuan dari upayaku,
Jika engkau bimbang dalam memilih keputusan yang keduanya kelihatan baik,
Pilihlah yang mengundang senyumnya Tuhan.
Dengannya, sejelek apapun hasil nyatanya, percayalah bahwa itu yang dikehendaki-Nya.
Lalu jika kau bersedih,
Ingatlah,
Kehendak-Nya tidak pernah salah.
Dia-lah Yang Maha Tahu dan Maha Penyayang atasmu.
So, from now on just believe that you have full authority to decide on your own.
Because everebody are leader for themselves. And,
Because everybody will have to and get the same rights to become...
The Decision Maker.
(ADB)
Titled Words for Today - BECOMING A FUTURE AUTHOR
"Becoming A Future Author"
Sahabatku yang sabar dalam menghadapi peluh kehidupannya,
Saya harap tulisan saya yang muncul ditengah rabu malam ini menghadapi kita semua sebagai pribadi yang tidak menyangsikan potensinya sendiri, dan selalu berupaya. Perlu kita sadari bahwa banyak dari kita yang menjalani hari-harinya dengan penuh kekhawatiran akan kejelasan masa depannya, namun tidak terlihat berusaha keras karena sebagian besar waktunya telah ia gunakan untuk khawatir.
Tulisan saya kali ini mengambil ide pemikiran bahwa tidak sepenuhnya masa depan itu buram, atau tidak terlihat. Sebaliknya, ia dapat begitu jelas tergambar di depan kita layaknya hasil tulisan seorang penulis. Just become a future author.
So kindly enjoy, think, and absorb.
--------------------------
Temanku yang pengertianmu adalah upah dari kerja kerasku,
Masa depan tidak dirancang serumit masa lalu.
Sebab bagi masa depan, sekalipun kelihatannya jauh, ia dekat. Masa depan masih dapat kita perkirakan, kita tentukan sebisa-nya kita, kita bayangkan, kita pelajari, tempat kelahiran kata 'harapan' juga 'asa', dan bahkan dapat kita tolak, serta kita persiapkan ancang-ancangnya layaknya menunggu peluit untuk berlari.
Sedangkan masa lalu, sekalipun kelihatannya dekat, ia jauh. Tidak dapat lagi kita ubah, tidak dapat lagi ditentukan, ajang suburnya kata 'penyesalan', tempat yang tidak dapat kita capai, sangat jelas walau juga abstrak.
Masa depan jauh lebih fleksibel dibandingkan dengan masa lalu.
Kita semua dilahirkan bak secarik kertas kosong.
Bagi seorang penulis, kertas itu bagaikan ladang bagi petani, pabrik bagi pengusaha, dan kanvas bagi pelukis.
Yang nilai dari kertas itu dilihat dari seberkualitas apa kertas tersebut.
Dan keberkualitasan itu dinilai dari isinya;
Yakni perilaku, pola pikir, keputusan, sikap, yang dilakukan maupun tidak - oleh kita.
Sekarang saya ajukan penawaran, ya?
Kau bisa hidup dengan semena-menanya terhadap dirimu. Berfikir hanya untuk kesenangan hari ini, untuk kemudian menjadikan hari ini salah satu dari pundi-pundi hari penyesalan di masa tua nanti. Tetap merasa cemas akan kejelasan masa depan, meyakini bahwa tidak mungkin kita punya kuasa terhadap masa depan, sehingga merancukan pengertian akan pasrah dan tidak mencoba. Menjadikan didalam kertas kosong itu dengan sendirinya tertulis bagaimana kamu menghabiskan masa muda dengan perbuatan-perbuatan yang tidak mengindahkan serta menambah penghormatan terhadapmu.
Atau kau bisa hidup dengan penuh kehati-hatian. Ketika kau akan melakukan yang kau tahu itu adalah penyebab penurunan kualitas hidup, kau segera sadar akan keharusanmu memelihara tulisan baik pada kertas milikmu. Kau rancang sendiri masa depanmu dan berupaya sekuat tenaga didalamnya sebab kau tahu Tuhan akan senantiasa mendukung tujuan baik. Masa depan bagimu senyata jembatan yang menyambungkanmu dengan cita-citamu, pun seketara sinar matahari yang menyinari langkahmu daripadanya.
Kau yang menulis masa depanmu sendiri.
*****
Hei...
Aku dengar ada suara kecil di hati yang penasaran itu berkata,
"Bagaimana bisa kita menuliskan masa depan, sedangkan segalanya telah ditentukan?"
Kawanku yang baik hatinya,
Setiap pribadi memiliki lebih dari satu masa depan.
Satu orang yang sama, dapat merasakan masa depan yang buruk, menyulitkan, serta meletihkan sebagai gelandangan jika di masa sekarangnya dia memutuskan untuk pergi dari rumah dan menggunakan semua uang yang ia miliki untuk obat-obatan terlarang.
Namun orang tersebut juga dapat merasakan masa depan yang indah, elegan, juga berkelas jika ia menggunakan waktu yang ia miliki untuk berupaya, berbakti, belajar, serta memberikan pelayanan yang terbaik pada kliennya.
Semua tergantung keputusannya untuk menuliskan masa depan yang mana.
Sejarah tidak pernah bosannya mencatat kehidupan buruk yang dialami anak saudagar kaya yang pemalas sebagaimana ia juga tak pernah jenuh membukukan kehidupan baik yang dijalani seorang anak jalanan yang bertekad kuat.
Sahabatku yang kuelukan keberhasilannya,
Jangan sia-siakan kewenangan yang Dia berikan padamu untuk menulis masa depanmu sendiri.
Maka jadikanlah hati yang ranum terhadap kerasnya dunia ini belajar,
Untuk nantinya ia dapat mengajarkan bahwa kesetiaan terhadap yang membaikkan itulah yang terbaik.
Yang mengisi 'kertas kehidupan' kita tidak lain adalah diri kita sendiri, sadar maupun tidak.
Bila engkau khawatir akan noda di masa lalu yang telah engkau tumpahkan pada kertas itu,
Yakinlah bahwa Ia niscaya akan dengan senang hati dan mudahnya menghapus noda itu - dengan kesadaranmu.
If you are not sure about your future,
Just simply ensure yourself that,
Everyone are future author for themselves.
(ADB)
Sahabatku yang sabar dalam menghadapi peluh kehidupannya,
Saya harap tulisan saya yang muncul ditengah rabu malam ini menghadapi kita semua sebagai pribadi yang tidak menyangsikan potensinya sendiri, dan selalu berupaya. Perlu kita sadari bahwa banyak dari kita yang menjalani hari-harinya dengan penuh kekhawatiran akan kejelasan masa depannya, namun tidak terlihat berusaha keras karena sebagian besar waktunya telah ia gunakan untuk khawatir.
Tulisan saya kali ini mengambil ide pemikiran bahwa tidak sepenuhnya masa depan itu buram, atau tidak terlihat. Sebaliknya, ia dapat begitu jelas tergambar di depan kita layaknya hasil tulisan seorang penulis. Just become a future author.
So kindly enjoy, think, and absorb.
--------------------------
Temanku yang pengertianmu adalah upah dari kerja kerasku,
Masa depan tidak dirancang serumit masa lalu.
Sebab bagi masa depan, sekalipun kelihatannya jauh, ia dekat. Masa depan masih dapat kita perkirakan, kita tentukan sebisa-nya kita, kita bayangkan, kita pelajari, tempat kelahiran kata 'harapan' juga 'asa', dan bahkan dapat kita tolak, serta kita persiapkan ancang-ancangnya layaknya menunggu peluit untuk berlari.
Sedangkan masa lalu, sekalipun kelihatannya dekat, ia jauh. Tidak dapat lagi kita ubah, tidak dapat lagi ditentukan, ajang suburnya kata 'penyesalan', tempat yang tidak dapat kita capai, sangat jelas walau juga abstrak.
Masa depan jauh lebih fleksibel dibandingkan dengan masa lalu.
Kita semua dilahirkan bak secarik kertas kosong.
Bagi seorang penulis, kertas itu bagaikan ladang bagi petani, pabrik bagi pengusaha, dan kanvas bagi pelukis.
Yang nilai dari kertas itu dilihat dari seberkualitas apa kertas tersebut.
Dan keberkualitasan itu dinilai dari isinya;
Yakni perilaku, pola pikir, keputusan, sikap, yang dilakukan maupun tidak - oleh kita.
Sekarang saya ajukan penawaran, ya?
Kau bisa hidup dengan semena-menanya terhadap dirimu. Berfikir hanya untuk kesenangan hari ini, untuk kemudian menjadikan hari ini salah satu dari pundi-pundi hari penyesalan di masa tua nanti. Tetap merasa cemas akan kejelasan masa depan, meyakini bahwa tidak mungkin kita punya kuasa terhadap masa depan, sehingga merancukan pengertian akan pasrah dan tidak mencoba. Menjadikan didalam kertas kosong itu dengan sendirinya tertulis bagaimana kamu menghabiskan masa muda dengan perbuatan-perbuatan yang tidak mengindahkan serta menambah penghormatan terhadapmu.
Atau kau bisa hidup dengan penuh kehati-hatian. Ketika kau akan melakukan yang kau tahu itu adalah penyebab penurunan kualitas hidup, kau segera sadar akan keharusanmu memelihara tulisan baik pada kertas milikmu. Kau rancang sendiri masa depanmu dan berupaya sekuat tenaga didalamnya sebab kau tahu Tuhan akan senantiasa mendukung tujuan baik. Masa depan bagimu senyata jembatan yang menyambungkanmu dengan cita-citamu, pun seketara sinar matahari yang menyinari langkahmu daripadanya.
Kau yang menulis masa depanmu sendiri.
*****
Hei...
Aku dengar ada suara kecil di hati yang penasaran itu berkata,
"Bagaimana bisa kita menuliskan masa depan, sedangkan segalanya telah ditentukan?"
Kawanku yang baik hatinya,
Setiap pribadi memiliki lebih dari satu masa depan.
Satu orang yang sama, dapat merasakan masa depan yang buruk, menyulitkan, serta meletihkan sebagai gelandangan jika di masa sekarangnya dia memutuskan untuk pergi dari rumah dan menggunakan semua uang yang ia miliki untuk obat-obatan terlarang.
Namun orang tersebut juga dapat merasakan masa depan yang indah, elegan, juga berkelas jika ia menggunakan waktu yang ia miliki untuk berupaya, berbakti, belajar, serta memberikan pelayanan yang terbaik pada kliennya.
Semua tergantung keputusannya untuk menuliskan masa depan yang mana.
Sejarah tidak pernah bosannya mencatat kehidupan buruk yang dialami anak saudagar kaya yang pemalas sebagaimana ia juga tak pernah jenuh membukukan kehidupan baik yang dijalani seorang anak jalanan yang bertekad kuat.
Sahabatku yang kuelukan keberhasilannya,
Jangan sia-siakan kewenangan yang Dia berikan padamu untuk menulis masa depanmu sendiri.
Maka jadikanlah hati yang ranum terhadap kerasnya dunia ini belajar,
Untuk nantinya ia dapat mengajarkan bahwa kesetiaan terhadap yang membaikkan itulah yang terbaik.
Yang mengisi 'kertas kehidupan' kita tidak lain adalah diri kita sendiri, sadar maupun tidak.
Bila engkau khawatir akan noda di masa lalu yang telah engkau tumpahkan pada kertas itu,
Yakinlah bahwa Ia niscaya akan dengan senang hati dan mudahnya menghapus noda itu - dengan kesadaranmu.
If you are not sure about your future,
Just simply ensure yourself that,
Everyone are future author for themselves.
(ADB)
Words for Today
Segala sesuatu dalam hidup ini memerlukan momen.
Yakni saat dimana kehadirannya tepat, dan berdaya guna maksimal.
Sayangnya, banyak yang tidak menyadari bahwa komposisi hidup ini laksana rempah-rempah mewah;
Yang ia baru akan terasa kemewahannya ketika ia digunakan pada racikan yang tepat serta bersamaan dengan bumbu-bumbu tertentu saja.
Sabarlah, dan jangan terburu-buru menyegerakan.
Sebab,
Bagi hal-hal agung didunia ini,
Segalanya akan indah pada waktunya. (ADB)
Yakni saat dimana kehadirannya tepat, dan berdaya guna maksimal.
Sayangnya, banyak yang tidak menyadari bahwa komposisi hidup ini laksana rempah-rempah mewah;
Yang ia baru akan terasa kemewahannya ketika ia digunakan pada racikan yang tepat serta bersamaan dengan bumbu-bumbu tertentu saja.
Sabarlah, dan jangan terburu-buru menyegerakan.
Sebab,
Bagi hal-hal agung didunia ini,
Segalanya akan indah pada waktunya. (ADB)
Words for Today
Sesuatu itu dikatakan menguntungkan bila pelayanan yang diberikan olehnya melebihi kerugian yang dapat dimunculkannya.
Sebagaimana,
Sesuatu itu dikatakan merugikan bila kemampuannya untuk melayani tidak sebesar dampak buruknya.
Maka sesungguhnya,
Nilai dari sesuatu - baik itu benda, orang, atau sebuah hubungan - bergantung dari cara kita menjadikannya sesuatu yang menghebatkan kita, alih-alih menjelekkan.
Tidak selamanya yang dinilai kurang baik, benar-benar kurang baik.
Tidak selamanya anggapan banyak orang, mengalahkan pembuktian kuat oleh seorang.
Karenanya,
Jadikanlah semua yang kau lakukan, kau dapat itu bertujuan dan bernilai baik.
Sebab,
Hanya yang bertujuan dan bernilai baik itulah yang dijanjikan balasan baik pula oleh-Nya.
(ADB)
Sebagaimana,
Sesuatu itu dikatakan merugikan bila kemampuannya untuk melayani tidak sebesar dampak buruknya.
Maka sesungguhnya,
Nilai dari sesuatu - baik itu benda, orang, atau sebuah hubungan - bergantung dari cara kita menjadikannya sesuatu yang menghebatkan kita, alih-alih menjelekkan.
Tidak selamanya yang dinilai kurang baik, benar-benar kurang baik.
Tidak selamanya anggapan banyak orang, mengalahkan pembuktian kuat oleh seorang.
Karenanya,
Jadikanlah semua yang kau lakukan, kau dapat itu bertujuan dan bernilai baik.
Sebab,
Hanya yang bertujuan dan bernilai baik itulah yang dijanjikan balasan baik pula oleh-Nya.
(ADB)
Words for Today
Jika kau takut akan hari perhitungan, ketahuilah.
Sesungguhnya setiap hari adalah hari perhitungan.
Apa yang kita dapat dan rasakan sekarang, sejatinya adalah hasil dari perhitungan terhadap yang telah kita lakukan dulu.
Maka jalanilah hidup ini dengan anggun dan bijak.
Dan janganlah kau dahulukan ego dan nafsu dalam mengambil keputusan.
Sebab hasilnya tidak akan pernah baik.
Maka berhati-hatilah serta bersikap bijaksanalah.
Sebab ingat,
Some of those decision you should take,
Are once-in-a-lifetime decision. (ADB)
Sesungguhnya setiap hari adalah hari perhitungan.
Apa yang kita dapat dan rasakan sekarang, sejatinya adalah hasil dari perhitungan terhadap yang telah kita lakukan dulu.
Maka jalanilah hidup ini dengan anggun dan bijak.
Dan janganlah kau dahulukan ego dan nafsu dalam mengambil keputusan.
Sebab hasilnya tidak akan pernah baik.
Maka berhati-hatilah serta bersikap bijaksanalah.
Sebab ingat,
Some of those decision you should take,
Are once-in-a-lifetime decision. (ADB)
Words for Today
Sesungguhnya keputusan itu tidak lain hanyalah menjatuhkan pilihan atas sesuatu.
Yang menjadikan seorang pribadi itu hebat,
Ialah apabila keputusannya berpengaruh besar bagi kondisi, keadaan, kepentingan orang banyak.
Sesungguhnya lagi, tiap-tiap dari kita berwenang atas tanggung jawab pengambilan keputusan yang besar.
Sayangnya, Tuhan tidak akan asal dalam memilih pribadi pengambil keputusan.
Maka, sering-seringlah berlatih memutuskan. Dan yakinkan itu benar.
Namun jika engkau merasa bingung, putuskanlah satu hal ini, yang sudah pasti tepat.
Jadilah pribadi yang baik. (ADB)
Yang menjadikan seorang pribadi itu hebat,
Ialah apabila keputusannya berpengaruh besar bagi kondisi, keadaan, kepentingan orang banyak.
Sesungguhnya lagi, tiap-tiap dari kita berwenang atas tanggung jawab pengambilan keputusan yang besar.
Sayangnya, Tuhan tidak akan asal dalam memilih pribadi pengambil keputusan.
Maka, sering-seringlah berlatih memutuskan. Dan yakinkan itu benar.
Namun jika engkau merasa bingung, putuskanlah satu hal ini, yang sudah pasti tepat.
Jadilah pribadi yang baik. (ADB)
Titled Words for Today - IT TAKES TWO TO TANGO
"It Takes Two To Tango"
Teman-temanku yang sedang mengupayakan keberhasilan hidupnya,
Semoga kehadiran tulisan saya di minggu pagi yang benderang ini menemui kita semua sebagai pribadi yang mengutamakan kepentingan orang lain dalam kesehariannya. Juga sebagai pribadi yang mengetahui bahwa keberhasilan tidak datang sendiri, melainkan bersamaan dengan kepantasan kita menerimanya.
Sahabatku yang tumbuh rasa ingin tahu di hatinya,
TWFT kali ini diambil dari sebuah idiom lama, namun tak pernah cukup tua untuk senantiasa mengingatkan kita mengenai salah satu hal penting di dunia ini. A relationship. Sebuah hubungan. Baik itu antar sesama, atasan, bawahan, murid, guru, atau pasangan. It's always takes two to tango.
Please kindly enjoy, think, and absorb.
-------------------------------------------------------------------------
Sahabatku yang terkasih,
Saya buka dengan pertanyaan, ya?
Jika ada dua orang,
Yang pertama adalah orang kaya, bertempat tinggal di rumah yang bahkan membuat iri presiden, memegang jabatan sebagai orang nomor satu di perusahaan terbesar dunia, dan cemilannya setiap hari adalah kaviar;
Yang kedua adalah orang miskin, tidur di rumah beratap tak permanen, tidak bekerja, dan satu-satunya hal yang pasti baginya adalah dia tidak dapat makan dengan teratur.
Yang mana yang lebih kaya? Yang pertama?
Sekarang saya detilkan lagi.
Yang pertama itu arogan. Dia tidak menghargai kerja keras dan sering menggunakan cara yang tidak layak untuk mencapai sesuatu. Dia ditinggal istri dan anaknya karena rumah hanya garasi baginya. Tempat ia menaruh deretan mobil yang layaknya showroom. Perangai buruknya membuat ia dihargai, namun tidak dihormati.
Yang kedua orangnya santun. Ia tidak menguasai kalkulus tapi ia pandai menyenangkan orang dengan bahasanya yang halus. Anak dan istrinya selalu mendukungnya karena mereka tahu keberhasilannya, adalah keberhasilan bersama. Ia memiliki banyak orang yang mengenalnya sebagai pribadi yang baik, sehingga banyak yang sering membantunya.
Sekarang yang mana yang kaya?
Ketahuilah bahwa,
Sesungguhnya orang kaya yang tidak bahagia itu hanyalah orang miskin yang memiliki uang lebih.
Dan selama salah satu komponen pembentuk kebahagiaan adalah hubungan baik dengan orang lain,
Perbaikilah hubunganmu.
Kita tidak bisa hidup sendiri. We need somebody else.
Tidak ada satu kaisar duniapun yang bisa menjadi kaisar bila pengikutnya sepakat untuk tidak mengikutinya.
Janganlah pernah engkau berpikir dapat sukses tanpa kehadiran orang lain.
Karena prinsip hidup seperti itu jaminannya dinamakan 'kegagalan'.
Perlu dua orang untuk menari Tango.
*********
Meminta maaflah pada mereka yang kau sakiti,
Karena meminta maaf adalah metode penyambung silaturahmi yang telah digunakan selama berabad-abad dan terbukti masih berhasil.
Dan perbanyaklah kerabatmu.
Bukankah Tuhanmu telah berkata,
Bahwasanya Ia menciptakanmu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, tidak lain untuk saling mengenal?
Tujuan hidup kita sebenarnya adalah dengan menjadi lebih berguna bagi lebih banyak orang.
Duh... kudengar ada bisikan kecil di hati yang penasaran itu dan berkata,
"Lalu apa yang sebaiknya kita lakukan kepada orang dekat kita? Kan mereka tidak bisa diperlakukan sebagaimana orang lain?"
Sebelumnya pahamilah,
Untuk apa lagi kita bersusah payah, dan berupaya keras tiap hari - baik itu belajar maupun bekerja - selain untuk membahagiakan orang yang kita sayangi?
Namun seringkali kita teralihkan dari tujuan awal itu, dan terlihat bekerja laksana robot yang tanpa hati.
Perbaikilah hubunganmu. Dan,
Tunjukkanlah rasa sayangmu.
Datanglah kehadapan orang yang kau sayangi itu - baik ia orangtua, saudara, pacar, atau istri - dengan pandangan sayu dan ramah lalu katakan,
"Hei, aku ini sayang padamu.
Segala yang kuupayakan, kupertahankan, dan kucoba untuk dapatkan dengan sebagus-bagusnya cara adalah untuk membuatmu bahagia.
Pamrihku adalah senyummu yang melumatkan segala peluhku.
Setiap detik yang lalu akan tersiakan bila engkau tidak bahagia atasku.
Jadi, tolong dukung aku terus ya?
Agar aku tersemangati untuk menghabiskan hari-hariku yang tersisa demi orang yang kucintai.
Kamu..."
You will never walk alone, and
You will never finish something just by your own self.
Because,
"It takes two to tango"
(ADB)
Teman-temanku yang sedang mengupayakan keberhasilan hidupnya,
Semoga kehadiran tulisan saya di minggu pagi yang benderang ini menemui kita semua sebagai pribadi yang mengutamakan kepentingan orang lain dalam kesehariannya. Juga sebagai pribadi yang mengetahui bahwa keberhasilan tidak datang sendiri, melainkan bersamaan dengan kepantasan kita menerimanya.
Sahabatku yang tumbuh rasa ingin tahu di hatinya,
TWFT kali ini diambil dari sebuah idiom lama, namun tak pernah cukup tua untuk senantiasa mengingatkan kita mengenai salah satu hal penting di dunia ini. A relationship. Sebuah hubungan. Baik itu antar sesama, atasan, bawahan, murid, guru, atau pasangan. It's always takes two to tango.
Please kindly enjoy, think, and absorb.
-------------------------------------------------------------------------
Sahabatku yang terkasih,
Saya buka dengan pertanyaan, ya?
Jika ada dua orang,
Yang pertama adalah orang kaya, bertempat tinggal di rumah yang bahkan membuat iri presiden, memegang jabatan sebagai orang nomor satu di perusahaan terbesar dunia, dan cemilannya setiap hari adalah kaviar;
Yang kedua adalah orang miskin, tidur di rumah beratap tak permanen, tidak bekerja, dan satu-satunya hal yang pasti baginya adalah dia tidak dapat makan dengan teratur.
Yang mana yang lebih kaya? Yang pertama?
Sekarang saya detilkan lagi.
Yang pertama itu arogan. Dia tidak menghargai kerja keras dan sering menggunakan cara yang tidak layak untuk mencapai sesuatu. Dia ditinggal istri dan anaknya karena rumah hanya garasi baginya. Tempat ia menaruh deretan mobil yang layaknya showroom. Perangai buruknya membuat ia dihargai, namun tidak dihormati.
Yang kedua orangnya santun. Ia tidak menguasai kalkulus tapi ia pandai menyenangkan orang dengan bahasanya yang halus. Anak dan istrinya selalu mendukungnya karena mereka tahu keberhasilannya, adalah keberhasilan bersama. Ia memiliki banyak orang yang mengenalnya sebagai pribadi yang baik, sehingga banyak yang sering membantunya.
Sekarang yang mana yang kaya?
Ketahuilah bahwa,
Sesungguhnya orang kaya yang tidak bahagia itu hanyalah orang miskin yang memiliki uang lebih.
Dan selama salah satu komponen pembentuk kebahagiaan adalah hubungan baik dengan orang lain,
Perbaikilah hubunganmu.
Kita tidak bisa hidup sendiri. We need somebody else.
Tidak ada satu kaisar duniapun yang bisa menjadi kaisar bila pengikutnya sepakat untuk tidak mengikutinya.
Janganlah pernah engkau berpikir dapat sukses tanpa kehadiran orang lain.
Karena prinsip hidup seperti itu jaminannya dinamakan 'kegagalan'.
Perlu dua orang untuk menari Tango.
*********
Meminta maaflah pada mereka yang kau sakiti,
Karena meminta maaf adalah metode penyambung silaturahmi yang telah digunakan selama berabad-abad dan terbukti masih berhasil.
Dan perbanyaklah kerabatmu.
Bukankah Tuhanmu telah berkata,
Bahwasanya Ia menciptakanmu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, tidak lain untuk saling mengenal?
Tujuan hidup kita sebenarnya adalah dengan menjadi lebih berguna bagi lebih banyak orang.
Duh... kudengar ada bisikan kecil di hati yang penasaran itu dan berkata,
"Lalu apa yang sebaiknya kita lakukan kepada orang dekat kita? Kan mereka tidak bisa diperlakukan sebagaimana orang lain?"
Sebelumnya pahamilah,
Untuk apa lagi kita bersusah payah, dan berupaya keras tiap hari - baik itu belajar maupun bekerja - selain untuk membahagiakan orang yang kita sayangi?
Namun seringkali kita teralihkan dari tujuan awal itu, dan terlihat bekerja laksana robot yang tanpa hati.
Perbaikilah hubunganmu. Dan,
Tunjukkanlah rasa sayangmu.
Datanglah kehadapan orang yang kau sayangi itu - baik ia orangtua, saudara, pacar, atau istri - dengan pandangan sayu dan ramah lalu katakan,
"Hei, aku ini sayang padamu.
Segala yang kuupayakan, kupertahankan, dan kucoba untuk dapatkan dengan sebagus-bagusnya cara adalah untuk membuatmu bahagia.
Pamrihku adalah senyummu yang melumatkan segala peluhku.
Setiap detik yang lalu akan tersiakan bila engkau tidak bahagia atasku.
Jadi, tolong dukung aku terus ya?
Agar aku tersemangati untuk menghabiskan hari-hariku yang tersisa demi orang yang kucintai.
Kamu..."
You will never walk alone, and
You will never finish something just by your own self.
Because,
"It takes two to tango"
(ADB)
Words for Today
Tiap orang sesungguhnya memiliki penghalang disamping matanya layaknya kuda yang dikendarai.
Buruknya, penghalang itu tidak menjadikan kita semakin patuh, malah rapuh.
Penghalang itulah yang menjadikan tidak terselesaikannya urusan-urusan kecil lantaran pandangan yang sempit.
Maka cobalah untuk memperhatikan ketika kau merasa keseharianmu dipusingkan oleh masalah yang itu-itu saja.
Sadarlah dan lepaskan penghalang itu.
Ubahlah pola pikir pelemahmu menjadi persepsi yang menguatkan.
Karena kebanyakan dari perkara besar, adalah gangguan kecil yang dibesarkan anggapan. (ADB)
Buruknya, penghalang itu tidak menjadikan kita semakin patuh, malah rapuh.
Penghalang itulah yang menjadikan tidak terselesaikannya urusan-urusan kecil lantaran pandangan yang sempit.
Maka cobalah untuk memperhatikan ketika kau merasa keseharianmu dipusingkan oleh masalah yang itu-itu saja.
Sadarlah dan lepaskan penghalang itu.
Ubahlah pola pikir pelemahmu menjadi persepsi yang menguatkan.
Karena kebanyakan dari perkara besar, adalah gangguan kecil yang dibesarkan anggapan. (ADB)
Words for Today
Semua orang yang lahir, dilahirkan untuk menang.
Namun dalam prosesnya,
Seringkali beberapa dari kita tersandung ketika mencapai ujian terakhir.
Sehingga, kemenangan yang mulia itu diundur lagi oleh Tuhan untuk diujikan lagi suatu saat.
Maka jelilah untuk melihat,
Sebab tanpa melewatinya kita tidak akan layak akan sesuatu yang lebih.
Ia sejatinya tidak sulit, hanya tidak kelihatan.
Ia sejatinya bukan akibat dari ujian lama, justru awal dari ujian baru.
Ia,
Adalah kekalahan. (ADB)
Namun dalam prosesnya,
Seringkali beberapa dari kita tersandung ketika mencapai ujian terakhir.
Sehingga, kemenangan yang mulia itu diundur lagi oleh Tuhan untuk diujikan lagi suatu saat.
Maka jelilah untuk melihat,
Sebab tanpa melewatinya kita tidak akan layak akan sesuatu yang lebih.
Ia sejatinya tidak sulit, hanya tidak kelihatan.
Ia sejatinya bukan akibat dari ujian lama, justru awal dari ujian baru.
Ia,
Adalah kekalahan. (ADB)
Titled Words for Today - LIFE IS SO COMPLICATED, AND YET SO SIMPLE
"Life Is So Complicated, And Yet So Simple"
Semoga salam dan sapa saya di malam hari yang menguatkan ini menemani kita semua dalam perjalanan kita menjadi pribadi yang kekuatannya untuk selalu memperbaiki diri lebih besar dari kekuatannya untuk menunda.
TWFT kali ini terinspirasi dari kejadian hari ini. Beberapa kawan saya tersingkir dari harapannya untuk melanjutkan lomba OSN lantaran terkendala kuota. Mereka-mereka yang tersingkir itu bukannya tidak mampu, malah disangsikan akan gagal. Pedihnya, persaingan terberat tidak berasal dari sekolah lain, melainkan dari teman satu sekolah. Sebagian diantara mereka tidak dapat menerima, sebagian terpaksa menerima, dan sebagian mengikhlaskan diri akan yang terbaik.
Tulisan ini, tidak semuanya analog dari kejadian tersebut. Lingkupnya saya luaskan agar bisa diimplementasikan bagi ruang yang lebih besar. Semoga bahasan saya kali ini dapat memudahkan kita semua untuk mengerti bahwa kehidupan memiliki caranya sendiri untuk mengatakan, 'Belum saatnya'.
So kindly enjoy, think, and absorb.
--------------------------------------------------------------------------
Hidup itu rumit, dan juga begitu sederhana.
Sahabatku yang baik hatinya,
Kehidupan itu tergantung dari sudut mana kita melihatnya,
Dapat terlalu rumit untuk ditebak dan dapat pula sangat sederhana untuk dijalani.
Bagi mereka yang memandangnya rumit,
Alam bawah sadarnya akan dengan segenap kemampuannya mengubah persoalan kecil menjadi seakan-akan besar dan menuntut penyelesaian yang memerlukan banyak energi.
Sehingga,
Mereka itulah yang pada akhirnya akan menua dalam kekhawatiran-kekhawatiran tidak penting yang mereka ciptakan sendiri atas masalah yang mereka besar-besarkan.
Kita hanya sepenting yang kita khawatirkan.
Yang mengkhawatirkan hal-hal yang remeh,
Akan ahli sekali menyelesaikan perkara remeh - namun sangat pemula untuk tanggung jawab yang besar serta berpengaruh.
Orang-orang itu, lisannya sangat lancar sekali mengatakan, 'Hidup ini tidak adil'.
Mereka menyalahkan kehidupan ini atas kerumitannya dalam menyampaikan respon tidak setuju kepada rencana yang telah mereka rancang kemudian seolah berharap kehidupan akan merasa bersalah dan memperbaiki.
Kehidupan akan mensahabati orang-orang yang mengerti ia.
****************
Sahabatku yang sedang menyusun kecemerlangan hidupnya,
Hidup itu rumit, dan juga begitu sederhana.
Jika tadi rumitnya hidup dapat dilihat dari pola pikir orang, sebetulnya ruwetnya hidup memang ada secara literal.
Yang menjadikannnya pantas dikatakan rumit,
Adalah tidak pastinya seseorang - yang bahkan telah berupaya keras, berdoa, berbuat baik, berserah, cerdas sekalipun - untuk meraih yang dia inginkan.
Sebagaimana tidak pastinya seseorang - yang bertopang dagu, pemalas, bertemperamen tinggi, berperilaku buruk, egois, bahkan pembangkang - untuk menjadi seterpuruk akhlaknya.
Terkadang itu pulalah yang menjadikan upaya berazas menghalalkan segala cara tumbuh subur di benak kita.
Menjadikan kita bingung akan langkah terbaik yang harus kita ambil.
Namun ingatlah,
Yang menjadikannya pantas dikatakan sederhana,
Kehidupan akan mensahabati orang-orang yang mengerti ia.
Kehidupan sesungguhnya seramah kucing rumahan, jika kita mengerti bagaimana pendekatannya.
Pribadi yang memandang kesederhanaan hidup ini, bahkan bisa men'diferensial'kan perkara yang memang benar-benar besar.
Ia yakin bahwa sulitnya hidup hanya karena ia belum mengetahui bahwa,
Sejelek apapun hasil yang kita terima,
Sejauh apapun dari rencana yang kita susun,
Sepedih apapun rasa sakit yang ditanggung atasnya,
Sebesar apapun usaha yang kita anggap sia-sia menyusul kegagalannya,
Asal niatmu baik, yang kau lakukan itu baik, dan tujuanmu baik, itu baik.
Percayalah, itu yang Tuhanmu pilihkan untukmu - dan itu yang terbaik.
Dan rencana Tuhan, adalah hal terjelas yang paling sulit kita lihat.
Jelas karena tujuannya tidak lain kecuali memuliakanmu.
Sulit karena bentuk jadinya, selalu tidak pernah disangka-sangka.
Yakinlah,
Tidak ada yang lebih sayang dengan tulus padamu, melainkan Ia Yang Maha Penyayang.
Sederhanalah. And be positive.
Life is so complicated, and yet so simple.
(ADB)
Semoga salam dan sapa saya di malam hari yang menguatkan ini menemani kita semua dalam perjalanan kita menjadi pribadi yang kekuatannya untuk selalu memperbaiki diri lebih besar dari kekuatannya untuk menunda.
TWFT kali ini terinspirasi dari kejadian hari ini. Beberapa kawan saya tersingkir dari harapannya untuk melanjutkan lomba OSN lantaran terkendala kuota. Mereka-mereka yang tersingkir itu bukannya tidak mampu, malah disangsikan akan gagal. Pedihnya, persaingan terberat tidak berasal dari sekolah lain, melainkan dari teman satu sekolah. Sebagian diantara mereka tidak dapat menerima, sebagian terpaksa menerima, dan sebagian mengikhlaskan diri akan yang terbaik.
Tulisan ini, tidak semuanya analog dari kejadian tersebut. Lingkupnya saya luaskan agar bisa diimplementasikan bagi ruang yang lebih besar. Semoga bahasan saya kali ini dapat memudahkan kita semua untuk mengerti bahwa kehidupan memiliki caranya sendiri untuk mengatakan, 'Belum saatnya'.
So kindly enjoy, think, and absorb.
--------------------------------------------------------------------------
Hidup itu rumit, dan juga begitu sederhana.
Sahabatku yang baik hatinya,
Kehidupan itu tergantung dari sudut mana kita melihatnya,
Dapat terlalu rumit untuk ditebak dan dapat pula sangat sederhana untuk dijalani.
Bagi mereka yang memandangnya rumit,
Alam bawah sadarnya akan dengan segenap kemampuannya mengubah persoalan kecil menjadi seakan-akan besar dan menuntut penyelesaian yang memerlukan banyak energi.
Sehingga,
Mereka itulah yang pada akhirnya akan menua dalam kekhawatiran-kekhawatiran tidak penting yang mereka ciptakan sendiri atas masalah yang mereka besar-besarkan.
Kita hanya sepenting yang kita khawatirkan.
Yang mengkhawatirkan hal-hal yang remeh,
Akan ahli sekali menyelesaikan perkara remeh - namun sangat pemula untuk tanggung jawab yang besar serta berpengaruh.
Orang-orang itu, lisannya sangat lancar sekali mengatakan, 'Hidup ini tidak adil'.
Mereka menyalahkan kehidupan ini atas kerumitannya dalam menyampaikan respon tidak setuju kepada rencana yang telah mereka rancang kemudian seolah berharap kehidupan akan merasa bersalah dan memperbaiki.
Kehidupan akan mensahabati orang-orang yang mengerti ia.
****************
Sahabatku yang sedang menyusun kecemerlangan hidupnya,
Hidup itu rumit, dan juga begitu sederhana.
Jika tadi rumitnya hidup dapat dilihat dari pola pikir orang, sebetulnya ruwetnya hidup memang ada secara literal.
Yang menjadikannnya pantas dikatakan rumit,
Adalah tidak pastinya seseorang - yang bahkan telah berupaya keras, berdoa, berbuat baik, berserah, cerdas sekalipun - untuk meraih yang dia inginkan.
Sebagaimana tidak pastinya seseorang - yang bertopang dagu, pemalas, bertemperamen tinggi, berperilaku buruk, egois, bahkan pembangkang - untuk menjadi seterpuruk akhlaknya.
Terkadang itu pulalah yang menjadikan upaya berazas menghalalkan segala cara tumbuh subur di benak kita.
Menjadikan kita bingung akan langkah terbaik yang harus kita ambil.
Namun ingatlah,
Yang menjadikannya pantas dikatakan sederhana,
Kehidupan akan mensahabati orang-orang yang mengerti ia.
Kehidupan sesungguhnya seramah kucing rumahan, jika kita mengerti bagaimana pendekatannya.
Pribadi yang memandang kesederhanaan hidup ini, bahkan bisa men'diferensial'kan perkara yang memang benar-benar besar.
Ia yakin bahwa sulitnya hidup hanya karena ia belum mengetahui bahwa,
Sejelek apapun hasil yang kita terima,
Sejauh apapun dari rencana yang kita susun,
Sepedih apapun rasa sakit yang ditanggung atasnya,
Sebesar apapun usaha yang kita anggap sia-sia menyusul kegagalannya,
Asal niatmu baik, yang kau lakukan itu baik, dan tujuanmu baik, itu baik.
Percayalah, itu yang Tuhanmu pilihkan untukmu - dan itu yang terbaik.
Dan rencana Tuhan, adalah hal terjelas yang paling sulit kita lihat.
Jelas karena tujuannya tidak lain kecuali memuliakanmu.
Sulit karena bentuk jadinya, selalu tidak pernah disangka-sangka.
Yakinlah,
Tidak ada yang lebih sayang dengan tulus padamu, melainkan Ia Yang Maha Penyayang.
Sederhanalah. And be positive.
Life is so complicated, and yet so simple.
(ADB)
Words for Today
Ia yang memiliki harta benda,
Akan membutuhkan sedikit waktu untuk menghamburkan semuanya.
Namun ia yang memiliki ilmu,
Akan membutuhkan waktu lebih dari selamanya untuk menghabiskannya.
Karena ia tidak akan pernah habis, seroyal apapun ia di, sesedikit apapun ia.
Dengannya,
Menuntut dan mengajarkan ilmu adalah sebaik-baik pemanfaatan waktu.
Yang baik pemanfaatan waktunya, baik pula anggapan Tuhan terhadapnya.
Sebab,
Ketika manusia bersumpah, ia berkata, 'Demi Tuhan'.
Dan ketika Tuhan bersungguh-sungguh, Ia berkata, 'Demi Masa'. (ADB)
Akan membutuhkan sedikit waktu untuk menghamburkan semuanya.
Namun ia yang memiliki ilmu,
Akan membutuhkan waktu lebih dari selamanya untuk menghabiskannya.
Karena ia tidak akan pernah habis, seroyal apapun ia di, sesedikit apapun ia.
Dengannya,
Menuntut dan mengajarkan ilmu adalah sebaik-baik pemanfaatan waktu.
Yang baik pemanfaatan waktunya, baik pula anggapan Tuhan terhadapnya.
Sebab,
Ketika manusia bersumpah, ia berkata, 'Demi Tuhan'.
Dan ketika Tuhan bersungguh-sungguh, Ia berkata, 'Demi Masa'. (ADB)
Words for Today
Bukan hal yang asing ketika kita menghadapi kondisi yang tidak nyaman,
Kemudian orang menyarankan, "bersabarlah".
Sesungguhnya,
Sabar itu bukanlah sekadar menahan amarah - atau emosi apapun yang tidak diinginkan itu.
Melainkan sebuah situasi,
Dimana kita memutuskan untuk mengijinkan Tuhan menjadikan yang menyulut sumbu kita itu,
sesuatu yang lebih baik.
Sebab kita tahu,
Yang akan kita lakukan tidak akan menjadi lebih baik dari yang 'penyulut' itu telah lakukan.
Karenanya, Tuhan akan melihat kita sebagai pribadi yang pantas untuk dihadiahi lebih.
Ingatlah,
Sabar itu buahnya manis. (ADB)
Kemudian orang menyarankan, "bersabarlah".
Sesungguhnya,
Sabar itu bukanlah sekadar menahan amarah - atau emosi apapun yang tidak diinginkan itu.
Melainkan sebuah situasi,
Dimana kita memutuskan untuk mengijinkan Tuhan menjadikan yang menyulut sumbu kita itu,
sesuatu yang lebih baik.
Sebab kita tahu,
Yang akan kita lakukan tidak akan menjadi lebih baik dari yang 'penyulut' itu telah lakukan.
Karenanya, Tuhan akan melihat kita sebagai pribadi yang pantas untuk dihadiahi lebih.
Ingatlah,
Sabar itu buahnya manis. (ADB)
Words for Today
Rezeki itu - sebesar atau sekecil apapun - datangnya tidak langsung.
Tuhan akan menggunakan makhluk-Nya untuk menyampaikannya pada kita.
Maka agar mudah bagi kita untuk menjalani hidup yang berezeki baik,
perbaikilah hubungan antar sesama kita.
Dengannya,
Tuhan tidak akan 'kesulitan' memilihkan mediasi penyampaian nikmat-Nya kepada kita.
Pribadi yang memiliki kedudukan yang tinggi, memenangkan karir.
Namun,
Pribadi yang memiliki banyak orang yang mengenalnya sebagai pribadi yang baik,
memenangkan kehidupan. (ADB)
Tuhan akan menggunakan makhluk-Nya untuk menyampaikannya pada kita.
Maka agar mudah bagi kita untuk menjalani hidup yang berezeki baik,
perbaikilah hubungan antar sesama kita.
Dengannya,
Tuhan tidak akan 'kesulitan' memilihkan mediasi penyampaian nikmat-Nya kepada kita.
Pribadi yang memiliki kedudukan yang tinggi, memenangkan karir.
Namun,
Pribadi yang memiliki banyak orang yang mengenalnya sebagai pribadi yang baik,
memenangkan kehidupan. (ADB)
Words for Today
Hidup yang baik, yakni yang berputarnya tidak jalan ditempat.
Sehingga ketika ia pada fase dimana ia harus merasakan bawah, ia ada di 'bawah yang lain'.
Dengannya selalu dikatakan bahwa,
Pribadi yang beruntung ialah dia yang selalu merasakan masalah-masalah berat yang berbeda.
Karena tidak ada pribadi kecil yang diijinkan menangani masalah besar.
Terlebih,
Bukankah masalah itu tidak lain adalah anugerah - yang rasanya tidak nyaman? (ADB)
Sehingga ketika ia pada fase dimana ia harus merasakan bawah, ia ada di 'bawah yang lain'.
Dengannya selalu dikatakan bahwa,
Pribadi yang beruntung ialah dia yang selalu merasakan masalah-masalah berat yang berbeda.
Karena tidak ada pribadi kecil yang diijinkan menangani masalah besar.
Terlebih,
Bukankah masalah itu tidak lain adalah anugerah - yang rasanya tidak nyaman? (ADB)
Words for Today
Bahagiakan orang lain jika engkau ingin dibahagiakan.
Tinggikan orang lain jika engkau ingin ditinggikan.
Hormati orang lain jika engkau ingin dihormati.
Dan janganlah engkau merasa rugi ketika tidak kau dapati orang lain melakukannya untukmu.
Karena pada saat itu, engkau sungguh sedang sangat dihargai.
Yakni oleh Zat yang menjadikan segalanya indah. (ADB)
Tinggikan orang lain jika engkau ingin ditinggikan.
Hormati orang lain jika engkau ingin dihormati.
Dan janganlah engkau merasa rugi ketika tidak kau dapati orang lain melakukannya untukmu.
Karena pada saat itu, engkau sungguh sedang sangat dihargai.
Yakni oleh Zat yang menjadikan segalanya indah. (ADB)
Titled Words for Today - I'M ALIVE
"I'm Alive"
Semoga salam dan sapa saya di pagi hari yang menyemangati ini menemui kita semua sebagai jiwa-jiwa yang menyadari kualitas baik dalam kehidupan, serta sebagai mereka yang mengakui bahwa selalu ada lebih baik di atas yang baik.
Setelah lama tidak menuliskan WFT berjudul (selanjutnya lebih nyaman disebut TWFT), kali ini saya menyusunkan sebuah TWFT yang sekali lagi menyadur judul dari lagu Celine Dion,
"I'm Alive".
So kindly enjoy, think, and absorb.
-------------------------------------------------------
Sahabatku, yang pandangan matanya sedang tertuju pada sebuah layar di depannya...
Pernahkah engkau berpikir akan belum lengkapnya hidupmu?
Menyadari bahwa sesungguhnya apa yang telah kau lakukan sekarang,
Belum layak disandingkan dengan umur yang telah kau habiskan?
Menyesali tiap detik akan kesalahan masa lalu,
Untuk akhirnya di masa depan menyesali hari ini karena hanya dipakai untuk menyesal?
Cobalah kau perhatikan.
Banyak diantara kita yang baru mau merasa senang setelah memiliki pacar.
Banyak diantara kita yang baru mau menjalani hidup sepenuhnya setelah mendapatkan pekerjaan bergaji besar.
Banyak pula yang baru mau melakoni hari-harinya dengan senyum setelah menduduki jabatan tertinggi dalam suatu organisasi.
Lalu jika semua itu tidak ada yang tercapai, kapan kita akan merasa hidup secara utuh?
Atau, karena kebahagiaan adalah salah satu komponen pelengkap kehidupan, kapan kita merasa bahagia?
Jangan mensyaratkan kehidupan.
Sebab terbukti, mereka yang mensyaratkan kehidupan hanya akan bahagia bila syaratnya terpenuhi.
Dan bila syarat tersebut hilang, mereka tidak akan bahagia lagi.
Sobatku, yang hatinya masih ranum terhadap pengertian...
Perhatikanlah, mereka yang menyia-nyiakan kehidupan dengan tidak mensyukuri apa yang ada sebagai alasan untuk berbahagia, akan di sia-siakan pula di kehidupan yang sesungguhnya.
Kebahagiaan adalah masalah keputusan.
Tetapi, seperti semua keputusan - kebahagiaan sering dikerdilkan oleh tidak cukupnya ketegasan.
Maka tegaslah untuk memutuskan bahwa:
Waktu terbaik untuk berbahagia adalah sekarang.
Tempat terbaik untuk berbahagia adalah di sini.
Dan cara terbaik untuk berbahagia adalah membahagiakan orang lain.
Setiap orang memiliki hak untuk berbahagia.
Dengannya, kita akan merasa bahwa kita benar-benar hidup.
Selalulah berlaku sepenuhnya untuk hari ini, agar Ia senantiasa memberikan sepenuh-Nya untukmu.
Bukankah hidup yang indah itu adalah hidup bahagia dengan penuh kesyukuran dalam beribadah kepada-Nya?
Fufufu...
Kudengar dalam hatimu kau berkata,
"Benar, sekalipun...
Kedengarannya memang muluk ketika dikatakan kita harus beribadah pada-Nya dengan tulus hati dan penuh pengharapan sebagaimana kita saat menanti slip gaji bulanan."
But, that's the way it is.
Toh ibadah bukan cuma berdiri diatas sajadah sebanyak lima kali sehari, kan?
Itu sebabnya, yang membahagiakan orang lain akan lebih pantas untuk dibahagiakan.
Sebagaimana telah santer kita dengar,
Yang memegang kontrol bagi kehidupan kita ialah diri kita sendiri.
Jika bukan kita, maka orang lain akan dengan senang hati mengambil alih.
Dan itu adalah langkah awal bagi 'tidak merdeka'-nya kehidupan.
Orang yang secara tegas memutuskan ingin berbahagia, melihat kehidupan sekecil apapun sebagai suatu bentuk yang besar.
Serta menjadikan orang itu lebih layak untuk dihadiahi lebih,
Dibanding mereka yang bekerja setengah hati di kantor seumur hidupnya.
Maka anjurannya bagi kita adalah,
Yang benar-benar hidup, adalah yang senantiasa bahagia.
Yang benar-benar bahagia, adalah yang kerap bersyukur.
Yang benar-benar bersyukur, adalah yang selalu melihat baiknya.
Yang benar-benar melihat baiknya, adalah yang tidak mengeluh ketika dibebankan cobaan yang berat.
Karena tidak ada satu hal beratpun, yang reward-nya kecil.
Tuhan tidak pernah berkata tidak. Ia hanya berkata belum.
Perluaskanlah pandanganmu,
Perbanyaklah orang yang mengenalmu sebagai pribadi yang baik,
Lalu perhatikan apa yang terjadi.
"I'm Alive".
(ADB)
Semoga salam dan sapa saya di pagi hari yang menyemangati ini menemui kita semua sebagai jiwa-jiwa yang menyadari kualitas baik dalam kehidupan, serta sebagai mereka yang mengakui bahwa selalu ada lebih baik di atas yang baik.
Setelah lama tidak menuliskan WFT berjudul (selanjutnya lebih nyaman disebut TWFT), kali ini saya menyusunkan sebuah TWFT yang sekali lagi menyadur judul dari lagu Celine Dion,
"I'm Alive".
So kindly enjoy, think, and absorb.
-------------------------------------------------------
Sahabatku, yang pandangan matanya sedang tertuju pada sebuah layar di depannya...
Pernahkah engkau berpikir akan belum lengkapnya hidupmu?
Menyadari bahwa sesungguhnya apa yang telah kau lakukan sekarang,
Belum layak disandingkan dengan umur yang telah kau habiskan?
Menyesali tiap detik akan kesalahan masa lalu,
Untuk akhirnya di masa depan menyesali hari ini karena hanya dipakai untuk menyesal?
Cobalah kau perhatikan.
Banyak diantara kita yang baru mau merasa senang setelah memiliki pacar.
Banyak diantara kita yang baru mau menjalani hidup sepenuhnya setelah mendapatkan pekerjaan bergaji besar.
Banyak pula yang baru mau melakoni hari-harinya dengan senyum setelah menduduki jabatan tertinggi dalam suatu organisasi.
Lalu jika semua itu tidak ada yang tercapai, kapan kita akan merasa hidup secara utuh?
Atau, karena kebahagiaan adalah salah satu komponen pelengkap kehidupan, kapan kita merasa bahagia?
Jangan mensyaratkan kehidupan.
Sebab terbukti, mereka yang mensyaratkan kehidupan hanya akan bahagia bila syaratnya terpenuhi.
Dan bila syarat tersebut hilang, mereka tidak akan bahagia lagi.
Sobatku, yang hatinya masih ranum terhadap pengertian...
Perhatikanlah, mereka yang menyia-nyiakan kehidupan dengan tidak mensyukuri apa yang ada sebagai alasan untuk berbahagia, akan di sia-siakan pula di kehidupan yang sesungguhnya.
Kebahagiaan adalah masalah keputusan.
Tetapi, seperti semua keputusan - kebahagiaan sering dikerdilkan oleh tidak cukupnya ketegasan.
Maka tegaslah untuk memutuskan bahwa:
Waktu terbaik untuk berbahagia adalah sekarang.
Tempat terbaik untuk berbahagia adalah di sini.
Dan cara terbaik untuk berbahagia adalah membahagiakan orang lain.
Setiap orang memiliki hak untuk berbahagia.
Dengannya, kita akan merasa bahwa kita benar-benar hidup.
Selalulah berlaku sepenuhnya untuk hari ini, agar Ia senantiasa memberikan sepenuh-Nya untukmu.
Bukankah hidup yang indah itu adalah hidup bahagia dengan penuh kesyukuran dalam beribadah kepada-Nya?
Fufufu...
Kudengar dalam hatimu kau berkata,
"Benar, sekalipun...
Kedengarannya memang muluk ketika dikatakan kita harus beribadah pada-Nya dengan tulus hati dan penuh pengharapan sebagaimana kita saat menanti slip gaji bulanan."
But, that's the way it is.
Toh ibadah bukan cuma berdiri diatas sajadah sebanyak lima kali sehari, kan?
Itu sebabnya, yang membahagiakan orang lain akan lebih pantas untuk dibahagiakan.
Sebagaimana telah santer kita dengar,
Yang memegang kontrol bagi kehidupan kita ialah diri kita sendiri.
Jika bukan kita, maka orang lain akan dengan senang hati mengambil alih.
Dan itu adalah langkah awal bagi 'tidak merdeka'-nya kehidupan.
Orang yang secara tegas memutuskan ingin berbahagia, melihat kehidupan sekecil apapun sebagai suatu bentuk yang besar.
Serta menjadikan orang itu lebih layak untuk dihadiahi lebih,
Dibanding mereka yang bekerja setengah hati di kantor seumur hidupnya.
Maka anjurannya bagi kita adalah,
Yang benar-benar hidup, adalah yang senantiasa bahagia.
Yang benar-benar bahagia, adalah yang kerap bersyukur.
Yang benar-benar bersyukur, adalah yang selalu melihat baiknya.
Yang benar-benar melihat baiknya, adalah yang tidak mengeluh ketika dibebankan cobaan yang berat.
Karena tidak ada satu hal beratpun, yang reward-nya kecil.
Tuhan tidak pernah berkata tidak. Ia hanya berkata belum.
Perluaskanlah pandanganmu,
Perbanyaklah orang yang mengenalmu sebagai pribadi yang baik,
Lalu perhatikan apa yang terjadi.
"I'm Alive".
(ADB)
Words for Today
Bedakanlah rasa sayang dengan hanya sekedar suka.
Karena didasari atas kesalahpahaman mengenai arti keduanyalah,
kesedihan yang tak perlu itu datang.
Menyukai seseorang, atau sesuatu,
Mengindikasikan ke'sependapat'an kita bahwa sesuatunya itu menarik, indah, patut disetujui, serta pantas dinilai baik.
Namun orang yang menyayangi kita sepenuhnya,
Mewujudkannya dengan memaklumi masa lalu kita, memahami masa sekarang kita, serta peduli dengan masa depan kita.
Dan yang perlu diperhatikan,
Memaklumi bukan hanya melupakan.
Memahami bukan hanya simpati. Sebagaimana,
Peduli bukan hanya berangan-angan positif bersama.
Sebab itulah kesalahan utama mereka. (ADB)
Karena didasari atas kesalahpahaman mengenai arti keduanyalah,
kesedihan yang tak perlu itu datang.
Menyukai seseorang, atau sesuatu,
Mengindikasikan ke'sependapat'an kita bahwa sesuatunya itu menarik, indah, patut disetujui, serta pantas dinilai baik.
Namun orang yang menyayangi kita sepenuhnya,
Mewujudkannya dengan memaklumi masa lalu kita, memahami masa sekarang kita, serta peduli dengan masa depan kita.
Dan yang perlu diperhatikan,
Memaklumi bukan hanya melupakan.
Memahami bukan hanya simpati. Sebagaimana,
Peduli bukan hanya berangan-angan positif bersama.
Sebab itulah kesalahan utama mereka. (ADB)
Words for Today
Ujian pertama dari kepantasan seseorang dalam mendapatkan lebih, dimulai dengan sikapnya terhadap kegagalan. (ADB)
Words for Today
Bersyukur itu tidak hanya menikmati dan menyenangi yang sudah kita miliki atau kita rasakan.
Sesungguhnya bagi pribadi yang cemerlang, potensi diri untuk menjadi lebih, adalah sesuatu yang patut disyukuri.
Sehingga, ketika kita hanya diam untuk bersyukur atas yang menjadi empunya kita, sebenarnya itu bukanlah bersyukur.
Dan karena salah satu bukti dari syukur adalah memanfaatkan bagi kebaikan,
Maka mengoptimalkan diri bagi segala yang mungkin kita capai demi kebaikan - setidaknya bagi diri sendiri - bukan sebuah keserakahan.
Itu adalah salah satu bentuk kesyukuran yang paling kuat.
Reach the limit, then jump over it. (ADB)
Sesungguhnya bagi pribadi yang cemerlang, potensi diri untuk menjadi lebih, adalah sesuatu yang patut disyukuri.
Sehingga, ketika kita hanya diam untuk bersyukur atas yang menjadi empunya kita, sebenarnya itu bukanlah bersyukur.
Dan karena salah satu bukti dari syukur adalah memanfaatkan bagi kebaikan,
Maka mengoptimalkan diri bagi segala yang mungkin kita capai demi kebaikan - setidaknya bagi diri sendiri - bukan sebuah keserakahan.
Itu adalah salah satu bentuk kesyukuran yang paling kuat.
Reach the limit, then jump over it. (ADB)
Words for Today
Satu peluru, lebih kuat dari satu lusin kertas.
Mengapa? Padahal peluru itu lebih kecil, dan lebih sedikit jumlahnya.
Itu karena sekalipun kecil, ia dibentuk oleh unsur yang keras;
Yang jauh lebih keras dari setumpuk kertas yang kosong.
Dan ia berjalan cepat,
Sehingga mereka-mereka yang tidak mampu menyamakan kecepatannya, kendati lebih besar,
Akan terlubangi jalannya.
Sayangnya kita bukan peluru, dan kehidupan ini tidak cukup tipis untuk mudah ditembus.
Maka patenkanlah niat dan tekad kita, serta warnailah dengan kesungguhan pada kebaikan,
Sebab itu unsur terkeras yang dapat kita ciptakan sendiri. (ADB)
Mengapa? Padahal peluru itu lebih kecil, dan lebih sedikit jumlahnya.
Itu karena sekalipun kecil, ia dibentuk oleh unsur yang keras;
Yang jauh lebih keras dari setumpuk kertas yang kosong.
Dan ia berjalan cepat,
Sehingga mereka-mereka yang tidak mampu menyamakan kecepatannya, kendati lebih besar,
Akan terlubangi jalannya.
Sayangnya kita bukan peluru, dan kehidupan ini tidak cukup tipis untuk mudah ditembus.
Maka patenkanlah niat dan tekad kita, serta warnailah dengan kesungguhan pada kebaikan,
Sebab itu unsur terkeras yang dapat kita ciptakan sendiri. (ADB)
Words for Today
Semakin kita berbicara, semakin kita dituntut.
Segala yang kita utarakan, persaksikan, perbuat, dan publikasikan,
Akan selalu Ia tuntut pertanggungjawabannya pada kita.
Bahkan, dua kalimat persaksian yang senantiasa kita ucapkan pada ibadah kita.
Itu sebabnya tiap hari sesungguhnya kita diuji.
Dan karena tidak mungkin kita melewati kehidupan ini hanya dengan diam - agar tidak diuji,
Maka setidaknya,
Jadilah pribadi yang tiap kata-katanya - sekalipun sedikit- merupakan cerminan dari kesungguhan dirinya.
'Satu peluru, lebih kuat dari satu lusin kertas'. (ADB)
Segala yang kita utarakan, persaksikan, perbuat, dan publikasikan,
Akan selalu Ia tuntut pertanggungjawabannya pada kita.
Bahkan, dua kalimat persaksian yang senantiasa kita ucapkan pada ibadah kita.
Itu sebabnya tiap hari sesungguhnya kita diuji.
Dan karena tidak mungkin kita melewati kehidupan ini hanya dengan diam - agar tidak diuji,
Maka setidaknya,
Jadilah pribadi yang tiap kata-katanya - sekalipun sedikit- merupakan cerminan dari kesungguhan dirinya.
'Satu peluru, lebih kuat dari satu lusin kertas'. (ADB)
Words for Today
Kedewasaan dalam berkasih sayang itu penting.
Karena bila tidak dewasa,
Saat kita mengatakan rasa sayang, sesungguhnya ego yang berbicara.
Dan 'ego', bukanlah kata yang mampu berlama-lama bersanding dengan kata 'cinta'.
Sebab cinta itu lebih dari sekedar menyukai, atau menyayangi.
Cinta itu adalah keadaan ketika kita bahagia melihat orang yang kita cintai bahagia;
Sekalipun kita tidak memiliki peran apapun dalam kebahagiaannya itu.
Baik sebagai sebab, maupun akibat. (ADB)
Karena bila tidak dewasa,
Saat kita mengatakan rasa sayang, sesungguhnya ego yang berbicara.
Dan 'ego', bukanlah kata yang mampu berlama-lama bersanding dengan kata 'cinta'.
Sebab cinta itu lebih dari sekedar menyukai, atau menyayangi.
Cinta itu adalah keadaan ketika kita bahagia melihat orang yang kita cintai bahagia;
Sekalipun kita tidak memiliki peran apapun dalam kebahagiaannya itu.
Baik sebagai sebab, maupun akibat. (ADB)
Words for Today
Kehidupan ini sungguh sangat tidak teratur, jika kau ingin mengatakannya begitu.
Ketidakmampuan kita untuk mengatur tiap detilnya, juga keharusan untuk menerka-nerka apa yang akan terjadi esok,
Membuatnya akan sangat pantas disifati ketidakteraturan.
Namun sebenarnya, ketidakteraturan itu benar-benar teratur.
Yang Maha Teratur itu dengan anggunnya menyusun kehidupan yang berbeda bagi tiap pribadi,
Sehingga kesannya berantakan bagi mereka yang kurang memahami.
Dan mereka yang kurang memahami itu,
Acap kali merasa lebih pintar dengan menyegerakan
hal-hal yang menurut keteraturan-Nya, tidak didahulukan.
Maka ikutilah 'lurus'-Nya, sekalipun dianggap bengkok oleh orang lain, dan bahkan diri sendiri.
Bukankah ia Maha Melihat lagi Maha Mengetahui? dan...
Bukankah lurus senantiasa menjadi jalur tercepat untuk sampai?
(ADB)
Ketidakmampuan kita untuk mengatur tiap detilnya, juga keharusan untuk menerka-nerka apa yang akan terjadi esok,
Membuatnya akan sangat pantas disifati ketidakteraturan.
Namun sebenarnya, ketidakteraturan itu benar-benar teratur.
Yang Maha Teratur itu dengan anggunnya menyusun kehidupan yang berbeda bagi tiap pribadi,
Sehingga kesannya berantakan bagi mereka yang kurang memahami.
Dan mereka yang kurang memahami itu,
Acap kali merasa lebih pintar dengan menyegerakan
hal-hal yang menurut keteraturan-Nya, tidak didahulukan.
Maka ikutilah 'lurus'-Nya, sekalipun dianggap bengkok oleh orang lain, dan bahkan diri sendiri.
Bukankah ia Maha Melihat lagi Maha Mengetahui? dan...
Bukankah lurus senantiasa menjadi jalur tercepat untuk sampai?
(ADB)
Words for Today
Amarah itu, bagi mereka yang tidak dapat mengontrolnya, laksana ombak yang menyapu pantai.
Ia akan dengan cepatnya datang, sekalipun ia pasti akan pergi.
Kala ia datang, ia menyerbu segala yang ada dalam jangkauannya,
Dan pergi seolah tanpa rasa bersalah.
Umumnya, orang lain akan senantiasa menjaga jarak dengan ombak yang seperti itu.
Maka binalah ia dengan baik,
Agar 'kesepian', tidak menjadi nama tengah kita. (ADB)
Ia akan dengan cepatnya datang, sekalipun ia pasti akan pergi.
Kala ia datang, ia menyerbu segala yang ada dalam jangkauannya,
Dan pergi seolah tanpa rasa bersalah.
Umumnya, orang lain akan senantiasa menjaga jarak dengan ombak yang seperti itu.
Maka binalah ia dengan baik,
Agar 'kesepian', tidak menjadi nama tengah kita. (ADB)
Words for Today
Menghindar didefinisikan sebagai gerakan untuk menjauhi sesuatu.
Logisnya,
Menghindar dari masalah membuat kita jauh, atau putus hubungan sama sekali dengan masalah tersebut.
Sayangnya,
Kehidupan merancang agar tiap pribadi yang terdapat di dalamnya, terlibat masalahnya sendiri-sendiri.
Sayangnya lagi,
Kehidupan mengartikan gerakan pengelakkan seseorang terhadap masalah, sebagai ajakan untuk mendatangkannya lagi.
Sayangnya lagi pula,
Ia selalu datang dalam bentuk yang lebih besar, lebih kuat, dan lebih sulit ditangani dari yang pertama.
Maka, menghindar bukanlah tindakan yang cukup bijak.
Bukankah lebih mudah untuk mengalahkan sekelompok bayi ular daripada seekor ular dewasa?
(ADB)
Logisnya,
Menghindar dari masalah membuat kita jauh, atau putus hubungan sama sekali dengan masalah tersebut.
Sayangnya,
Kehidupan merancang agar tiap pribadi yang terdapat di dalamnya, terlibat masalahnya sendiri-sendiri.
Sayangnya lagi,
Kehidupan mengartikan gerakan pengelakkan seseorang terhadap masalah, sebagai ajakan untuk mendatangkannya lagi.
Sayangnya lagi pula,
Ia selalu datang dalam bentuk yang lebih besar, lebih kuat, dan lebih sulit ditangani dari yang pertama.
Maka, menghindar bukanlah tindakan yang cukup bijak.
Bukankah lebih mudah untuk mengalahkan sekelompok bayi ular daripada seekor ular dewasa?
(ADB)
Words for Today
Janganlah kau anggap masalah itu laksana batu besar dan perkasa yang menghalangi jalanmu,
Karena terkadang, wujud sesungguhnya kecil dan lemah.
Janganlah pula kau anggap itu terlalu kecil hingga mudah kau lempar,
Karena sifatnya, seperti sifatnya bumerang.
Perlakuan terbaik bagi setiap masalah, bukanlah sebuah konstanta.
Namun sikap terbaik dalam menghadapi masalah, adalah sebuah tetapan.
Sikap itu adalah tabah dan bijaksana. (ADB)
Karena terkadang, wujud sesungguhnya kecil dan lemah.
Janganlah pula kau anggap itu terlalu kecil hingga mudah kau lempar,
Karena sifatnya, seperti sifatnya bumerang.
Perlakuan terbaik bagi setiap masalah, bukanlah sebuah konstanta.
Namun sikap terbaik dalam menghadapi masalah, adalah sebuah tetapan.
Sikap itu adalah tabah dan bijaksana. (ADB)
Words for Today
Jika menunggu adalah pekerjaan yang membosankan,
Mengapa penghargaan kita terhadap yang ditunggu itu kerap menurun,
segera setelah penantian kita berakhir?
Jujurlah pada pikiranmu, mengenai kepantasan suatu hal untuk ditunggu.
Karena,
Sesuatu yang begitu layak ditunggu, seharusnya begitu pantas dimiliki.
Dan itu tidak mengenal kata bosan. (ADB)
Mengapa penghargaan kita terhadap yang ditunggu itu kerap menurun,
segera setelah penantian kita berakhir?
Jujurlah pada pikiranmu, mengenai kepantasan suatu hal untuk ditunggu.
Karena,
Sesuatu yang begitu layak ditunggu, seharusnya begitu pantas dimiliki.
Dan itu tidak mengenal kata bosan. (ADB)
Words for Today
Seringkali larangan itu dilanggar, karena kita dihalangi tanpa dibuat lebih mengerti.
Tidakkah engkau perhatikan,
Bagaimana bayi lebih mencerna panasnya api setelah ia merasakannya dengan tangannya,
Dibanding ketika ia diberitahukan oleh orang tuanya?
Maka, bersikap ramahlah terhadap pemahaman.
Karena,
Memahami dampak yang dapat ditimbulkan, adalah larangan yang sebenarnya. (ADB)
Tidakkah engkau perhatikan,
Bagaimana bayi lebih mencerna panasnya api setelah ia merasakannya dengan tangannya,
Dibanding ketika ia diberitahukan oleh orang tuanya?
Maka, bersikap ramahlah terhadap pemahaman.
Karena,
Memahami dampak yang dapat ditimbulkan, adalah larangan yang sebenarnya. (ADB)
Words for Today
Tidak ada yang disebut reuni keluarga.
Karena, keluarga yang sebenarnya,
Tidak akan pernah perlu untuk di 're-unite'kan.
Hati mereka akan selalu dekat, sejauh apapun jarak mereka.
Jiwa mereka akan selalu bersama, sekalipun persaudaraan mereka, bukan kandung. (ADB)
Karena, keluarga yang sebenarnya,
Tidak akan pernah perlu untuk di 're-unite'kan.
Hati mereka akan selalu dekat, sejauh apapun jarak mereka.
Jiwa mereka akan selalu bersama, sekalipun persaudaraan mereka, bukan kandung. (ADB)
Words for Today
Pencapaian itu ibarat berlian.
Memang, bentuk 'jadinya' sangatlah bernilai.
Tapi yang menjadikannya sangat berharga,
Adalah proses pembentukannya yang panjang dan menyulitkan. (ADB)
Memang, bentuk 'jadinya' sangatlah bernilai.
Tapi yang menjadikannya sangat berharga,
Adalah proses pembentukannya yang panjang dan menyulitkan. (ADB)
Words for Today
Jujur bukanlah masalah sikap. Melainkan prinsip.
Karena sesungguhnya,
Berbohong akan tetap menyakiti, sebaik apapun hasilnya. (ADB)
Karena sesungguhnya,
Berbohong akan tetap menyakiti, sebaik apapun hasilnya. (ADB)
Words for Today
Menjadi dewasa, bukanlah tentang melakukan segala sesuatunya,
Dengan ukuran yang biasa ditentukan oleh mereka yang secara awam dipanggil 'dewasa'.
Menjadi dewasa, adalah tentang menjadi bijaksana.
Sehingga, ketika ada orang tua yang tersakiti oleh perbuatan yang sejatinya tidak mendewasakan,
Sesungguhnya ia hanyalah anak kecil yang tua.
Sekalipun semakin tinggi tempat kita berdiri semakin kita diterpa angin,
Ingatlah bahwa semakin tinggi tempat kita berdiri,
Semakin kita bisa melihat lebih banyak tempat. (ADB)
Dengan ukuran yang biasa ditentukan oleh mereka yang secara awam dipanggil 'dewasa'.
Menjadi dewasa, adalah tentang menjadi bijaksana.
Sehingga, ketika ada orang tua yang tersakiti oleh perbuatan yang sejatinya tidak mendewasakan,
Sesungguhnya ia hanyalah anak kecil yang tua.
Sekalipun semakin tinggi tempat kita berdiri semakin kita diterpa angin,
Ingatlah bahwa semakin tinggi tempat kita berdiri,
Semakin kita bisa melihat lebih banyak tempat. (ADB)
Words for Today
Bertahan yang baik, bukanlah diam menahan serangan. Melainkan menjadikannya sebuah keadaan saat kita terlihat menahan, yang sebenarnya sedang menghimpun kekuatan untuk melawan. (ADB)
Words for Today
Logika perasaan itu, sejatinya mudah.
Rasa kehilangan tidak akan pernah datang pada yang tidak pernah memiliki;
Rasa sedih tidak akan pernah datang pada yang tidak pernah bahagia; dan
Rasa putus asa tidak akan pernah datang pada yang tidak pernah mencoba.
Sebagaimana,
Nikmatnya keberhasilan, juga pencapaian yang meninggikan,
Tidak akan pernah datang pada mereka yang tidak pernah gagal. (ADB)
Rasa kehilangan tidak akan pernah datang pada yang tidak pernah memiliki;
Rasa sedih tidak akan pernah datang pada yang tidak pernah bahagia; dan
Rasa putus asa tidak akan pernah datang pada yang tidak pernah mencoba.
Sebagaimana,
Nikmatnya keberhasilan, juga pencapaian yang meninggikan,
Tidak akan pernah datang pada mereka yang tidak pernah gagal. (ADB)
Words for Today
Daur hidup itu hanya sekali, dan berharga.
Itulah sebabnya,
Alam bersepakat untuk menempa pribadi-pribadi yang ingin besar hidupnya,
dengan penempa yang besar.
Maka nikmatilah rasa sakit, pedih, putus asa, amarah, dan yang lainnya itu.
Karena apapun itu, sekalipun yang kelihatannya buruk,
Selama hasilnya membaikkan,
Itu baik. (ADB)
Itulah sebabnya,
Alam bersepakat untuk menempa pribadi-pribadi yang ingin besar hidupnya,
dengan penempa yang besar.
Maka nikmatilah rasa sakit, pedih, putus asa, amarah, dan yang lainnya itu.
Karena apapun itu, sekalipun yang kelihatannya buruk,
Selama hasilnya membaikkan,
Itu baik. (ADB)
Words for Today
Tiap pribadi sejatinya memiliki sebuah tuas.
Sebuah tuas tidak terlihat yang seharusnya ditariknya ketika ia merasa ada yang tidak beres.
Sayangnya, kebanyakan orang lebih memilih untuk terjun bebas dan memikul sakit dibanding menarik tuas itu.
Karena tugas dari tuas itu adalah menjadi pilihan terakhir,
ketika kenikmatan sesaat tidak menerima kompromi.
Sehingga terkadang untuk selamat,
kita harus melepas kantung emas kita, agar tuas tersebut dapat bekerja dengan baik.
Tuas tersebut bernama kesediaan untuk sadar,
dan tindakan yang tegas. (ADB)
Sebuah tuas tidak terlihat yang seharusnya ditariknya ketika ia merasa ada yang tidak beres.
Sayangnya, kebanyakan orang lebih memilih untuk terjun bebas dan memikul sakit dibanding menarik tuas itu.
Karena tugas dari tuas itu adalah menjadi pilihan terakhir,
ketika kenikmatan sesaat tidak menerima kompromi.
Sehingga terkadang untuk selamat,
kita harus melepas kantung emas kita, agar tuas tersebut dapat bekerja dengan baik.
Tuas tersebut bernama kesediaan untuk sadar,
dan tindakan yang tegas. (ADB)
Words for Today
Tiap - tiap pribadi, adalah pemimpin - setidaknya, bagi dirinya sendiri.
Dan dalam self-leadership ini,
Perhatikanlah bahwa pemimpin yang baik,
bukan hanya ia yang mampu memimpin dengan tegas ketika terjadi perang;
bukan hanya ia yang mampu bersenda gurau dengan rakyatnya ketika damai;
Namun ia juga adalah,
Yang mampu bertindak bijak dan memotivasi rakyatnya - hatinya - ketika terjadi paceklik.
(ADB)
Dan dalam self-leadership ini,
Perhatikanlah bahwa pemimpin yang baik,
bukan hanya ia yang mampu memimpin dengan tegas ketika terjadi perang;
bukan hanya ia yang mampu bersenda gurau dengan rakyatnya ketika damai;
Namun ia juga adalah,
Yang mampu bertindak bijak dan memotivasi rakyatnya - hatinya - ketika terjadi paceklik.
(ADB)
Words for Today
Teruslah berusaha.
Penghargaan oleh kehidupan,
hanya sampai pada mereka yang menghargai peluhnya dengan kesinambungannya.
Karena ingatlah,
Ketika kura-kura memenangkan perlombaannya melawan kelinci,
bukan karena ia memakai jet, atau bantuan lain.
Namun karena ia tetap berjalan, ketika sang kelinci beristirahat. (ADB)
Penghargaan oleh kehidupan,
hanya sampai pada mereka yang menghargai peluhnya dengan kesinambungannya.
Karena ingatlah,
Ketika kura-kura memenangkan perlombaannya melawan kelinci,
bukan karena ia memakai jet, atau bantuan lain.
Namun karena ia tetap berjalan, ketika sang kelinci beristirahat. (ADB)
Words for Today
Tersakiti yang sebenarnya,
bukanlah ketika kita terkenai fisiknya oleh sesuatu.
Tersakiti yang sebenarnya,
bukanlah ketika kita merasa dikerdilkan perasaannya oleh seseorang.
Namun,
Tersakiti yang sebenarnya, adalah ketika kita merasa tidak nyaman dan merasa ada yang salah,
Tetapi kita tidak dapat berbuat apapun.
Atau yang lebih buruk, bahkan dari masalah itu sendiri,
Kita tidak mau berbuat apapun. (ADB)
bukanlah ketika kita terkenai fisiknya oleh sesuatu.
Tersakiti yang sebenarnya,
bukanlah ketika kita merasa dikerdilkan perasaannya oleh seseorang.
Namun,
Tersakiti yang sebenarnya, adalah ketika kita merasa tidak nyaman dan merasa ada yang salah,
Tetapi kita tidak dapat berbuat apapun.
Atau yang lebih buruk, bahkan dari masalah itu sendiri,
Kita tidak mau berbuat apapun. (ADB)
Words for Today
Terkadang, proses penyelesaian suatu masalah,
bisa jauh lebih rumit dan menyulitkan dibanding solusinya sendiri.
Terkadang, tanjakan tertinggi dalam penuntasannya, adalah kesediaan untuk bertindak.
Namun tidak terkadang, karang besar yang merintanginya
adalah pemenuhan akan keputusan.
Jadi, jalan terbaik yang membawa kita menuju garis akhir,
Adalah jalan yang menuntut kesabaran, dan
Keramahan untuk mendengar suara hati. (ADB)
bisa jauh lebih rumit dan menyulitkan dibanding solusinya sendiri.
Terkadang, tanjakan tertinggi dalam penuntasannya, adalah kesediaan untuk bertindak.
Namun tidak terkadang, karang besar yang merintanginya
adalah pemenuhan akan keputusan.
Jadi, jalan terbaik yang membawa kita menuju garis akhir,
Adalah jalan yang menuntut kesabaran, dan
Keramahan untuk mendengar suara hati. (ADB)
Words for Today
Menghasilkan sebuah karya, membutuhkan lebih dari sekedar bakat.
Ia menuntut konsistensi dalam rasa;
Karena sebuah karya tidak pernah lebih berharga dari proses perjalanannya.
Lalu perhatikanlah,
Bahwasanya, setiap mahakarya - yang sekalipun tidak selalu dinilai baik dari kualitas umum,
Tidak pernah diciptakan.
Ia, dilahirkan. (ADB)
Ia menuntut konsistensi dalam rasa;
Karena sebuah karya tidak pernah lebih berharga dari proses perjalanannya.
Lalu perhatikanlah,
Bahwasanya, setiap mahakarya - yang sekalipun tidak selalu dinilai baik dari kualitas umum,
Tidak pernah diciptakan.
Ia, dilahirkan. (ADB)
Words for Today
Jika memperhatikan secara total seseorang yang kau kasihi,
adalah kau pikir semua yang kau butuhkan di dunia ini,
cobalah kau lihat foto keluargamu di dalam hatimu dan cek.
Apakah ia terlihat buram?
Apakah ia sudah tidak se-ketara dulu?
Jika ya, tanamkan dalam pengertianmu,
Bahwa kacamata yang kau butuhkan untuk kembali melihatnya dengan jelas,
berharga pengorbanan yang sangat meletihkan. (ADB)
adalah kau pikir semua yang kau butuhkan di dunia ini,
cobalah kau lihat foto keluargamu di dalam hatimu dan cek.
Apakah ia terlihat buram?
Apakah ia sudah tidak se-ketara dulu?
Jika ya, tanamkan dalam pengertianmu,
Bahwa kacamata yang kau butuhkan untuk kembali melihatnya dengan jelas,
berharga pengorbanan yang sangat meletihkan. (ADB)
Words for Today
Melayani, bukanlah salah satu bentuk perbudakan.
Sejatinya, ia tak ubahnya membantu.
Yaitu berusaha untuk mengerahkan sebaik kita, untuk menjadikan sesuatu sebaik bisanya.
Hampir tidak ada yang membedakan keduanya, maka janganlah merasa tersiakan dengan melayani seseorang.
Yang membedakan,
Melayani dilakukan dengan cinta. (ADB)
Sejatinya, ia tak ubahnya membantu.
Yaitu berusaha untuk mengerahkan sebaik kita, untuk menjadikan sesuatu sebaik bisanya.
Hampir tidak ada yang membedakan keduanya, maka janganlah merasa tersiakan dengan melayani seseorang.
Yang membedakan,
Melayani dilakukan dengan cinta. (ADB)
Words for Today
Lebih baik adalah salah satu frase yang menggambarkan kondisi yang lebih diinginkan.
Lebih nyaman, lebih dicari, serta lebih pantas dipertahankan.
Karenanya, jika niat yang tulus adalah kunci menuju-nya,
Maka,
Memperbaiki dengan santun adalah syarat utamanya. (ADB)
Lebih nyaman, lebih dicari, serta lebih pantas dipertahankan.
Karenanya, jika niat yang tulus adalah kunci menuju-nya,
Maka,
Memperbaiki dengan santun adalah syarat utamanya. (ADB)
Words for Today
Ketika lampu berubah kuning, menuju merah...
Banyak dari kita yang menyalah-artikan perlambatan dengan percepatan...
Sebenarnya, kita adalah pengendara dari kendaraan kehidupan kita sendiri.
Barangsiapa yang memahami rambu-rambu kehidupan, dikala ia mengindikasikan kesalahan,
Ia akan berhenti.
Tapi barangsiapa yang tidak,
Ia akan terus melaju dan masuk ke golongan mereka yang celaka. (ADB)
Banyak dari kita yang menyalah-artikan perlambatan dengan percepatan...
Sebenarnya, kita adalah pengendara dari kendaraan kehidupan kita sendiri.
Barangsiapa yang memahami rambu-rambu kehidupan, dikala ia mengindikasikan kesalahan,
Ia akan berhenti.
Tapi barangsiapa yang tidak,
Ia akan terus melaju dan masuk ke golongan mereka yang celaka. (ADB)
Titled Words for Today - A NEW DAY HAS COME
"A New Day Has Come"
Semoga salam dan sapa saya di pagi hari yang mencerahkan ini menemui kita semua sebagai pribadi pilihan, yang pilihan-Nya jatuh kepada kita karena kita telah memilih untuk tetap berada di jalan-Nya.
Setelah sebelumnya saya pernah menulis dengan moda bicara seorang sahabat, kini saya akan memodakan seorang kakak yang berbicara pada adiknya.
WFT kali ini muncul setelah mendengar lagu yang dinyanyikan Celine Dion,
"A New Day Has Come".
So kindly enjoy, think, and absorb.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
"Aku sudah menunggu terlalu lama...
Untuk datangnya sebuah keajaiban...
Semua menasihatiku untuk tetap kuat...
Bertahanlah, dan jangan menitikkan air mata..."
Adikku,
Terlalu sering aku mendengar keluhmu yang menyalahkan matahari, mengapa ia tidak bersinar lebih terang...
Tidak jarang pula aku merasakan sedihmu. Karena katamu, bulan pergi terlampau cepat...
Adikku,
Tahukah kau pada saat itu aku tersenyum?
Sebab kumelihat polahmu yang menyelesaikan penjumlahan sederhana dengan perhitungan rumit?
Sebab kau mencari kunci yang sesungguhnya sedari tadi kau genggam?
Hei...
Kakakmu ini sayang padamu,
Karenanya, selalu kupetuahkan padamu,
Jika kau ingin memperbaiki masa lalumu, hiduplah untuk hari ini.
Karena dalam dua hari, besok menjadi kemarin.
Sehingga, jika kau baik hari ini, maka esok, masa lalumu akan menjadi baik. Ya?
Adikku sayang,
Kakak tahu kamu orang yang kuat.
Maka janganlah kau teteskan air matamu yang berharga itu untuk perihal kecil.
Yang pantas, akan mendapatkan yang pantas.
Tenanglah...
Hari baru telah datang.
Bersikaplah layaknya orang baik, karena ciri pribadi yang baik,
adalah ia yang menjaga sebaik-baiknya sikap, walau dalam seburuk-buruknya keadaan.
Sabarlah...
Hari baru telah datang.
Biarkan hujan hari ini turun dan membasahi kesedihanmu...
Biarkan ia mengisi hatimu dan menenggelamkan ketakutanmu...
Biarkan ia hancurkan dinding hatimu yang kelam, untuk matahari yang baru...
Cup...kini aku melihat cahaya di matamu..
Di mata seorang adik kecil yang berkepribadian besar.
Adikku tercinta,
Ingatkah kau, saat kau mengelusku di tengah perihku?
Kala itu, aku tidak percaya,
Bahwa ternyata kakak sedang disentuh oleh malaikat dengan cinta.
Adikku,
Jika yang kau lakukan baik - maka apapun hasilnya - percayalah, itu membaikkan.
Terpikirkah engkau, bagaimanakah cara untuk membahagiakan orang lain?
Dengan meninggikannya.
Dan engkau dengan polosnya bertanya..
"Lalu bagaimana dengan kita?"
Jika kita sudah terlalu baik untuk ditinggikan manusia,
maka Tuhan akan mengangkat mereka yang meninggikan hambanya, kita.
Maka bertahanlah dengan perbuatan baikmu itu, adikku.
Berbuatlah sepenuhnya untuk hari ini, agar Ia senantiasa memberi sepenuh-Nya untukmu.
Tenanglah... Jangan menangis lagi, ya?
"A New Day Has Come".
(ADB)
Semoga salam dan sapa saya di pagi hari yang mencerahkan ini menemui kita semua sebagai pribadi pilihan, yang pilihan-Nya jatuh kepada kita karena kita telah memilih untuk tetap berada di jalan-Nya.
Setelah sebelumnya saya pernah menulis dengan moda bicara seorang sahabat, kini saya akan memodakan seorang kakak yang berbicara pada adiknya.
WFT kali ini muncul setelah mendengar lagu yang dinyanyikan Celine Dion,
"A New Day Has Come".
So kindly enjoy, think, and absorb.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
"Aku sudah menunggu terlalu lama...
Untuk datangnya sebuah keajaiban...
Semua menasihatiku untuk tetap kuat...
Bertahanlah, dan jangan menitikkan air mata..."
Adikku,
Terlalu sering aku mendengar keluhmu yang menyalahkan matahari, mengapa ia tidak bersinar lebih terang...
Tidak jarang pula aku merasakan sedihmu. Karena katamu, bulan pergi terlampau cepat...
Adikku,
Tahukah kau pada saat itu aku tersenyum?
Sebab kumelihat polahmu yang menyelesaikan penjumlahan sederhana dengan perhitungan rumit?
Sebab kau mencari kunci yang sesungguhnya sedari tadi kau genggam?
Hei...
Kakakmu ini sayang padamu,
Karenanya, selalu kupetuahkan padamu,
Jika kau ingin memperbaiki masa lalumu, hiduplah untuk hari ini.
Karena dalam dua hari, besok menjadi kemarin.
Sehingga, jika kau baik hari ini, maka esok, masa lalumu akan menjadi baik. Ya?
Adikku sayang,
Kakak tahu kamu orang yang kuat.
Maka janganlah kau teteskan air matamu yang berharga itu untuk perihal kecil.
Yang pantas, akan mendapatkan yang pantas.
Tenanglah...
Hari baru telah datang.
Bersikaplah layaknya orang baik, karena ciri pribadi yang baik,
adalah ia yang menjaga sebaik-baiknya sikap, walau dalam seburuk-buruknya keadaan.
Sabarlah...
Hari baru telah datang.
Biarkan hujan hari ini turun dan membasahi kesedihanmu...
Biarkan ia mengisi hatimu dan menenggelamkan ketakutanmu...
Biarkan ia hancurkan dinding hatimu yang kelam, untuk matahari yang baru...
Cup...kini aku melihat cahaya di matamu..
Di mata seorang adik kecil yang berkepribadian besar.
Adikku tercinta,
Ingatkah kau, saat kau mengelusku di tengah perihku?
Kala itu, aku tidak percaya,
Bahwa ternyata kakak sedang disentuh oleh malaikat dengan cinta.
Adikku,
Jika yang kau lakukan baik - maka apapun hasilnya - percayalah, itu membaikkan.
Terpikirkah engkau, bagaimanakah cara untuk membahagiakan orang lain?
Dengan meninggikannya.
Dan engkau dengan polosnya bertanya..
"Lalu bagaimana dengan kita?"
Jika kita sudah terlalu baik untuk ditinggikan manusia,
maka Tuhan akan mengangkat mereka yang meninggikan hambanya, kita.
Maka bertahanlah dengan perbuatan baikmu itu, adikku.
Berbuatlah sepenuhnya untuk hari ini, agar Ia senantiasa memberi sepenuh-Nya untukmu.
Tenanglah... Jangan menangis lagi, ya?
"A New Day Has Come".
(ADB)
Words for Today
Janganlah pernah engkau menganggap kerja keras sebagai pelemahan dirimu.
Sebab ia-lah pemantas bagi semua hadiah yang kau dapat seusainya.
Maka ingat,
Hanya mereka yang tidak dapat merasakan nikmatnya kerja keras,
yang tidak dapat mencicipi manisnya sebuah hasil. (ADB)
Sebab ia-lah pemantas bagi semua hadiah yang kau dapat seusainya.
Maka ingat,
Hanya mereka yang tidak dapat merasakan nikmatnya kerja keras,
yang tidak dapat mencicipi manisnya sebuah hasil. (ADB)
Words for Today
Perhatian itu laksana bakat.
Ia ada dalam diri setiap insan - dengan tingkatan yang berbeda-beda - menunggu untuk dikeluarkan.
Namun yang membedakan antaranya ialah,
Bakat memerlukan dirimu untuk mencapai bentuk terkuatnya, prestasi.
Dan,
Perhatian memerlukan orang lain untuk mencapai bentuk terkuatnya, cinta.
(ADB)
Ia ada dalam diri setiap insan - dengan tingkatan yang berbeda-beda - menunggu untuk dikeluarkan.
Namun yang membedakan antaranya ialah,
Bakat memerlukan dirimu untuk mencapai bentuk terkuatnya, prestasi.
Dan,
Perhatian memerlukan orang lain untuk mencapai bentuk terkuatnya, cinta.
(ADB)
Words for Today
Tahukah kau, bahwa kebijaksanaan itu tidak hanya diukur dari perkataan?
Lebih jauh, sesungguhnya 75% darinya diukur dari perbuatan, tindakan.
Maka bertindaklah yang tepat, agar hasilnya tepat.
Dan jika engkau merasa bimbang akan tindakan yang tepat bagimu,
Ingatlah bahwa ada tiga macam langkah dalam bela diri:
Maju, bila kau yakin kau dapat mengalahkan targetmu;
Mundur, jika kau merasa menyerang adalah perbuatan sia-sia; dan,
Diam dan menunggu, untuk menanti saat yang tepat demi melaksanakan tindakan selanjutnya. (ADB)
Lebih jauh, sesungguhnya 75% darinya diukur dari perbuatan, tindakan.
Maka bertindaklah yang tepat, agar hasilnya tepat.
Dan jika engkau merasa bimbang akan tindakan yang tepat bagimu,
Ingatlah bahwa ada tiga macam langkah dalam bela diri:
Maju, bila kau yakin kau dapat mengalahkan targetmu;
Mundur, jika kau merasa menyerang adalah perbuatan sia-sia; dan,
Diam dan menunggu, untuk menanti saat yang tepat demi melaksanakan tindakan selanjutnya. (ADB)
Words for Today
Manusia adalah perencana terbaik, sekaligus pelaksana terburuk.
Sayangnya, mereka dapat merencanakan tanpa ada sedikitpun jaminan akan terlaksananya rencana tersebut.
Namun untungnya, Ia berpihak pada kebaikan dan kebahagiaan kita.
Maka selama yang kau upayakan itu baik,
berdirilah dengan tegak dan yakinkan bahwa,
If what I just planned not occur, I'm sure something better is waiting for me in front. (ADB)
Sayangnya, mereka dapat merencanakan tanpa ada sedikitpun jaminan akan terlaksananya rencana tersebut.
Namun untungnya, Ia berpihak pada kebaikan dan kebahagiaan kita.
Maka selama yang kau upayakan itu baik,
berdirilah dengan tegak dan yakinkan bahwa,
If what I just planned not occur, I'm sure something better is waiting for me in front. (ADB)
Words for Today
Bersikaplah dewasa dengan berhenti berpikir dan langsung bertindak.
Karena ia yang cepat bertindak, cepat salah, dan kemudian cepat memperbaiki.
Memang ada banyak jalan menuju Roma;
But in certain time...
It could be only one way to get there. (ADB)
Karena ia yang cepat bertindak, cepat salah, dan kemudian cepat memperbaiki.
Memang ada banyak jalan menuju Roma;
But in certain time...
It could be only one way to get there. (ADB)
Words for Today
Tahukah kau mengapa kebahagiaan itu unik?
Karena ia dapat dirasakan banyak orang sekalipun hanya dari senyuman seorang.
Tahukah kau sebabnya kebahagiaan itu dicari?
Karena kau membutuhkan orang lain untuk mendapatkannya.
Dan
Tahukah kau alasan kebahagiaan itu indah?
Karena ia - sekalipun disebabkan hal kecil - dampaknya besar.
(ADB)
Karena ia dapat dirasakan banyak orang sekalipun hanya dari senyuman seorang.
Tahukah kau sebabnya kebahagiaan itu dicari?
Karena kau membutuhkan orang lain untuk mendapatkannya.
Dan
Tahukah kau alasan kebahagiaan itu indah?
Karena ia - sekalipun disebabkan hal kecil - dampaknya besar.
(ADB)
Words for Today
Tahukah kau, apa gunanya istilah "kuncup" dalam siklus kehidupan bunga?
Itu karena, dengan adanya, mekarnya jauh lebih layak ditunggu dan berharga.
Janganlah kau nafikan yang orang lain berikan dengan tulus kepadamu.
Sebab,
tidak ada satu bunga pun yang pantas disebut buruk selama masih ada serangga yang mau mendatanginya.
Maka sadarlah, ya?
(ADB)
Itu karena, dengan adanya, mekarnya jauh lebih layak ditunggu dan berharga.
Janganlah kau nafikan yang orang lain berikan dengan tulus kepadamu.
Sebab,
tidak ada satu bunga pun yang pantas disebut buruk selama masih ada serangga yang mau mendatanginya.
Maka sadarlah, ya?
(ADB)
Words for Today
Dalam mencapai suatu target, hanya mereka yang tidak membiarkan halangan membiaskan tujuan mereka yang dapat menggapainya dengan indah.
Ingatlah bahwa satu detik sebelum bel berbunyi, pertandingan masih berlangsung.
Bukankah rahmat-Nya selalu datang dari arah dan saat yang tidak disangka-sangka? (ADB)
Ingatlah bahwa satu detik sebelum bel berbunyi, pertandingan masih berlangsung.
Bukankah rahmat-Nya selalu datang dari arah dan saat yang tidak disangka-sangka? (ADB)
Words for Today
Ketahuilah bila engkau merasa kedinginan,
karena angin-angin keegoisan dunia meniup kehalusan hatimu...
maka berbaik hatilah dan lakukan kebaikan..
Karena kebaikan itu adalah lilin - yang sekalipun kecil, menghangatkan. (ADB)
karena angin-angin keegoisan dunia meniup kehalusan hatimu...
maka berbaik hatilah dan lakukan kebaikan..
Karena kebaikan itu adalah lilin - yang sekalipun kecil, menghangatkan. (ADB)
Words for Today
Pemimpin yang baik, adalah ia yang mengetahui tidak hanya kewajibannya, melainkan juga saat yang tepat dalam memenuhinya.
Karena memang, penggembala harus diam dan menjaga domba-dombanya...
But in time,
He has to go and fight the wolves as well. (ADB)
Karena memang, penggembala harus diam dan menjaga domba-dombanya...
But in time,
He has to go and fight the wolves as well. (ADB)
Words for Today
Kesabaran itu tidak akan pernah habis, selamanya. Yang terjadi hanyalah dua hal;
Ia kehilangan kemampuannya untuk bersabar, dan menyelesaikannya di puncak; atau,
Keadaan memaksanya untuk berjiwa tegas,
karena tidak ada makanan berbeda yang dibuat dengan komposisi yang sama. (ADB)
Ia kehilangan kemampuannya untuk bersabar, dan menyelesaikannya di puncak; atau,
Keadaan memaksanya untuk berjiwa tegas,
karena tidak ada makanan berbeda yang dibuat dengan komposisi yang sama. (ADB)
Words for Today
Seseorang, pun engkau, tidak akan dapat dimaknai keberadaannya secara mendalam pada kehidupan orang lain tanpa melakukan tiga hal:
Menjadi pelayan bagi kebahagiaannya dengan tulus, serta memperhatikannya lebih;
Mengambil alih hal-hal yang dapat dilakukannya sendiri; dan
Menjadikan sifat dan perilakumu terlalu langka untuk dapat dicari penggantinya. (ADB)
Menjadi pelayan bagi kebahagiaannya dengan tulus, serta memperhatikannya lebih;
Mengambil alih hal-hal yang dapat dilakukannya sendiri; dan
Menjadikan sifat dan perilakumu terlalu langka untuk dapat dicari penggantinya. (ADB)
Words for Today
Hidup ini bukanlah seperti jalan landai tempat pesawat-pesawat dapat tinggal landas dengan mulusnya,
namun ia berbatu-batu,
agar yang berjalan di atasnya pun selalu berhati-hati agar tidak tergelincir.
Tapi janganlah pula kau selalu melihat kebawah,
karena kemuliaan itu letaknya di tempat-tempat yang naik. (ADB)
namun ia berbatu-batu,
agar yang berjalan di atasnya pun selalu berhati-hati agar tidak tergelincir.
Tapi janganlah pula kau selalu melihat kebawah,
karena kemuliaan itu letaknya di tempat-tempat yang naik. (ADB)
Titled Words for Today - ENGKAU TINGGIKAN AKU
"Engkau Tinggikan Aku"
(Josh Groban)
Semoga salam dan sapa saya di malam hari yang indah ini menemui kita semua sebagai pribadi-pribadi yang upayanya untuk mengerti, sekeras upayanya untuk berhasil.
WFT kali ini terinspirasi saat makan siang, dan mendengarkan sebuah lagu lama, yang sempat santer terdengar di telinga kita, dan lama pula akibatnya bagi pribadi yang paham.
Karena WFT kali ini menemakan seorang sahabat, maka saya akan memakai moda bicara layaknya seseorang yang sedang berbicara dengan temannya. So kindly enjoy, read, and relax.
----------------------------------------------------------------
Temanku, yang kutahu hatimu menderita lebih dari yang wajahmu sampaikan padaku,
Kau tahu,
bahwa derita yang kau alami itu, tidak akan berakhir,
tanpa bertambahnya kasih dan sayang-Nya padamu?
Kau tahu,
bahwa tidak ada pribadi besar berpangkat tinggi yang memulai paginya setenang mereka yang gagal sekarang?
Kau tahu,
bahwa tidak ada kehidupan - tidak ada tanpa kelaparannya sendiri?
Bagi jiwa-jiwa yang melemah, terkadang jantung memang bisa berdetak begitu tidak sempurnanya.
Hidup ini bukanlah seperti jalan landai tempat pesawat-pesawat dapat tinggal landas dengan mulusnya,
namun ia berbatu-batu,
agar yang berjalan di atasnya pun selalu berhati-hati agar tidak tergelincir.
Aku tersenyum,
Mendengar ujarmu yang menginginkan kebaikan, namun kau tebus itu dengan cara-cara yang
mengusir kebaikan.
Aku tersenyum,
Melihat tingkahmu yang pusing akan masalahmu, seakan kau tidak tahu bahwa tidak ada pribadi kuat yang ditugasi perihal kecil.
Camkanlah dalam pengertian baikmu, bahwa atom-pun memerlukan energi untuk naik.
Tuhan terlalu penyayang bagi hambanya untuk sekadar memberi kesenangan pada hambanya.
Ia akan senantiasa menginginkan hambanya bahagia.
Bukankah telah kukatakan padamu, bahwa keindahan dari pencapaian itu selalu terdapat di alam proses?
Berubahlah, itu yang selalu kupetuahkan padamu.
Dan hatimu berkata lirih, 'Aku? Berubah?'.
Ya...,
aku mendengar keraguanmu itu.
Tapi aku juga mendengar ledakan semangat dari mereka yang dicadangkan oleh Tuhan akan berhasil karena sikap mereka.
Tidak ada pribadi lama yang pantas bagi sesuatu yang baru.
Berdirilah dengan tegas dan menarilah di atas ombak kehidupan,
karena jika tidak,
ombak kehidupan akan menari di atasmu.
Jika yang kau inginkan tidak kau mulai sekarang, apa yang akan menjadi jaminan itu akan kau laksanakan nanti? Ingatlah bahwa semakin banyak yang kau janjikan, semakin kau dituntut.
Dan aku ingat kala itu kau menjawab:
Kau tinggikan aku,
sehingga dapat kutularkan api dari lilin-lilin semangat yang kau nyalakan padaku.
Kau tinggikan aku,
sehingga aku tertenagai oleh janji-janji yang juga dihadiahkan pada mereka yang sadar.
Kau tinggikan aku,
sehingga aku dapat berjalan diatas gelombang yang berangin badai.
Kau tinggikan aku.....
Untuk menjadi lebih dari yang bisa aku lakukan.
(ADB)
(Josh Groban)
Semoga salam dan sapa saya di malam hari yang indah ini menemui kita semua sebagai pribadi-pribadi yang upayanya untuk mengerti, sekeras upayanya untuk berhasil.
WFT kali ini terinspirasi saat makan siang, dan mendengarkan sebuah lagu lama, yang sempat santer terdengar di telinga kita, dan lama pula akibatnya bagi pribadi yang paham.
Karena WFT kali ini menemakan seorang sahabat, maka saya akan memakai moda bicara layaknya seseorang yang sedang berbicara dengan temannya. So kindly enjoy, read, and relax.
----------------------------------------------------------------
Temanku, yang kutahu hatimu menderita lebih dari yang wajahmu sampaikan padaku,
Kau tahu,
bahwa derita yang kau alami itu, tidak akan berakhir,
tanpa bertambahnya kasih dan sayang-Nya padamu?
Kau tahu,
bahwa tidak ada pribadi besar berpangkat tinggi yang memulai paginya setenang mereka yang gagal sekarang?
Kau tahu,
bahwa tidak ada kehidupan - tidak ada tanpa kelaparannya sendiri?
Bagi jiwa-jiwa yang melemah, terkadang jantung memang bisa berdetak begitu tidak sempurnanya.
Hidup ini bukanlah seperti jalan landai tempat pesawat-pesawat dapat tinggal landas dengan mulusnya,
namun ia berbatu-batu,
agar yang berjalan di atasnya pun selalu berhati-hati agar tidak tergelincir.
Aku tersenyum,
Mendengar ujarmu yang menginginkan kebaikan, namun kau tebus itu dengan cara-cara yang
mengusir kebaikan.
Aku tersenyum,
Melihat tingkahmu yang pusing akan masalahmu, seakan kau tidak tahu bahwa tidak ada pribadi kuat yang ditugasi perihal kecil.
Camkanlah dalam pengertian baikmu, bahwa atom-pun memerlukan energi untuk naik.
Tuhan terlalu penyayang bagi hambanya untuk sekadar memberi kesenangan pada hambanya.
Ia akan senantiasa menginginkan hambanya bahagia.
Bukankah telah kukatakan padamu, bahwa keindahan dari pencapaian itu selalu terdapat di alam proses?
Berubahlah, itu yang selalu kupetuahkan padamu.
Dan hatimu berkata lirih, 'Aku? Berubah?'.
Ya...,
aku mendengar keraguanmu itu.
Tapi aku juga mendengar ledakan semangat dari mereka yang dicadangkan oleh Tuhan akan berhasil karena sikap mereka.
Tidak ada pribadi lama yang pantas bagi sesuatu yang baru.
Berdirilah dengan tegas dan menarilah di atas ombak kehidupan,
karena jika tidak,
ombak kehidupan akan menari di atasmu.
Jika yang kau inginkan tidak kau mulai sekarang, apa yang akan menjadi jaminan itu akan kau laksanakan nanti? Ingatlah bahwa semakin banyak yang kau janjikan, semakin kau dituntut.
Dan aku ingat kala itu kau menjawab:
Kau tinggikan aku,
sehingga dapat kutularkan api dari lilin-lilin semangat yang kau nyalakan padaku.
Kau tinggikan aku,
sehingga aku tertenagai oleh janji-janji yang juga dihadiahkan pada mereka yang sadar.
Kau tinggikan aku,
sehingga aku dapat berjalan diatas gelombang yang berangin badai.
Kau tinggikan aku.....
Untuk menjadi lebih dari yang bisa aku lakukan.
(ADB)
Words for Today
Tidaklah cukup bila engkau bangga hanya karena banyak orang menyukaimu.
Tapi banggalah saat engkau telah berhasil menjadikan mereka lebih dewasa dengan cara-cara yang naik, tanpa menjadikan mereka turun. (ADB)
Tapi banggalah saat engkau telah berhasil menjadikan mereka lebih dewasa dengan cara-cara yang naik, tanpa menjadikan mereka turun. (ADB)
Words for Today
Berpasangan bukanlah hanya hubungan antara dua orang - sejatinya, ia cerminan komunikasi dengan semua orang, yang berasal dari diri sendiri serta mengakibatkan kebahagiaan hakiki dalam menjalaninya. Tanpa sedikitpun resiko, untuk merasa rugi. (ADB)
Words for Today
Laksana tembaga yang mengalirkan listrik, kebahagiaan dari kesyukuran yang kita lakukan, sekecil apapun itu, berperan dalam hadirnya kebahagiaan yang lebih besar.
Maka kembangkanlah kemampuan kita untuk bersyukur,
Karena tidak ada orang yang bersyukur,
melainkan ditambahkan padanya kepantasan akan sesuatu yang lebih.
Dan tidak ada orang yang bersyukur,
melainkan menjadi berlipat kasih sayang-Nya kepadanya. (ADB)
Maka kembangkanlah kemampuan kita untuk bersyukur,
Karena tidak ada orang yang bersyukur,
melainkan ditambahkan padanya kepantasan akan sesuatu yang lebih.
Dan tidak ada orang yang bersyukur,
melainkan menjadi berlipat kasih sayang-Nya kepadanya. (ADB)
Words for Today
Tidaklah cukup bila engkau bangga hanya karena banyak orang menyukaimu.
Tapi banggalah saat engkau telah berhasil menjadikan mereka lebih dewasa dengan cara-cara yang naik, tanpa menjadikan mereka turun. (ADB)
Tapi banggalah saat engkau telah berhasil menjadikan mereka lebih dewasa dengan cara-cara yang naik, tanpa menjadikan mereka turun. (ADB)
Words for Today
Berpasangan bukanlah hanya hubungan antara dua orang - sejatinya, ia cerminan komunikasi dengan semua orang, yang berasal dari diri sendiri serta mengakibatkan kebahagiaan hakiki dalam menjalaninya. Tanpa sedikitpun resiko, untuk merasa rugi. (ADB)
Words for Today
Laksana tembaga yang mengalirkan listrik, kebahagiaan dari kesyukuran yang kita lakukan, sekecil apapun itu, berperan dalam hadirnya kebahagiaan yang lebih besar.
Maka kembangkanlah kemampuan kita untuk bersyukur,
Karena tidak ada orang yang bersyukur,
melainkan ditambahkan padanya kepantasan akan sesuatu yang lebih.
Dan tidak ada orang yang bersyukur,
melainkan menjadi berlipat kasih sayang-Nya kepadanya. (ADB)
Maka kembangkanlah kemampuan kita untuk bersyukur,
Karena tidak ada orang yang bersyukur,
melainkan ditambahkan padanya kepantasan akan sesuatu yang lebih.
Dan tidak ada orang yang bersyukur,
melainkan menjadi berlipat kasih sayang-Nya kepadanya. (ADB)
Words for Today
Kehilangan itu bukanlah akhir dari segala-galanya - belum, bagi beberapa hal.
Segeralah bangkit untuk kembali berjalan selepas kehilangan itu, dan jangan berusaha diam dan menunggu.
Karena mereka yang diam,
menyerahkan nasibnya pada orang yang lebih berkuasa.
Sedangkan mereka yang terus berjalan,
menyerahkan nasibnya pada Yang Maha Kuasa. (ADB)
Segeralah bangkit untuk kembali berjalan selepas kehilangan itu, dan jangan berusaha diam dan menunggu.
Karena mereka yang diam,
menyerahkan nasibnya pada orang yang lebih berkuasa.
Sedangkan mereka yang terus berjalan,
menyerahkan nasibnya pada Yang Maha Kuasa. (ADB)
Titled Words for Today - MEMBACA RENCANA TUHAN
"Membaca Rencana Tuhan"
Semoga sapa dan tulisan saya di malam hari yang menyejukkan ini menemui kita semua sebagai pribadi-pribadi pelajar yang berkualitas profesional.
Berangkat dari bahan diskusi seorang teman, saya menjadi terpikir untuk menjadikannya WFT. So kindly relax, enjoy, and absorb.
----------------------------------------------------------------------
Marilah kita mulai perbincangan kita dengan beberapa pertanyaan:
Temanku,
Pernahkah kau merasa dikerdilkan mereka yang lebih sukses darimu?
Padahal nyata-nyatanya engkau yang berusaha lebih?
Pernahkah kau merasa tersia-siakan atas upayamu yang menyiksa?
Padahal sikap mereka yang berjaya setenang embun pagi?
Temanku,
Pernahkah kau berpikir disela-sela istirahatmu akan tidak adilnya hidup ini?
Dengan membiarkan hanya sebagian kecil bagi mereka yang berjuang yang berhasil?
Dan membiarkan mereka yang tidak pantas tindakannya menerima semua kemenangan?
Yang akan kukatakan ini, mungkin tidak baru bagimu, tapi yakinlah ini akan
semakin membantumu menyadari.
Bahwa,
Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang itu, tidak akan digelari Pengasih dan Penyayang, jika Dia tidak berkasih sayang pada ciptaan-Nya.
Kuatkanlah keyakinanmu bahwa kita tidak memerlukan Tuhan,
jika kita mampu mengendalikan segalanya, termasuk masa depan.
Bukankah untuk membaca kita harus melihat?
Renungkanlah lagi akan seringnya kita menutup indera kita akan pengertian-pengertian yang menjadikan kita lebih mengerti, mengapa yang terjadi itu terjadi.
Bukankah untuk membaca kita harus melihat?
Temanku, yang sedang membangun kualitas hidup yang lebih baik demi masa depannya,
Suatu kebaikan dapat menjadi cobaan hanya bagi mereka yang belum siap menerima yang lebih. Namun bagi kita, pribadi-pribadi pilihan-Nya, apakah yang keburukan hasilkan? Keburukankah?
Come on... Tidakkah seorang pandai besi menempa besinya agar ia dapat menjadikannya pedang terbaik untuk digunakannya?
Janganlah engkau berpikiran pendek, karena berpikiran pendek itu syarat utama menjadi pribadi yang tidak baik.
Jiwa yang baik, yang meyakini kekukuhan keyakinannya itu berpikiran panjang dengan mengetahui apapun kejadian buruk sekarang, bertujuan menjadikannya pribadi yang lebih pantas nanti.
Proses tidak pernah nyaman. Perhatikan itu.
Sekarang, jika engkau masih merasa sulit akan jawaban segala pertanyaanmu, patenkanlah dalam pengertian baikmu bahwa sinar-sinar kita berasal dari ilmu dan pengetahuan yang kita ijinkan masuk.
Dan patenkanlah pula, mengenai satu kata yang mewakili judul ini. Satu kata biasa yang tidak biasa dampaknya bagi mereka yang percaya.
Melihat baiknya, Optimis.
Tercerahkanlah akan mengapa orang-orang kecil berkepribadian besar yang setiap harinya berjuang untuk makan normal bisa tetap bahagia.
Itu adalah karena mereka mampu untuk...
"Membaca Rencana Tuhan".
(ADB)
Semoga sapa dan tulisan saya di malam hari yang menyejukkan ini menemui kita semua sebagai pribadi-pribadi pelajar yang berkualitas profesional.
Berangkat dari bahan diskusi seorang teman, saya menjadi terpikir untuk menjadikannya WFT. So kindly relax, enjoy, and absorb.
----------------------------------------------------------------------
Marilah kita mulai perbincangan kita dengan beberapa pertanyaan:
Temanku,
Pernahkah kau merasa dikerdilkan mereka yang lebih sukses darimu?
Padahal nyata-nyatanya engkau yang berusaha lebih?
Pernahkah kau merasa tersia-siakan atas upayamu yang menyiksa?
Padahal sikap mereka yang berjaya setenang embun pagi?
Temanku,
Pernahkah kau berpikir disela-sela istirahatmu akan tidak adilnya hidup ini?
Dengan membiarkan hanya sebagian kecil bagi mereka yang berjuang yang berhasil?
Dan membiarkan mereka yang tidak pantas tindakannya menerima semua kemenangan?
Yang akan kukatakan ini, mungkin tidak baru bagimu, tapi yakinlah ini akan
semakin membantumu menyadari.
Bahwa,
Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang itu, tidak akan digelari Pengasih dan Penyayang, jika Dia tidak berkasih sayang pada ciptaan-Nya.
Kuatkanlah keyakinanmu bahwa kita tidak memerlukan Tuhan,
jika kita mampu mengendalikan segalanya, termasuk masa depan.
Bukankah untuk membaca kita harus melihat?
Renungkanlah lagi akan seringnya kita menutup indera kita akan pengertian-pengertian yang menjadikan kita lebih mengerti, mengapa yang terjadi itu terjadi.
Bukankah untuk membaca kita harus melihat?
Temanku, yang sedang membangun kualitas hidup yang lebih baik demi masa depannya,
Suatu kebaikan dapat menjadi cobaan hanya bagi mereka yang belum siap menerima yang lebih. Namun bagi kita, pribadi-pribadi pilihan-Nya, apakah yang keburukan hasilkan? Keburukankah?
Come on... Tidakkah seorang pandai besi menempa besinya agar ia dapat menjadikannya pedang terbaik untuk digunakannya?
Janganlah engkau berpikiran pendek, karena berpikiran pendek itu syarat utama menjadi pribadi yang tidak baik.
Jiwa yang baik, yang meyakini kekukuhan keyakinannya itu berpikiran panjang dengan mengetahui apapun kejadian buruk sekarang, bertujuan menjadikannya pribadi yang lebih pantas nanti.
Proses tidak pernah nyaman. Perhatikan itu.
Sekarang, jika engkau masih merasa sulit akan jawaban segala pertanyaanmu, patenkanlah dalam pengertian baikmu bahwa sinar-sinar kita berasal dari ilmu dan pengetahuan yang kita ijinkan masuk.
Dan patenkanlah pula, mengenai satu kata yang mewakili judul ini. Satu kata biasa yang tidak biasa dampaknya bagi mereka yang percaya.
Melihat baiknya, Optimis.
Tercerahkanlah akan mengapa orang-orang kecil berkepribadian besar yang setiap harinya berjuang untuk makan normal bisa tetap bahagia.
Itu adalah karena mereka mampu untuk...
"Membaca Rencana Tuhan".
(ADB)
Words for Today
Suatu kebaikan dapat menjadi cobaan hanya bagi mereka yang belum siap menerima yang lebih. Namun bagi kita, pribadi-pribadi pilihan-Nya, apakah yang keburukan hasilkan? Keburukankah?
Not at all. Tidak sama sekali.
Perhatikanlah bahwasannya seorang pandai besi menempa besinya agar ia dapat menjadikannya pedang terbaik untuk digunakannya. (ADB)
Not at all. Tidak sama sekali.
Perhatikanlah bahwasannya seorang pandai besi menempa besinya agar ia dapat menjadikannya pedang terbaik untuk digunakannya. (ADB)
Words for Today
Janganlah engkau berpikiran pendek, karena berpikiran pendek itu syarat utama menjadi pribadi yang buruk.
Jiwa yang baik, yang meyakini kekukuhan keyakinannya itu berpikiran panjang dengan mengetahui apapun kejadian buruk sekarang, bertujuan menjadikannya pribadi yang lebih pantas nanti.
(ADB)
Jiwa yang baik, yang meyakini kekukuhan keyakinannya itu berpikiran panjang dengan mengetahui apapun kejadian buruk sekarang, bertujuan menjadikannya pribadi yang lebih pantas nanti.
(ADB)
Words for Today
Memberilah walaupun itu harus kau mulai dari hal yang terkecil, dan paling tidak kau sayangi. Sekalipun itu memakan waktu yang lama.
Agar nantinya kau memberi bukan karena diminta, melainkan karena mengerti.
Agar nantinyapun, Dia memberlakukan hal yang sama padamu.
Karena,
"Tidak ada kebahagiaan dalam memiliki, atau mendapatkan.
Kebahagiaan hanya ada dalam memberi". (ADB)
Agar nantinya kau memberi bukan karena diminta, melainkan karena mengerti.
Agar nantinyapun, Dia memberlakukan hal yang sama padamu.
Karena,
"Tidak ada kebahagiaan dalam memiliki, atau mendapatkan.
Kebahagiaan hanya ada dalam memberi". (ADB)
Words for Today
Ada satu hal di dunia ini yang tidak dapat kau ulangi untuk yang kedua kalinya. Kecuali bagi pribadi-pribadi yang benar-benar hebat dalam mengelolanya.
Maka apa yang engkau tunjukkan dalam empat menit awal perjumpaanmu,
akan menjadi dasar bagi perasaan mungkin selama 50 tahun kebersamaanmu.
Dan hal itu adalah, kesan pertama. (ADB)
Maka apa yang engkau tunjukkan dalam empat menit awal perjumpaanmu,
akan menjadi dasar bagi perasaan mungkin selama 50 tahun kebersamaanmu.
Dan hal itu adalah, kesan pertama. (ADB)
Words for Today
Hidup ini dipenuhi oleh berbagai kesalahan, pembagiannya bukan berdasarkan baik atau buruk, tapi berdasarkan perlu atau tidaknya.
Sejatinya, segala kesalahan yang membimbing kita ke jalur pendewasaan pola pikir kita, adalah kesalahan yang perlu.
Sayangnya, berapa kali kita temukan atasan atau kerabat kita yang mengancam kita akan kesalahan kita yang berulang-ulang?
Maka siapa yang sebenarnya salah?
It's A-Ok to make mistake. It's even A-Ok to make many of them.
But, the simple thing, it's not OK to make the same mistakes. (ADB)
Sejatinya, segala kesalahan yang membimbing kita ke jalur pendewasaan pola pikir kita, adalah kesalahan yang perlu.
Sayangnya, berapa kali kita temukan atasan atau kerabat kita yang mengancam kita akan kesalahan kita yang berulang-ulang?
Maka siapa yang sebenarnya salah?
It's A-Ok to make mistake. It's even A-Ok to make many of them.
But, the simple thing, it's not OK to make the same mistakes. (ADB)
Words for Today
Kesempurnaan tidak terletak pada immortalisme, bukan juga pada kejeniusan.
Kesempurnaan hidup yang sebenarnya adalah ketika kita merasa lupa akan jerih payah dan kekurangan duniawi kita karena hasil niatan baik kita,
diterima dengan baik oleh mereka yang disekitar kita. Dan menjadikan mereka lebih baik karenanya.
Juga karena ada keluarga sebagai tempat kembali setelah keseharian kita,
yang menjadikan kita pemimpin yang lebih baik bagi mereka,
terlebih, bagi diri sendiri. (ADB)
Kesempurnaan hidup yang sebenarnya adalah ketika kita merasa lupa akan jerih payah dan kekurangan duniawi kita karena hasil niatan baik kita,
diterima dengan baik oleh mereka yang disekitar kita. Dan menjadikan mereka lebih baik karenanya.
Juga karena ada keluarga sebagai tempat kembali setelah keseharian kita,
yang menjadikan kita pemimpin yang lebih baik bagi mereka,
terlebih, bagi diri sendiri. (ADB)
Words for Today
Kesempurnaan tidak terletak pada immortalisme, bukan juga pada kejeniusan.
Kesempurnaan hidup yang sebenarnya adalah ketika kita merasa lupa akan jerih payah dan kekurangan duniawi kita karena hasil niatan baik kita,
diterima dengan baik oleh mereka yang disekitar kita. Dan menjadikan mereka lebih baik karenanya.
Juga karena ada keluarga sebagai tempat kembali setelah keseharian kita,
yang menjadikan kita pemimpin yang lebih baik bagi mereka,
terlebih, bagi diri sendiri. (ADB)
Kesempurnaan hidup yang sebenarnya adalah ketika kita merasa lupa akan jerih payah dan kekurangan duniawi kita karena hasil niatan baik kita,
diterima dengan baik oleh mereka yang disekitar kita. Dan menjadikan mereka lebih baik karenanya.
Juga karena ada keluarga sebagai tempat kembali setelah keseharian kita,
yang menjadikan kita pemimpin yang lebih baik bagi mereka,
terlebih, bagi diri sendiri. (ADB)
Words for Today
Memperhatikan dan merencanakan hal, sekecil apapun, juga adalah tanda kepemimpinan diri yang baik.
Karena,
Jika engkau dapat memaksakan alam untuk menerbitkan matahari selama 24 jam hari ini, yakinlah bahwa alam dapat memaksamu untuk merasakan bulan selama 24 jam esok.
Tidak ada aksi, tanpa reaksi. (ADB)
Karena,
Jika engkau dapat memaksakan alam untuk menerbitkan matahari selama 24 jam hari ini, yakinlah bahwa alam dapat memaksamu untuk merasakan bulan selama 24 jam esok.
Tidak ada aksi, tanpa reaksi. (ADB)
Words for Today
Jelaslah mengenai apa yang kita inginkan, agar kitapun jelas akan apa yang seharusnya kita perbuat agar mudah sampai ke sana.
Pahamlah mengenai apa yang kita tuju, agar setidaknya kita tahu apa yang tidak kita tuju.
Tekunlah mengenai apa yang dapat kita lakukan, karena itu sama pentingnya dengan mengetahui apa yang tidak sepantasnya kita perbuat.
Selalulah yakini diri kita bahwa, hanya yang pantas yang boleh masuk. (ADB)
Pahamlah mengenai apa yang kita tuju, agar setidaknya kita tahu apa yang tidak kita tuju.
Tekunlah mengenai apa yang dapat kita lakukan, karena itu sama pentingnya dengan mengetahui apa yang tidak sepantasnya kita perbuat.
Selalulah yakini diri kita bahwa, hanya yang pantas yang boleh masuk. (ADB)
Words for Today
"Kesungguhan" itu ibarat garam yang senantiasa ada bagi sebuah masakan yang disebut "Keberhasilan".
Maka, besar tidaknya ia, serta berkualitas tidaknya pencapaiannya, tergantung dari seberapa pandai pengkombinasiannya - dengan kadar yang pas - bersama usaha, kepandaian, tekad, dan doa. (ADB)
Maka, besar tidaknya ia, serta berkualitas tidaknya pencapaiannya, tergantung dari seberapa pandai pengkombinasiannya - dengan kadar yang pas - bersama usaha, kepandaian, tekad, dan doa. (ADB)
Words for Today
"...Ingatlah bahwa tidak semua yang berkilau itu emas. Karena mungkin pada saat
itu engkau belum menyempatkan dirimu untuk membuka mata dan melihat gumpalan emas yang sebenarnya tertutup lumpur didepanmu.
Cobalah untuk lebih teliti.
Belajarlah lebih dari yang disampaikan, agar kau menjadi setingkat lebih tinggi dari mengerti, yaitu memahami..."
(ADB)
itu engkau belum menyempatkan dirimu untuk membuka mata dan melihat gumpalan emas yang sebenarnya tertutup lumpur didepanmu.
Cobalah untuk lebih teliti.
Belajarlah lebih dari yang disampaikan, agar kau menjadi setingkat lebih tinggi dari mengerti, yaitu memahami..."
(ADB)
Titled Words for Today - I'M WHAT I DRINK
"I'm What I Drink"
(Evian Drink)
Semoga tulisan saya di malam hari yang indah ini menemui kita semua dalam keadaan baik, dan senantiasa mengusahakan perbaikan dalam setiap gerak-gerik perbuatannya.
Hujan yang membasahi jendela lantai 30 di sebuah apartemen di Bangkok saat ini, menemani saya untuk melihat sekumpulan besi berjalan yang tak kunjung habis sejak tadi pagi, dan itu pula yang membuat pandangan saya tertuju pada sebuah minuman dalam botol yang bertuliskan, "I'm What I Drink".
So kindly learn, enjoy, and absorb.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
I'm, and every single thing I've done, told, plan, and think, made of what I drink.
Pribadi yang jernih, ialah ia yang hanya mengizinkan yang jernih untuk memasuki dirinya.
Secara fisik, karena kita 70% air, maka ia adalah air.
Secara batin, maka ia adalah perbuatan.
Jelaslah mengenai apa yang kita inginkan, agar kitapun jelas akan apa yang seharusnya kita perbuat agar mudah sampai ke sana.
Pahamlah mengenai apa yang kita tuju, agar setidaknya kita tahu apa yang tidak kita tuju.
Tekunlah mengenai apa yang dapat kita lakukan, karena itu sama pentingnya dengan mengetahui apa yang tidak sepantasnya kita perbuat.
Selalulah yakini diri kita bahwa, hanya yang pantas yang boleh masuk.
Sebagaimana harus pantasnya tinggi seorang anak agar ia diperbolehkan masuk ke taman bermain.
Sahabatku, yang dengan baiknya meluangkan waktunya untuk menaruh pandangan matanya ke layar saat ini.
Bukanlah jarang saya mendengar orang yang belum dapat menyebutkan keinginannya.
"Belum dapat", bukan berarti diperuntukkan hanya bagi mereka yang tidak dapat menyebutkan, tapi juga mereka yang menyebutkan bukan sebenarnya.
Apa yang mereka sebut? Air.
Seorang profesor yang berusaha dengan kepandaiannya untuk mengumpulkan air ditangan mereka,
dengan segala ilmu yang dimilikinya, tidaklah lebih pintar dari seorang bocah yang dengan
sederhananya menarik sumbat genangan air itu dan mewadahinya.
Banyak hal yang kelihatannya sulit, justru menuntut perbaikan yang sederhana.
Dalam hal ini, siapa yang bisa menolak yang dijanjikan-Nya kecuali mereka yang tidak ingin?
Cek.
Periksa, seberapa keruh perbuatan kita yang telah merubah kita dari fitrah kita sebelumnya?
Marilah kita kembali polos.
Dan apa sebuah kalimat kecil yang tersirat dalam setiap perkataan pribadi-pribadi besar yang namanya tidak pernah asing itu?
"I'm What I Drink".
Begitu dulu, ya? Good Night!
--------------------------------------------
(ADB)
(Evian Drink)
Semoga tulisan saya di malam hari yang indah ini menemui kita semua dalam keadaan baik, dan senantiasa mengusahakan perbaikan dalam setiap gerak-gerik perbuatannya.
Hujan yang membasahi jendela lantai 30 di sebuah apartemen di Bangkok saat ini, menemani saya untuk melihat sekumpulan besi berjalan yang tak kunjung habis sejak tadi pagi, dan itu pula yang membuat pandangan saya tertuju pada sebuah minuman dalam botol yang bertuliskan, "I'm What I Drink".
So kindly learn, enjoy, and absorb.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
I'm, and every single thing I've done, told, plan, and think, made of what I drink.
Pribadi yang jernih, ialah ia yang hanya mengizinkan yang jernih untuk memasuki dirinya.
Secara fisik, karena kita 70% air, maka ia adalah air.
Secara batin, maka ia adalah perbuatan.
Jelaslah mengenai apa yang kita inginkan, agar kitapun jelas akan apa yang seharusnya kita perbuat agar mudah sampai ke sana.
Pahamlah mengenai apa yang kita tuju, agar setidaknya kita tahu apa yang tidak kita tuju.
Tekunlah mengenai apa yang dapat kita lakukan, karena itu sama pentingnya dengan mengetahui apa yang tidak sepantasnya kita perbuat.
Selalulah yakini diri kita bahwa, hanya yang pantas yang boleh masuk.
Sebagaimana harus pantasnya tinggi seorang anak agar ia diperbolehkan masuk ke taman bermain.
Sahabatku, yang dengan baiknya meluangkan waktunya untuk menaruh pandangan matanya ke layar saat ini.
Bukanlah jarang saya mendengar orang yang belum dapat menyebutkan keinginannya.
"Belum dapat", bukan berarti diperuntukkan hanya bagi mereka yang tidak dapat menyebutkan, tapi juga mereka yang menyebutkan bukan sebenarnya.
Apa yang mereka sebut? Air.
Seorang profesor yang berusaha dengan kepandaiannya untuk mengumpulkan air ditangan mereka,
dengan segala ilmu yang dimilikinya, tidaklah lebih pintar dari seorang bocah yang dengan
sederhananya menarik sumbat genangan air itu dan mewadahinya.
Banyak hal yang kelihatannya sulit, justru menuntut perbaikan yang sederhana.
Dalam hal ini, siapa yang bisa menolak yang dijanjikan-Nya kecuali mereka yang tidak ingin?
Cek.
Periksa, seberapa keruh perbuatan kita yang telah merubah kita dari fitrah kita sebelumnya?
Marilah kita kembali polos.
Dan apa sebuah kalimat kecil yang tersirat dalam setiap perkataan pribadi-pribadi besar yang namanya tidak pernah asing itu?
"I'm What I Drink".
Begitu dulu, ya? Good Night!
--------------------------------------------
(ADB)
Words for Today
Ketahuilah bahwa cinta itu adalah persahabatan yang menyatukan dua insan yang berbeda. Maka selalulah memahami kesalahannya, karena itulah pelengkapnya; agar cinta itu dapat mempertahankan bentuk terkuatnya. (ADB)
Words for Today
Kesalahan di akhir terkadang menjadi sesal yang tak terbalaskan. Namun secepat-cepatnya kesalahan di awal adalah pelecut semangat yang berharga.
Itulah mengapa, berbuat cepat selalu lebih baik daripada berbuat tepat. (ADB)
Itulah mengapa, berbuat cepat selalu lebih baik daripada berbuat tepat. (ADB)
Ucapan Lebaran 1430 H
Ketika orang dewasa yang sakit,
dengan senangnya dipaksa memasuki rumah yang mulia,
perak menjadi emas karena brangkas yang kosong sedang dipugar.
Saat matahari terbenam, tetua menjadi pemuda sebab baju besinya telah tanggal.
Maka, sebaik-baik mawar ialah yang mekar setelah memanfaatkan masa tumbuhnya demi masa penikmatannya.
Selamat Idul Fitri 1430H. (ADB)
dengan senangnya dipaksa memasuki rumah yang mulia,
perak menjadi emas karena brangkas yang kosong sedang dipugar.
Saat matahari terbenam, tetua menjadi pemuda sebab baju besinya telah tanggal.
Maka, sebaik-baik mawar ialah yang mekar setelah memanfaatkan masa tumbuhnya demi masa penikmatannya.
Selamat Idul Fitri 1430H. (ADB)
Ucapan Idul Fitri 1430 H
Dalam perjalanan kebintanganmu,
jika kau merasakan duri yang menancap di hatimu, berhentilah sejenak,
dan rasakan ajaibnya kata "Maaf".
Dalam perjalanan kebintanganmu,
jika duri itu terasa amat dalam, renungkanlah sejenak,
dan rasakan mulianya kata "Memaafkan".
Selamat Berpuasa dan Idul Fitri 1430 H.
(ADB)
jika kau merasakan duri yang menancap di hatimu, berhentilah sejenak,
dan rasakan ajaibnya kata "Maaf".
Dalam perjalanan kebintanganmu,
jika duri itu terasa amat dalam, renungkanlah sejenak,
dan rasakan mulianya kata "Memaafkan".
Selamat Berpuasa dan Idul Fitri 1430 H.
(ADB)
Words for Today
Indahnya sebuah pencapaian itu karena kita mengetahui betapa beratnya usaha kita untuk mencapainya. Karenanya, jalur yang paling menyakitkan seringkali menjadi jalur yang tercepat.
Maka, cobalah untuk lebih peka. (ADB)
Maka, cobalah untuk lebih peka. (ADB)
Words for Today
Pandanglah segala potensi dan kesempatan yang dikaruniakan-Nya itu sebagai usaha-Nya untuk memuliakan kita dengan cara menjadikan kita mediasi-Nya, bukan sebagai musuh yang harus dikalahkan dengan cara kita sendiri.
Berubah dan berusahalah, agar kamu bahagia dan disenangi-Nya.
Supaya engkau tidak memaksa-Nya untuk mengatakan, "Apakah engkau tidak berpikir?".
Karena percayalah, itu amat pedih. (ADB)
Berubah dan berusahalah, agar kamu bahagia dan disenangi-Nya.
Supaya engkau tidak memaksa-Nya untuk mengatakan, "Apakah engkau tidak berpikir?".
Karena percayalah, itu amat pedih. (ADB)
Words for Today
Jika yang engkau anggap dapat mensukseskanmu di dunia ini tidak kunjung meningkatkan derajatmu, buanglah itu.
Dan sadarlah akan yang sebenarnya dilihat oleh-Nya, agar engkau mengerti. (ADB)
Dan sadarlah akan yang sebenarnya dilihat oleh-Nya, agar engkau mengerti. (ADB)
Words for Today
Memperlakukan dan melihat pesaing dari potensinya untuk menjadi besar, dan bukan melihat ukuran tampaknya adalah awal dari jaminan keberhasilan.
Karena, "tidak ada yang kecil, selama dampak yang dihasilkannya besar". (ADB)
Karena, "tidak ada yang kecil, selama dampak yang dihasilkannya besar". (ADB)
Words for Today
Tangisan yang dilebihkan penggunaanya pada satu hal, sesungguhnya telah lambat namun pasti memadamkan api semangat yang seharusnya mampu membara. Yang seharusnya mampu, untuk mengubah keadaan. (ADB)
Words for Today
Kebijaksanaan itu tidak seharusnya dikatakan; ia sepantasnya diterapkan dan dilaksanakan. Akhirnya, ia akan lebih mudah dipercayai. (ADB)
Words for Today
Janganlah engkau mengikuti kuda yang upaya kerasnya hanya dikerahkan selama rasa sakit dari cemeti yang dipukulkan kepadanya belum hilang. Sebab bagi kita, makhluk paling sempurna, cemeti yang pantas hanyalah yang dipukulkan oleh Yang Maha Sempurna.
Maka perhatikanlah itu, karena semakin sering, ia akan menjadi semakin keras. (ADB)
Maka perhatikanlah itu, karena semakin sering, ia akan menjadi semakin keras. (ADB)
Words for Today
Sehelai kain putih akan tampak jelas sekali ditengah-tengah timbunan kain hitam.
Ia yang mudah dilihat itu, pun akan menjadi mudah diangkat untuk dipertimbangkan kualitas kebintangannya.
Karenanya, menjadi diri sendiri adalah bagian dari kebahagiaan. (ADB)
Ia yang mudah dilihat itu, pun akan menjadi mudah diangkat untuk dipertimbangkan kualitas kebintangannya.
Karenanya, menjadi diri sendiri adalah bagian dari kebahagiaan. (ADB)
Words for Today
Segala sesuatu yang disegerakan pemenuhannya padahal belum tiba saatnya, biasanya akan kehilangan keindahan dari kualitasnya. Termasuk cinta.
Itulah mengapa, mereka yang mengundur-undur, hingga tepat masanya akan mendapatkan pengertian terbaik darinya. (ADB)
Itulah mengapa, mereka yang mengundur-undur, hingga tepat masanya akan mendapatkan pengertian terbaik darinya. (ADB)
Words for Today
Pengertian tidak dapat dipaksakan. Ia layaknya pakaian besar yang hanya pas dipakai bagi pikiran kita yang cukup dewasa dan berkehendak. Dengannya, cara itu akan lebih membahagiakan dan bermanfaat. (ADB)
Words for Today
Sempurnakanlah pengertian hatimu dengan meyakini bahwa kita betul-betul mengerti yang kita ujarkan. Karena jika istana pasirmu masih belum bisa menahan terjangan ombak, berarti ia masih memerlukan air. (ADB)
Words for Today
Kado terindah didapat bila kita melakukan hal sederhana yang dibungkus dengan kesungguhan yang berkelanjutan.
Semua yang kelihatannya jelek menjadi sebenarnya indah karena itu semua adalah proses menjadi.
Sekarang bayangkanlah jika itu kita perbesar. (ADB)
Semua yang kelihatannya jelek menjadi sebenarnya indah karena itu semua adalah proses menjadi.
Sekarang bayangkanlah jika itu kita perbesar. (ADB)
Words for Today
Gelar kehormatan yang sejatinya diberikan harusnya hanyalah disematkan pada mereka yang menyadari bahwa kebesarannya bukan berasal dari dirinya, dan ke"tinggi"annya, tidaklah terlalu tinggi. (ADB)
Words for Today
Penyesalan yang sebenar-benarnya terjadi adalah ketika kita jatuh untuk menyesali dan tidak berdiri untuk kembali berjalan. (ADB)
Words for Today
Pertanyaan-pertanyaan yang kadang harus kita jawab dengan kebohongan, sebenarnya juga adalah salah satu dari pertanda yang harus kita perhatikan, bila engkau menyadari. (ADB)
Words for Today
Pribadi-pribadi besar mengawali kehidupannya dengan tangis darinya dan senyum di wajah orang sekitarnya.
Dan mereka mengakhiri kehidupannya dengan senyum darinya dan tangis di wajah semua orang yang telah dibahagiakannya. (ADB)
Dan mereka mengakhiri kehidupannya dengan senyum darinya dan tangis di wajah semua orang yang telah dibahagiakannya. (ADB)
Words for Today
Berlarilah dengan sekuat tenaga seperti kelinci, sekalipun ia yakin kura-kura tidak mampu mengejarnya.
Namun bertekadlah seperti kura-kura, jika kau menginginkan yang tidak diperkirakan. (ADB)
Namun bertekadlah seperti kura-kura, jika kau menginginkan yang tidak diperkirakan. (ADB)
Words for Today
Jika benih yang telah kita pupuk dan pertahankan selama ini hanya menghasilkan pohon besar yang dirindangi oleh daun-daun kesombongan, tebanglah. Karena buah dari pohon itu tidak akan manis. (ADB)
Words for Today
Kata-kata yang terlintas, hanyalah setumpuk kabar. Ilmu pengetahuan yang diraih, hanyalah segudang kunci. Puji-pujian yang terdengar, hanyalah dengungan orkestra yang tidak pasti.
Namun, niat yang dicerminkan dengan kesungguhan, adalah secarik kertas yang mampu dan memberikan arti jauh lebih besar dari segalanya. (ADB)
Namun, niat yang dicerminkan dengan kesungguhan, adalah secarik kertas yang mampu dan memberikan arti jauh lebih besar dari segalanya. (ADB)
Titled Words for Today - TREASURE UNDER GLASS
"Treasure Under Glass"
(Scrooge McDuck/Don Rosa)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hatimu adalah lautan terluas.
Hatimu adalah saringan terhebat yang mampu membedakan sebuah kelakuan, sesulit apapun itu. Hatimu adalah harta karun yang amat berharga, hingga harus dipertunjukkan pada orang lain.
Itulah sebabnya ia ditaruh di atas bantal beludru didalam sebuah kaca bening dan disebut...
Treasure Under Glass. Harta karun didalam kaca.
Banyak orang tidak menyadari bahwa hatinya adalah potensinya. Banyak yang tidak menyadari bahwa hatinya menentukan kualitas dan durasi kepemilikan penghargaan yang didapatnya. Sehingga ia menutupinya dengan kain kotor dan menaruhnya di pojok ruangan yang berdebu.
Berbanggalah kita pada diri kita jika kita yakin perbuatan kita selama ini layak untuk dijadikan jaminan keselamatan yang selalu dikhawatirkan orang tua kita.
Lega-lah kita terhadap jiwa kita bila kita yakin segala yang telah kita upayakan selama ini setidaknya sejalan dengan jalan mereka yang dijanjikan kemenangan.
Berbahagilah kita untuk batin kita bila kita yakin segala kesulitan yang pernah kita hadapi berhasil kita jadikan anak tangga peningkatan kualitas menuju yang patut dihargai orang.
Jika tidak?
Pikirkanlah, sudah berapa lama kita menghabiskan waktu untuk menjalani tindakan yang tidak mendukung kebesaran? Pandanglah wajahmu di cermin dan tanya, sudah berapa kali kulit ini berkembang dalam penuaan yang diisi dengan perjalanan menuju yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah keindahan bertindak yang lurus?
Jika ya?
Ingatlah bahwa tujuan mereka yang paling sering kita lihat ketika kita baru lahir terhadap benih kecil yang halus itu adalah agar benih itu tumbuh menjadi pohon besar nan rindang, yang daunnya dipakai orang untuk menaungi mereka, ketika hujan masalah mengguyur diri mereka sampai mereka basah dan kepayahan. Yang buah hasil dari pekerjaan tumbuhnya menjadi sumber pangan bagi mereka yang kesulitan.
Yakinlah bahwa Yang Maha Kuasa memberikan hak untuk berdoa meminta ampun kepada hambanya, ialah karena hambanya memiliki hak untuk berubah dan berhasil-dan Ia memiliki kuasa untuk merubahnya.
Pribadi yang mampu menarik serangga kemegahan dari kehebatan-Nya, hanyalah pribadi yang memiliki cahaya cukup terang. Dan cahaya paling terang berasal dari pengetahuan yang diolah didalam sebuah anugerah yang disebut, hati. Hati yang tak terbatasi oleh keinginan menyetujui hanya yang dikehendaki nafsunya. Hati yang sangat berharga untuk dipelihara.
Maka, bagi jiwa yang memahami, ia akan memindahkan hatinya dari pojok ruangan yang berdebu, membersihkannya, dan menaruhnya di tengah ruangan mewah. Dengan semangat ia membuka kain kotor yang selama ini menghindarinya dari pandangan orang. Sehingga di pagi hari ia mampu menyerap sinar-sinar kebahagiaan yang dipancarkan matahari. Menjadikannya pantas untuk dipamerkan. Menjadikannya cukup istimewa untuk menghantarkan pemiliknya menuju pintu yang mengagung-agungkan kemewahan.
Begitu berharga, sehingga ia patut ditunjukkan kepada jiwa yang melemah.
Because it's a...
"Treasure Under Glass".
(ADB)
(Scrooge McDuck/Don Rosa)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hatimu adalah lautan terluas.
Hatimu adalah saringan terhebat yang mampu membedakan sebuah kelakuan, sesulit apapun itu. Hatimu adalah harta karun yang amat berharga, hingga harus dipertunjukkan pada orang lain.
Itulah sebabnya ia ditaruh di atas bantal beludru didalam sebuah kaca bening dan disebut...
Treasure Under Glass. Harta karun didalam kaca.
Banyak orang tidak menyadari bahwa hatinya adalah potensinya. Banyak yang tidak menyadari bahwa hatinya menentukan kualitas dan durasi kepemilikan penghargaan yang didapatnya. Sehingga ia menutupinya dengan kain kotor dan menaruhnya di pojok ruangan yang berdebu.
Berbanggalah kita pada diri kita jika kita yakin perbuatan kita selama ini layak untuk dijadikan jaminan keselamatan yang selalu dikhawatirkan orang tua kita.
Lega-lah kita terhadap jiwa kita bila kita yakin segala yang telah kita upayakan selama ini setidaknya sejalan dengan jalan mereka yang dijanjikan kemenangan.
Berbahagilah kita untuk batin kita bila kita yakin segala kesulitan yang pernah kita hadapi berhasil kita jadikan anak tangga peningkatan kualitas menuju yang patut dihargai orang.
Jika tidak?
Pikirkanlah, sudah berapa lama kita menghabiskan waktu untuk menjalani tindakan yang tidak mendukung kebesaran? Pandanglah wajahmu di cermin dan tanya, sudah berapa kali kulit ini berkembang dalam penuaan yang diisi dengan perjalanan menuju yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah keindahan bertindak yang lurus?
Jika ya?
Ingatlah bahwa tujuan mereka yang paling sering kita lihat ketika kita baru lahir terhadap benih kecil yang halus itu adalah agar benih itu tumbuh menjadi pohon besar nan rindang, yang daunnya dipakai orang untuk menaungi mereka, ketika hujan masalah mengguyur diri mereka sampai mereka basah dan kepayahan. Yang buah hasil dari pekerjaan tumbuhnya menjadi sumber pangan bagi mereka yang kesulitan.
Yakinlah bahwa Yang Maha Kuasa memberikan hak untuk berdoa meminta ampun kepada hambanya, ialah karena hambanya memiliki hak untuk berubah dan berhasil-dan Ia memiliki kuasa untuk merubahnya.
Pribadi yang mampu menarik serangga kemegahan dari kehebatan-Nya, hanyalah pribadi yang memiliki cahaya cukup terang. Dan cahaya paling terang berasal dari pengetahuan yang diolah didalam sebuah anugerah yang disebut, hati. Hati yang tak terbatasi oleh keinginan menyetujui hanya yang dikehendaki nafsunya. Hati yang sangat berharga untuk dipelihara.
Maka, bagi jiwa yang memahami, ia akan memindahkan hatinya dari pojok ruangan yang berdebu, membersihkannya, dan menaruhnya di tengah ruangan mewah. Dengan semangat ia membuka kain kotor yang selama ini menghindarinya dari pandangan orang. Sehingga di pagi hari ia mampu menyerap sinar-sinar kebahagiaan yang dipancarkan matahari. Menjadikannya pantas untuk dipamerkan. Menjadikannya cukup istimewa untuk menghantarkan pemiliknya menuju pintu yang mengagung-agungkan kemewahan.
Begitu berharga, sehingga ia patut ditunjukkan kepada jiwa yang melemah.
Because it's a...
"Treasure Under Glass".
(ADB)
Words for Today
Terkadang sehelai rambut yang tipis dan lembut itu dapat terlihat bukan hanya karena tidak ada yang sepanjang dirinya.
Tapi juga karena ada bantuan dari tangan yang lebih berkuasa untuk mengangkat topi yang menyelubunginya. (ADB)
Tapi juga karena ada bantuan dari tangan yang lebih berkuasa untuk mengangkat topi yang menyelubunginya. (ADB)
Words for Today
Kesuksesan pertama itu amat berharga.
Karena lambat laun ia akan mengecilkan dirinya untuk membantu kita menghasilkan kesuksesan-kesuksesan yang lebih besar nantinya, bagi mereka yang menyadari. (ADB)
Karena lambat laun ia akan mengecilkan dirinya untuk membantu kita menghasilkan kesuksesan-kesuksesan yang lebih besar nantinya, bagi mereka yang menyadari. (ADB)
Words for Today
Perubahan yang membawa kita menuju kebesaran, diawali dengan kesediaan kita untuk berhenti mengharapkan penghargaan yang didapat dari melakukan sesuatu yang telah mahir kita lakukan. (ADB)
Words for Today
Jika kita adalah dunia...maka watak dan perilaku kita-lah yang mewarnai pergerakannya.
Jika kita adalah dunia...maka keputusan kita yang mempengaruhi perkembangannya.
Jika kita adalah dunia...ketaatan terhadap yang lurus, adalah nama dari pemeliharaanya.(ADB)
Jika kita adalah dunia...maka keputusan kita yang mempengaruhi perkembangannya.
Jika kita adalah dunia...ketaatan terhadap yang lurus, adalah nama dari pemeliharaanya.(ADB)
Words for Today
Pelari marathon yang sedang berlari kencang menuju garis akhir yang diidam-idamkannya itu, memulai segalanya dengan ancang-ancang yang memantapkan proses larinya, dan mengawali langkah-langkah cepatnya dengan sebuah langkah kecil yang mungkin berat baginya. Namun, cara terbaik untuk memulai adalah dengan memulai.
Sehingga ia melupakan beratnya langkah demi mendapatkan kebesaran yang menyembuhkan bila ia berhasil. (ADB)
Sehingga ia melupakan beratnya langkah demi mendapatkan kebesaran yang menyembuhkan bila ia berhasil. (ADB)
Words for Today
Segala pencapaian kita di masa depan, diawali dari tekad kita yang kuat di masa kini, dengan dibekali oleh modal-modal berharga yang terlalu mahal untuk dilupakan di masa lalu.
Tidak ada balon besar yang tidak berawal dari balon kecil yang kempes. Pun tidak ada balon yang meletus, kecuali ia yang lupa batasan-batasannya. (ADB)
Tidak ada balon besar yang tidak berawal dari balon kecil yang kempes. Pun tidak ada balon yang meletus, kecuali ia yang lupa batasan-batasannya. (ADB)
Words for Today
Guru BUKANLAH pahlawan tanpa tanda jasa.
Karena murid-murid yang menyelesaikan pelajarannya dengan wajah riang adalah jelas. Seorang pemimpin negara, CEO sebuah perusahaan, dan para menteri yang hasil karyanya menyejahterakan itu adalah tanda yang jelas, bahwa gurunya dulu, telah berjasa.
Justru disebabkan sangat besarnya tanda itu, amat berharga untuk disematkan pada pakaian, terlalu penting untuk disimpan di lemari kaca, selama ini belum ada yang menyadarinya. (ADB)
Karena murid-murid yang menyelesaikan pelajarannya dengan wajah riang adalah jelas. Seorang pemimpin negara, CEO sebuah perusahaan, dan para menteri yang hasil karyanya menyejahterakan itu adalah tanda yang jelas, bahwa gurunya dulu, telah berjasa.
Justru disebabkan sangat besarnya tanda itu, amat berharga untuk disematkan pada pakaian, terlalu penting untuk disimpan di lemari kaca, selama ini belum ada yang menyadarinya. (ADB)
Tugas Pidato
Ini adalah tugas Bahasa Indonesia, yang saya pikir cocok untuk dijadikan WFT. Intinya ini tentang memberikan sambutan. Jadi, tujuan utamanya awalnya memang bukan untuk disini. But, kindly enjoy, think, and absorb.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Lama" adalah nama panggilan dari waktu oleh mereka yang belum, atau sedang merasakan. Ketika segalanya telah berlangsung, kita akan berpendapat lain. Terbukti dari perasaan banyak dari kita yang belum menyadari statusnya sebagai anak SMA yang telah lulus dan mengatakan, "Wah, sudah kelas tiga ya? Rasanya baru kemarin merasakan MOS."
Banyak dari kita yang belum menyadari, bahwa sekarang adalah saatnya untuk menginjak anak tangga kehidupan berikutnya. Saatnya untuk memantaskan diri, akan tanggung jawab yang lebih tinggi dan besar.
Pelari marathon yang sedang berlari kencang menuju garis akhir yang diidam-idamkannya itu, memulai segalanya dengan ancang-ancang yang memantapkan proses larinya, dan mengawali langkah-langkah cepatnya dengan sebuah langkah kecil yang mungkin berat baginya. Namun, cara terbaik untuk memulai adalah dengan memulai. Sehingga ia melupakan beratnya langkah demi mendapatkan kebesaran yang menyembuhkan bila ia berhasil.
Di penghujung kelas satu SMA, banyak yang mencapai puncak kekhawatirannya dengan keharusan memasuki jurusan yang tidak diinginkannya. Tapi kita harus tahu, bahwa jalan yang membawa kita menuju kenyamanan yang besar, adalah jalan yang nyaman itu sendiri. Sehingga, beberapa murid pindah agar ia mampu berdamai dengan dirinya.
Cara terbaik oleh Yang Maha Memperbaiki untuk meyakinkan hambanya bahwa cara-cara yang akan dipakainya bukanlah cara-cara yang akan membesarkannya, adalah dengan menggagalkan rencananya.
Waktu tidak merubah apapun kecuali yang terjadi selama waktu itu berjalan.
Kita melewati kelas dua dengan berbagai penyesuaian yang menguatkan kita untuk bertahan di kelas tiga. Setelah kita semua naik ke tingkatan terakhir di deretan pendidikan menengah, tibalah masanya bagi kita untuk mengeluarkan semua yang telah kita tampung selama 12 tahun dalam final showdown. Dan kita berhasil. Itulah sebabnya kita semua bisa berada di sini dengan perasaan lega.
Kemudian saya ingin menyampaikan satu hal, yang mungkin melawan pendapat yang santer terdengar selama berpuluh-puluh tahun. Sebuah pernyataan yang selama ini semua orang selalu setuju untuk tidak pernah tidak menyetujuinya.
Guru BUKANLAH pahlawan tanpa tanda jasa. Karena murid-murid yang menyelesaikan pelajarannya dengan wajah riang adalah jelas. Seorang pemimpin negara, CEO sebuah perusahaan, dan para menteri yang hasil karyanya menyejahterakan itu adalah tanda yang jelas, bahwa gurunya dulu, telah berjasa. Justru disebabkan sangat besarnya tanda itu, amat berharga untuk disematkan pada pakaian, terlalu penting untuk disimpan di lemari kaca, selama ini belum ada yang menyadarinya.
Mungkin itu dulu ya?
Jadi, yang ingin saya sampaikan adalah; segala pencapaian kita di masa depan, diawali dari tekad kita yang kuat di masa kini, dengan dibekali oleh modal-modal berharga yang terlalu mahal untuk dilupakan di masa lalu. Tidak ada balon besar yang tidak berawal dari balon kecil yang kempes. Pun tidak ada balon yang meletus, kecuali ia yang lupa batasan-batasannya.
"Aku melihat lalu aku lupa. Aku mendengar lalu aku ingat. Aku mengerjakan lalu aku paham"
(ADB)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Lama" adalah nama panggilan dari waktu oleh mereka yang belum, atau sedang merasakan. Ketika segalanya telah berlangsung, kita akan berpendapat lain. Terbukti dari perasaan banyak dari kita yang belum menyadari statusnya sebagai anak SMA yang telah lulus dan mengatakan, "Wah, sudah kelas tiga ya? Rasanya baru kemarin merasakan MOS."
Banyak dari kita yang belum menyadari, bahwa sekarang adalah saatnya untuk menginjak anak tangga kehidupan berikutnya. Saatnya untuk memantaskan diri, akan tanggung jawab yang lebih tinggi dan besar.
Pelari marathon yang sedang berlari kencang menuju garis akhir yang diidam-idamkannya itu, memulai segalanya dengan ancang-ancang yang memantapkan proses larinya, dan mengawali langkah-langkah cepatnya dengan sebuah langkah kecil yang mungkin berat baginya. Namun, cara terbaik untuk memulai adalah dengan memulai. Sehingga ia melupakan beratnya langkah demi mendapatkan kebesaran yang menyembuhkan bila ia berhasil.
Di penghujung kelas satu SMA, banyak yang mencapai puncak kekhawatirannya dengan keharusan memasuki jurusan yang tidak diinginkannya. Tapi kita harus tahu, bahwa jalan yang membawa kita menuju kenyamanan yang besar, adalah jalan yang nyaman itu sendiri. Sehingga, beberapa murid pindah agar ia mampu berdamai dengan dirinya.
Cara terbaik oleh Yang Maha Memperbaiki untuk meyakinkan hambanya bahwa cara-cara yang akan dipakainya bukanlah cara-cara yang akan membesarkannya, adalah dengan menggagalkan rencananya.
Waktu tidak merubah apapun kecuali yang terjadi selama waktu itu berjalan.
Kita melewati kelas dua dengan berbagai penyesuaian yang menguatkan kita untuk bertahan di kelas tiga. Setelah kita semua naik ke tingkatan terakhir di deretan pendidikan menengah, tibalah masanya bagi kita untuk mengeluarkan semua yang telah kita tampung selama 12 tahun dalam final showdown. Dan kita berhasil. Itulah sebabnya kita semua bisa berada di sini dengan perasaan lega.
Kemudian saya ingin menyampaikan satu hal, yang mungkin melawan pendapat yang santer terdengar selama berpuluh-puluh tahun. Sebuah pernyataan yang selama ini semua orang selalu setuju untuk tidak pernah tidak menyetujuinya.
Guru BUKANLAH pahlawan tanpa tanda jasa. Karena murid-murid yang menyelesaikan pelajarannya dengan wajah riang adalah jelas. Seorang pemimpin negara, CEO sebuah perusahaan, dan para menteri yang hasil karyanya menyejahterakan itu adalah tanda yang jelas, bahwa gurunya dulu, telah berjasa. Justru disebabkan sangat besarnya tanda itu, amat berharga untuk disematkan pada pakaian, terlalu penting untuk disimpan di lemari kaca, selama ini belum ada yang menyadarinya.
Mungkin itu dulu ya?
Jadi, yang ingin saya sampaikan adalah; segala pencapaian kita di masa depan, diawali dari tekad kita yang kuat di masa kini, dengan dibekali oleh modal-modal berharga yang terlalu mahal untuk dilupakan di masa lalu. Tidak ada balon besar yang tidak berawal dari balon kecil yang kempes. Pun tidak ada balon yang meletus, kecuali ia yang lupa batasan-batasannya.
"Aku melihat lalu aku lupa. Aku mendengar lalu aku ingat. Aku mengerjakan lalu aku paham"
(ADB)
Langganan:
Postingan (Atom)