Minggu, 25 Juli 2010

Tugas Pidato

Ini adalah tugas Bahasa Indonesia, yang saya pikir cocok untuk dijadikan WFT. Intinya ini tentang memberikan sambutan. Jadi, tujuan utamanya awalnya memang bukan untuk disini. But, kindly enjoy, think, and absorb.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Lama" adalah nama panggilan dari waktu oleh mereka yang belum, atau sedang merasakan. Ketika segalanya telah berlangsung, kita akan berpendapat lain. Terbukti dari perasaan banyak dari kita yang belum menyadari statusnya sebagai anak SMA yang telah lulus dan mengatakan, "Wah, sudah kelas tiga ya? Rasanya baru kemarin merasakan MOS."

Banyak dari kita yang belum menyadari, bahwa sekarang adalah saatnya untuk menginjak anak tangga kehidupan berikutnya. Saatnya untuk memantaskan diri, akan tanggung jawab yang lebih tinggi dan besar.

Pelari marathon yang sedang berlari kencang menuju garis akhir yang diidam-idamkannya itu, memulai segalanya dengan ancang-ancang yang memantapkan proses larinya, dan mengawali langkah-langkah cepatnya dengan sebuah langkah kecil yang mungkin berat baginya. Namun, cara terbaik untuk memulai adalah dengan memulai. Sehingga ia melupakan beratnya langkah demi mendapatkan kebesaran yang menyembuhkan bila ia berhasil.

Di penghujung kelas satu SMA, banyak yang mencapai puncak kekhawatirannya dengan keharusan memasuki jurusan yang tidak diinginkannya. Tapi kita harus tahu, bahwa jalan yang membawa kita menuju kenyamanan yang besar, adalah jalan yang nyaman itu sendiri. Sehingga, beberapa murid pindah agar ia mampu berdamai dengan dirinya.

Cara terbaik oleh Yang Maha Memperbaiki untuk meyakinkan hambanya bahwa cara-cara yang akan dipakainya bukanlah cara-cara yang akan membesarkannya, adalah dengan menggagalkan rencananya.

Waktu tidak merubah apapun kecuali yang terjadi selama waktu itu berjalan.

Kita melewati kelas dua dengan berbagai penyesuaian yang menguatkan kita untuk bertahan di kelas tiga. Setelah kita semua naik ke tingkatan terakhir di deretan pendidikan menengah, tibalah masanya bagi kita untuk mengeluarkan semua yang telah kita tampung selama 12 tahun dalam final showdown. Dan kita berhasil. Itulah sebabnya kita semua bisa berada di sini dengan perasaan lega.

Kemudian saya ingin menyampaikan satu hal, yang mungkin melawan pendapat yang santer terdengar selama berpuluh-puluh tahun. Sebuah pernyataan yang selama ini semua orang selalu setuju untuk tidak pernah tidak menyetujuinya.

Guru BUKANLAH pahlawan tanpa tanda jasa. Karena murid-murid yang menyelesaikan pelajarannya dengan wajah riang adalah jelas. Seorang pemimpin negara, CEO sebuah perusahaan, dan para menteri yang hasil karyanya menyejahterakan itu adalah tanda yang jelas, bahwa gurunya dulu, telah berjasa. Justru disebabkan sangat besarnya tanda itu, amat berharga untuk disematkan pada pakaian, terlalu penting untuk disimpan di lemari kaca, selama ini belum ada yang menyadarinya.

Mungkin itu dulu ya?

Jadi, yang ingin saya sampaikan adalah; segala pencapaian kita di masa depan, diawali dari tekad kita yang kuat di masa kini, dengan dibekali oleh modal-modal berharga yang terlalu mahal untuk dilupakan di masa lalu. Tidak ada balon besar yang tidak berawal dari balon kecil yang kempes. Pun tidak ada balon yang meletus, kecuali ia yang lupa batasan-batasannya.

"Aku melihat lalu aku lupa. Aku mendengar lalu aku ingat. Aku mengerjakan lalu aku paham"

(ADB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar